Chapter 10 { Abby POV : 1 }

42 7 2
                                    

Abby El-Habsyi pria tinggi berwajah tampan itu tiba di Bandung pukul 12 malam. Hari ini adalah hari kepindahannya  dari Jakarta mengikuti pekerjaan ayahnya yang banyak membangun rumah makan di Bandung. Karena intensitas pekerjaan ayahnya lebih banyak di Bandung membuat keluarganya mau tidak mau harus pindah.

Begitupun dengan sekolah Abby yang harus ikut pindah. Abby akan langsung berangkat ke sekolah barunya besok.

Mobil ayah abby terparkir dirumah barunya. Abby segera keluar dari mobil kemudian membantu orangtuanya mengeluarkan koper dari bagasi mobilnya.

Bantal leher terlihat masih melingkar dilehernya. Abby membawa satu per satu koper miliknya dan orangtuanya masuk kedalam rumah. Barang-barang berat lain baru bisa sampai besok sore.

"Besok truk pindahan baru bisa sampe bun" Ayah Abby berucap seraya mengeluarkan sisa barang didalam mobil.

"Iya yang penting baju dulu, abby diatas udah ada kasur, kamarnya udah dibersihin sama pak marjuki, tidur lebih awal ya besok hari pertama sekolah" Bunda nya memperingatkan Abby supaya tidak bergadang.

"Iya bun, kalo gitu abby ke atas dulu ya"
Abby membawa kopernya sendiri naik ke lantai atas kamarnya berada. Abby inginnya bolos dulu besok tapi ini hari pertamanya, abby harus menunjukan kesan dihari pertamanya bukan.

Abby melepas bantal lehernya seraya berjalan menuju jendela kamarnya. Abby hendak menutup gorden jendelanya saat melihat seorang perempuan dijendela rumah tetangganya tengah berjoged ria dengan wajah memakai masker. Abby bergidik ngeri melihat ada orang se aneh itu, bayangkan menari ditengah malam dengan gorden masih terbuka ditambah wajah yang putih penuh dengan masker. Iihh

Tanpa pikir panjang abby segera menutup gorden jendelanya kemudian melompat keatas tempat tidurnya. hhh abby harus tidur lebih awal agar besok tidak kesiangan.

~oOo~

Keesokan paginya Abby berangkat sekolah pagi-pagi sekali diantar oleh ayahnya sebelum berangkat bekerja. Abby melihat gerbang sekolah barunya, dia berharap bisa beradaptasi dengan cepat karna abby termasuk anak yang sulit bergaul.

Abby berjalan ke ruang guru menemui guru kelasnya. Ada seorang siswa yang diperintahkan oleh guru kelasnya untuk membawa abby berkeliling melihat bagaimana situasi dan kondisi sekolah barunya.

Entah iya atau tidak abby merasa diperhatikan oleh setiap siswi disekolah barunya ini begitu abby melangkahkan kaki keluar dari ruang guru. Apa ada yang aneh? batinnya.

Abby tidak menyadari bahwa mereka memperhatikan Abby karena mengagumi wajah tampannya.

"Lo abby kan? gua Alshad ketua osis yang disuruh nemenin lo keliling"
Alshad mengulurkan tangannya kearah abby yang langsung disambut oleh Abby.

"Abby, salam kenal sorry ya gua udah ganggu waktu lo" Ucapnya sedikit tidak enak.

"Oke, nyantai aja udah jadi tugas gua, kuy" Alshad berjalan lebih dulu didepan Abby. Dia mengenalkan beberapa ruangan penting sekolahnya pada Abby, hingga beberapa ruang ekstrakulikuler.

Abby dan Alshad menaiki anak tangga berniat ke lantai atas menuju ruang kelas Abby. Diperjalanan tanpa Abby ketahui dia berpapasan dengan perempuan yang tadi malam berjoged ria dengan wajah memakai masker wajah berwarna putih yang memenuhi wajahnya.

Hari pertama datang ke sekolahnya Abby langsung tertarik dengan olahraga basket dia berencana akan masuk kedalam club basket yang ditawarkan langsung oleh Alshad si ketua osis.

"Udah boleh gabung hari apa kak?"

Abby bertanya pada Alshad yang tadi sudah mengenalkan ruangan dan beberapa kegiatan ekstrakulikuler disekolahnya.

Hujan Menyatukan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang