Chapter 1 { Permulaan }

60 25 3
                                    

Pagi yang cerah disalah satu sekolah menengah swasta bandung. Siswa dan siswi memasuki gerbang sekolah dengan seragam rok dan celana kotak kotak jingga dipakai mereka yang dipadukan dengan seragam putih dibagian atasnya, berbagai macam model ransel dipakai dipunggung mereka.

"Pak kiri kiri!"
Seorang siswi berteriak didepan gerbang sekolah menghentikan angkutan umum yang dia naiki. Kaki pendeknya yang dibalut sepatu compas hitam putih berkaus kaki putih yang membalut betisnya menuruni angkutan umum itu kemudian memberikan uang ongkos pada sang supir.

"Ini pak, makasih ya pak"
Senyuman manis siswi itu mengembang lebar saat melihat papan nama sekolah diatas gerbang sekolahnya.

"Oke, Balqis semangat kudu bisa!"
Baheera Balqis nama siswi tersebut, siswi berambut coklat sebawah bahu dengan poni menutupi keningnya. Memiliki kulit putih berbadan mungil. Dia adalah siswi kelas XI yang selalu mendapat peringkat ke 3 seangkatannya. Prestasinya tidak pernah naik melebihi peringkat 3 karna 2 pesaing berat dikelasnya, meskipun begitu Balqis masih bersyukur karna prestasinya tidak terlalu buruk disekolah, setidaknya balqis masih bisa membuat bangga kedua orangtuanya.

Langkah kaki ringan Balqis memasuki gedung sekolahnya. Siswa dan siswi sekolah berlalu lalang dikoridor sekolah, beberapa anak lelaki berlarian dengan canda gurau mereka.

Balqis salah satu murid teladan disekolah yang selalu menjaga sopan santunnya didepan guru, setiap dia berpapasan dengan guru Balqis selalu menyapa mereka dengan sopan tak lupa dia selalu mencium tangan setiap guru yang ditemui nya.

Balqis meniup poni rambutnya sebelum memasuki kelasnya yang sudah gaduh oleh teman temannya.

"Pagi Balqis" salah satu temannya menyapa.

" Pagii, hari ini gak ada PR kan?" Balqis duduk dibangkunya sambil menyimpan tas ransel miliknya dibawah kursi.

"Ada Matematika, masa lupa" Celetuk temannya yang lain jahil.

"Seriusan lo??" Balqis terperanjat dari tempat duduknya seingatnya semalam saat merapihkan buku mata pelajaran tidak ada tugas sama sekali.

"Tapi bohong hahahaa ekspresi lo lucu banget qis"

Seisi kelas tertawa melihat ekspresi terkejut Balqis yang benar benar serius karena guru matematika nya sangat killer.

"Sialan! Ngareuwasken ihh"
Balqis mengusap dadanya yang berdegup kencang sambil menggelengkan kepalanya saking terkejutnya.

Okay matematika salah satu mata pelajaran terlemahnya, Balqis lebih unggul dalam pelajaran bahasa dan pelajaran umum lainnya, bukan tidak bisa tapi Balqis hanya terkadang sulit mencerna rumus-rumus yang membuat kepalanya pusing.

Belum sempat Balqis kembali duduk manis dibangkunya salah satu temannya berlari masuk kedalam kelas dengan heboh.

"Heiii guys guys!!! ada murid baru ganteng pisan sumpah! dikelas sebelah" Hana teman dekat Balqis yang paling heboh memasuki kelas dengan antusias.

Teman-teman perempuan Balqis yang lain ikut antusias mendengar ucapan Hana.
"Ciyusan na? OMG! dikelas sabaraha?" Pekikan teman teman Balqis membuat Balqis antusias kemudian ikut menimbrungi mereka.

"Dikelas XI A, arghh kenapa gak dikelas kita aja sih padahal lumayan buat cuci mata bosen ninggali pamenteu belewuk tiap hari" Sindir Hana menyindir teman teman laki laki dikelasnya.

"Wehh sembarangannn, gini gini kita anak band banyak fans nya tau" Protes anak anak lelaki sambil menepuk dadanya bangga.

"Ya ampun, pasti ada yang salah dimata mereka kalo gitu" Hana menimpali ucapan para anak lelaki yang disambut gelak tawa teman teman perempuan dikelasnya.

"Serius dia se ganteng itu na?" Balqis bertanya sambil menatap Hana antusias.

"Serius sumpah qis ganteng abisss! pokoknya aku yakin dia cowok terganteng seangkatan kita"

Balqis membulatkan mulutnya penasaran dengan sosok murid baru yang dimaksud Hana.
"Okay istirahat pokoknya kita liat ke kelas sebelah ya?? aku penasaran banget seganteng apa sih dia"

"Setuju banget! pokoknya kamu harus liat qis"
Hana menggandeng lengan Balqis menuju bangku mereka sambil melompat lompat membayangkan murid baru yang dilihatnya tadi.

.

.

.

Bel sekolah berdering tanda jam istirahat telah tiba. Seluruh siswa dan siswi keluar dari kelas masing masing. Begitupun dengan Balqis dan Hana yang sudah bersiap akan keluar dari kelas, namun salah seorang siswi menghentikan langkahnya.

"Balqis, bisa ke ruang osis nda? kita ada rapat dadakan buat program osis yang baru"

Balqis dan Hana saling bertatapan sebelum balqis menjawab. "Harus sekarang banget kak?" Balqis sedikit merasa tak enak karna sudah janji untuk mengintip kelas sebelah dengan Hana.

"Iya cuma sebentar buat pengumuman aja, bisa ya?"

Balqis menatap Hana dengan senyuman tak enak seakan mengatakan 'Maaf'.
"Yaudah sana qis pergi aja, aku tunggu dikantin ya"
Hana menepuk bahu balqis sebelum berjalan duluan menuju kantin.

"Yaudah kak, sebentar aja kan? laper kak" Balqis cemberut sambil mengusap perutnya. Mereka berdua berjalan beriringan sambil berbincang menuju ruang osis dilantai satu.

Tanpa disadari Balqis, dia tak sengaja berpapasan dengan si ganteng murid baru yang dimaksud Hana saat menuruni anak tangga.

Cowok bertubuh tinggi dengan rambut hitam yang dijambul pendek, memiliki garis mata yang tajam. Senyumannya membuat perempuan yang melihatnya meleleh.

Dia adalah Abby ElHabashy murid pindahan dari Jakarta karena pekerjaan orangtua yang ditugaskan dibandung, membuat Abby harus ikut pindah dan menetap dibandung.

Sebetulnya abby sudah sering bolak balik bandung untuk menjengkuk neneknya, jadi disaat dia pindah seperti sekarang, Abby tidak perlu lagi beradaptasi dengan lingkungan disini karena sudah terbiasa.

Hari pertama disekolahnya Abby langsung tertarik dengan olahraga basket dia berencana akan masuk kedalam club basket yang ditawarkan langsung oleh Alshad si ketua osis.

"Udah boleh gabung hari apa kak?"
Abby bertanya pada Alshad yang menjadi tour guide nya hari ini mengenalkan ruangan dan beberapa kegiatan ekstrakulikuler disekolahnya.

"Besok sore selesai kelas gua tunggu dilapangan basket jangan telat ya, oh iya panggil nama aja Alshad biar lebih akrab bro" Alshad menepuk bahu Abby yang memiliki postur tubuh lebih tinggi darinya, langkah mereka hampir sampai dikelas XI A kelasnya Abby.

"Ah oke shad, gua usahain gak telat"

"Oke, gua cabut dulu ya ada rapat osis, kelas lu masih inget kan? yang ujung semoga betah sekolah disini bro"

"Ok Thank you shad"

Alshad mengacungkan jempolnya sebelum berbalik meninggalkan lantai kelas XI menuju ruangan osis dilantai bawah.

Abby mengalihkan pandangannya kearah papan nama diatas pintu kelasnya yang bertuliskan 'Kelas XI A'. Nafasnya berhembus panjang sebelum memasuki kelas.

'Welcome disekolah baru bi' Gumamnya pada diri sendiri.

Bersambung........

.

.

*Kosa kata bhs.sunda*
-Kudu bisa: harus bisa
-ngareuwaskeun: bikin kaget aja
-Kelas sabaraha: kelas berapa
-bosen ningali pamenteu belewuk: Bosen liat wajah kucel/kusam.

 Jangan lupa Vote dan Follow yaa!!!

Hujan Menyatukan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang