Chapter 8 { Camping : 2 First Kiss }

42 21 1
                                    

Alshad dan yang lain sudah mencari Balqis memastikan kalau dia memang tidak ada diarea perkemahan.

Alshad mengusap wajahnya cepat, rasa cemas menyergapnya.

"Gimana ini pak, Balqis beneran hilang" ucapnya pada guru pembina osis yang juga sedang bicara pada orang didaerah sana yang hafal rute hutan.

"kita tenang dulu sampai matahari terbit kalo balqis belum balik juga kita cari dia susuri hutan, bapak juga udah minta bantuan dari orang sekitar"

Alshad merasa menyesal sudah membiarkan Balqis satu pos dengan Echa, kalau dengannya pasti dia tidak akan membiarkan Balqis sendirian Balik ke tenda.

"Apa kita perlu telepon orangtua Balqis pak?" Tanya Alshad.

"Jangan dulu kita tunggu sampai Balqis benar benar gak balik, baru kita telepon" Gurunya itu tidak ingin sampai orangtua Balqis cemas sedangkan Balqia belum tentu hilang.

oOOo

"Balqis!!!" Abby terus berteriak memanggil nama Balqis. Abby merasa dirinya semakin masuk ke pedalaman, terbukti daun daun yang dia lewati berbeda dengan daun yang sebelumnya pernah dia lewati.

'Hiks.' Samar-samar abby mendengar suara isakan seseorang.

"Balqis???!!" Abby berlari kearah sumber suara. Dia melihat Balqis sedang memeluk lututnya sambil menangis.

"Ya ampun, Balqis!!" Abby segera menghampiri sosok itu yang juga menoleh kearahnya.

"Abby! hiks " Balqis langsung berlari dan memeluk tubuh Abby dengan sangat erat.

"Kamu kemana aja Qis, aku cari cari kamu, kenapa kamu bisa nyasar kesini" Abby mencecar Balqis dengan pertanyaan. Namun Abby sangat lega Balqis sudah ketemu.

Balqis menggeleng dengan kuat dipelukan Abby. Sebetulnya Balqis dikejar sesuatu sampai dia masuk kedalam hutan sedalam ini. Balqis tidak mau membahasnya lagi karna ketakutan. Dia sangat bersyukur Abby adalah orang yang mencarinya.

Abby mengusap lembut rambut Balqis, Abby tau kalau Balqis masih ketakutan.

Langit mulai terlihat cerah. Sepertinya matahari sudah akan terbit. Lama mereka berpelukan sampai Abby berbicara.

"Ayo jalan, kita harus kembali ke perkemahan sebelum semuanya khawatir"
Balqis mengangguk dipelukan Abby.

Dia memeluk lengan Abby, Balqis sudah satu jam terjebak dihutan dan dia tak ingin ditinggalkan lagi.

Abby dan Balqis berjalan menyusuri hutan dengan Balqis yang memegangi tangannya.

"Abby, gimana kalo kita nyasar" Tanya Balqis bercicit ketakutan.

"Gak akan, tenang aja, gua hafal kok jalannya" Ucap Abby walaupun dia tidak yakin karna jujur saja dia asal berlari tanpa arah saat kesini.
.
.
.
.

Matahari naik semakin tinggi hingga menembus sela sela pohon besar ditengah hutan. Sudah beberapa jam berlalu abby dan balqis berjalan menyusuri hutan.

"Abby kamu yakin hafal jalannya? aku rasa kita udah muter muter disini dari tadi" Balqis menyadari mereka sudah melewati pohon besar disebelahnya beberapa kali.

Abby menghela nafas dia juga merasa begitu, tapi dia tidak ingin putus asa.
"Kita coba sekali lagi, kali ini lewat sini"
Abby berjalan duluan dengan rute yang berbeda dari sebelumnya.

Balqis dibelakangnya hanya mengikutinya dengan pasrah. Balqis menggulung rambutnya cuaca terasa semakin panas. Balqis melepas jaketnya kemudian mengikatnya dipinggang.

Abby juga sudah menyampirkan jaketnya dibahu dengan keringat mengalir dipelipisnya.

Tanpa mereka ketahui, mereka melangkah semakin jauh dari daerah perkemahan mereka dan masuk semakin dalam ke hutan.

Hujan Menyatukan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang