Chapter 3 { Perkenalan }

33 23 1
                                    

Pagi yang cerah menyambut Balqis pagi ini, seperti biasa dia pergi ke sekolah dengan angkutan umum. Balqis berjalan menuju pemberhentian angkutan umum dipertigaan kompleks rumahnya.

Dibelakangnya Abby berjalan dengan ransel yang dia sampirkan dibahu kanannya. Abby memakai seragam olahraga sekolah yang sama dengan Balqis, hari ini adalah jam pelajaran olahraga.

Balqis yang merasa seperti diikuti dia menoleh kebelakang dan menemukan Abby dibelakangnya. "Hey, berangkat sekolah?" Balqis menyapa dengan sedikit terkejut.

Abby mengangguk dengan senyumannya. Sumpah demi apapun Balqis bisa meleleh saat itu juga ketika melihat senyuman maut itu. "Naik angkot juga?" Abby bertanya sambil mensejajarkan langkahnya dengan Balqis.

Balqis mengangguk sambil menyelipkan rambut coklatnya kebelakang telinga. Balqis belum menyadari baju olahraga yang dipakai Abby sama dengannya.

"Kamu juga naik angkot?" Balqis memberanikan diri bertanya sambil melihat wajah tampan Abby dari samping.

"Iya motor gua belum bisa dipake, naik motor pasti lebih cepet sih" Abby membayangkan naik angkot memang lebih lama dari naik motor, apalagi kalau macet.

"Gitu toh, enak ya kalo punya motor kemana mana jadi gak susah" Balqis dan Abby berhenti dipertigaan menunggu angkutan umum yang melintas.

"Ada plus minusnya juga sih, punya motor enak mau kemana-mana gampang cuma harus siap ngurusnya juga"

"Ah jajannya banyak juga ya?" 

"Nah iya, motor juga perlu jajan kan" 

"Jajan oli? hihii" Balqis terkikik kecil karena ucapannya sendiri.

Abby hanya tersenyum kemudian menghentikan angkot didepan mereka lalu mereka berdua naik kedalam angkutan umum dan duduk bersebelahan.

"Kamu ngerti bahasa sunda ngga? kamu dari jakarta kan?" Obrolan itu masih berlanjut saat mereka duduk berdampingan diangkot.

"Gua udah sering ke bandung kok, bolak balik bandung jengukin nenek, jadi dikit dikit udah paham lah bahasa sunda" Abby memperhatikan jalanan yang mereka lintasi.

"Oh ya? nenek kamu tinggal didaerah mana?"
Balqis tak menghindarkan tatapannya dari Abby.

"Gak jauh dari kompleks rumah kita kok, cuma beda kompleks aja, "Kiri mang"
Abby menepuk pintu angkot menghentikan angkot didepan gedung sekolah mereka.

"Ayo, gak turun?" Abby turun dari angkot lebih dulu.

"Loh emang kita se-"

Kata-kata Balqis terhenti karena baru sadar kalau angkutan umum itu berhenti tepat didepan sekolahnya. Matanya melotot melihat seragam olahraga yang dipakai Abby yang sama seperti miliknya.

Balqis segera turun dari angkot dan melihat Abby dengan tatapan horor.
"Jadi kamu!!!" Balqis menunjuk baju yang dikenakan Abby.

"Ada yang aneh?" Abby mengangkat tangannya kebingungan.

"Neng ongkosnya" 

"Ah i-iya maaf pak" Balqis merogoh isi tasnya hendak mengambil dompet miliknya tapi Abby lebih dulu membayarkan ongkos Balqis.

"Makasih ya mang" Ucap Abby pada supir angkot yang mereka tumpangi. Abby membalikan badannya tanpa sepatah kata berjalan lebih dulu masuk ke gerbang sekolahnya.

"Hey heyy kenapa kamu yang bayar! ini ongkos angkot aku" Balqis mengejar Abby yang beberapa langkah sudah jauh didepannya.

"Udah simpen aja, buat jajan" Abby tertawa kecil sambil menyapa beberapa temannya yang berpapasan dengannya.

Hujan Menyatukan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang