Chapter 9 { Camping : 3}

33 8 1
                                    

Pagi ini Orangtua Abby dan Balqis tiba diperkemahan. Mereka bertiga mengobrol dengan guru sekolah Balqis dan Abby.

Mama Balqis sudah menangis saat mendengar anaknya hilang dihutan.
"Hiks.. tolong cari anak saya"

Ibunya Abby merangkul bahu Balqis menenangkannya.
"Balqis pasti ketemu bu, sabar ya dia pasti sama abby sekarang"

"Kalo gitu saya ikut nyari sekarang juga menyusul tim yang lain" Ucap ayah Abby.

"Baik kalau begitu sebaiknya ibu balqis dan ibu abby menunggu saja, untuk jaga2 supaya kalau abby dan balqis sudah kembali bisa menghubungi kami"
Kedua ibu itu mengangguk mengiyakan ucapan kepala sekolah.

Ayah Abby segera berangkat bersama tim baru untuk menyusul tim pertama yang sedang mencari Abby dan  Balqis.

Echa dan kawan-kawanya saling berbisik.
"Gimana dong, kalo mereka tau kita penyebab hilangnya Balqis"

Echa membungkam mulut kedua temannya. "Denger ya gaada yang boleh buka suara, bukan salah kita, salah dia yang gak tau jalan" ucap Echa mengancam, kedua temannya itu untuk tidak mengatakan apapun. Kedua temannya itu hanya mengangguk pasrah.

- - -

Abby dan Balqis kembali berjalan menyusuri hutan. ini hari kedua mereka menyusuri hutan. Balqis berjalan mengikuti langkah Abby didepannya.

'Balqis!!!!' ' Abby!!!!'

Abby berhenti berjalan.
"kamu denger itu? kayak ada orang manggil kita" Ucapnya sambil mendengarkan dengan tajam.

'Abbyy!! Balqis!!!' 

Balqis dan Abby saling menoleh berhadapan. Senyuman keduanya tersungging dengan lega.

Balqis dan Abby berlari kearah sumber suara. Keduanya sangat lega akhirnya ada orang selain dirinya disini.

"Kita disinii!!!!! Oiiii!!!"  Abby berteriak dengan keras.

"Kita disinii!!!!" Balqis juga ikut berteriak.

Mereka berdua melambaikan tangannya saat melihat beberapa orang berdiri diatas tebing.

"Pak itu mereka pak!"  Pak rojali menunjuk Abby dan Balqis yang berada dibawah tebing.

Pak komar menyuruh ahli tim untuk turun dan membantu Balqis dan Abby naik keatas.

Ahli tim pencari memasang tali pada batang pohon kemudian mengikatkan tali tersebut pada pinggang salah satu dari mereka.

Kemudian Balqis dan Abby satu persatu diangkat keatas oleh tim. Mereka berdua sangat lega akhirnya bisa keluar dari hutan.

"Kalian gapapa kan?" Pak komar bertanya pada Abby dan Balqis.

"Kita gapapa kok pak" Abby menjawab pertanyaan guru mereka itu. Hanya satu yang mereka rasakan....
.
.
'Lapar...'
.
.
Seluruh siswa dan siswi heboh saat mengetahui Abby dan Balqis sudah ditemukan.

Kedua orangtua Balqis dan Abby beserta guru. Memperhatikan Abby dan Balqis yang sedang makan dengan lahap, mereka menghabiskan masing-masing 2 mangkuk mie instan.

"Ahhh kenyangg"  Abby mengusap perutnya. Balqis juga sudah selesai dia mengusap mulutnya yang terkena kuah mie.

Ayah abby sampai menggelengkan kepalanya. Dan menjewer telinga anaknya. "Yang sopan kamu bbi" Ucapnya melihat tingkah putra tunggalnya itu.

"Aw! Kita udah dua hari gak makan ayah maklum dong" Ucap Abby protes dia mengusap telinganya yang dijewer.

"Iya pak tidak apa2 kok, Syukurlah Abby dan Balqis bisa bertahan, kalau kita telat sedikit aja bisa bisa mereka gak ditemukan" Ucap pak komar memaklumi.

Hujan Menyatukan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang