"Lisa, bangun!" Jimin mengguncang tubuh Lisa, hingga gadis itu terbangun paksa lalu merenggangkan tubuh lantas duduk di tepi ranjang.
Lisa mengucek mata sambil menatap Jimin yang tangkas memasukkan baju-bajunya dari lemari ke dalam koper. "Hah? Jimin, kenapa kau disini?"
"Ceritanya panjang, ayo sekarang pergi."
Lisa menggeleng bingung. "Setidaknya ceritakan garis besarnya."
Jimin menegakkan tubuh. "Ayo, sekarang kita kembali ke kota. Tidak perlu mandi."
"Apa?"
Jimin menggeret koper, "Ayo Lisa."
"Tapi Jungkook?"
"Jungkook sudah pergi."
Lisa mengerutkan dahi. "Dia meninggalkanku?"
"Nanti akan aku ceritakan Lisa, sekarang ayo pergi."
Lisa mengagguk ragu, ia melepas sandal hotel kemudian meletakkannya di samping ranjang, gadis itu mengambil sisir, setidaknya ia harus menyisir rambut walau tidak mandi, lantas keluar kamar bersama Jimin yang menggeret koper.
×+×
"Sekarang apa?" Lisa bertanya menatap Jimin dengan tangan yang disilangkan di depan dada.
Sepintas Jimin melirik lewat kaca spion. "Kau pasti tidak akan percaya."
Lisa mendengus, "Cepat, Jimin. Atau aku akan merajuk."
Jimin mendengus, mengganti gigi mobilnya untuk berbelok pada persimpangan jalan. "Jungkook ditangkap."
"Hah?"
"Jungkook ditangkap, Lisa. Tadi pagi aku mendapat telepon dari pusat perhubungan bahwa pemimpin perusahaan tengah diselidiki oleh aparat penyidik."
"Kau jangan sembarangan jika bicara. Memangnya apa salah Jungkook?" Gadis itu menggeleng tidak percaya.
Jimin mendesah pelan. "Sudah kubilang." Ia menginjak rem, di depan zebra cross tepat di lampu merah. "ceritanya panjang, tapi intinya, Jungkook ditangkap karena saham yang ia tanam pada perusahaan ilegal. Nanti, setelah sampai kau mandi, lalu kita bergegas ke kantor pusat."
"Kantor polisi?"
"Bukan." Jimin menegaskan.
Lisa berhela. "Baiklah. Tapi Jim, bukankah Jungkook pernah bilang bahwa ia tidak pernah menanam saham apa pun?"
Jimin mengagguk. "Aku juga lihat begitu."
Tatapan Lisa menyayu. "Aku rasa Jungkook pria yang baik."
Jimin menoleh, lampu masih lama berubah hijau. "Baik bagaimana?"
"Ya, maksudku, dia orang yang baik-baik. Perilakunya juga seperti orang berpendidikan bukan golongan tikus berdasi, walau wajahnya tidak mendukung."
"Aku juga pikir begitu. Tapi, kau ingat pepatah don't judge a book by its cover? atau 'sepandai-pandai orang menyimpan kebusukan, pasti akan tercium juga?' Lah, mungkin itu, sekarangkan sedang marak jaglon tersebut dipakai di dunia politik."
Lisa manggut-manggut, matanya menatap seberang kaca mobil. "Tapi," ia mengusap dagu. "apa kau pikir tidak ada yang janggal?"
KAMU SEDANG MEMBACA
With || Lizkook✔
FanfictionFrom here we are begin. Stared : 05022020 Finished : 26022020