Duabelas: Ketapel.

2.7K 417 16
                                    

Day 1.
At cafe, 1.27 PM.

"Benarkah?"

Senyum Lisa mengembang sempurna, jejeran pagar putih di dalam mulutnya tampak, ia mengagguk antusias membalas, "Iya, dua tahun setengah aku di sini."

"Woaa." Chaeyoung bertepuk tangan kecil. "kau termasuk anak cerdas, kalau mau boleh bekerja di perusahaanku."

Lisa menggeleng, meraih cangkir hijau berisi kopi kemudian menyesapnya. "Is not me, really sorry i 'am had enjoy this job."

Chaeyoung mengagguk sambil terkekeh pelan. "Ya, memang susah melepas yang sudah kita nikmati, bukan?"

Lisa mengagguk membenarkan.

"Kau juga tipikal orang yang pandai mendebat, ya?"

"Ah, tidak juga."

"Buktinya aku sempat memperhatikan kalian saat membicarakan soal nobel ekonomi."

"Benarkah?"

"Maaf, aku menguping."

Lisa mengibaskan tangan tidak apa, gadis itu kembali meraih cangkirnya.

"Kau tau, Jungkook semasa yang aku kenal adalah orang pekerjakeras." Chaeyoung menyandarkan tubuh, pada sandaran kursi. "dia juga sosok yang dikagumi banyak orang, namun semenjak isu ini menyebar, satu-per-satu meninggalkannya dan membencinya."

"Termasuk kau?" Sargah Lisa.

Chaeyoung menggeleng pelan, menatap Lisa. "Tidak tau. Kalau kau?"

"Aku? Menurutmu bagaimana, apa kelihatannya begitu?"

Chaeyoung memiringkan kepalanya. "Kupikir tidak."

"Perlu kau tau, ini bukan sekadar kasus bodong atau ilegal loging, melainkan kasus pengalihan isu."

Chaeyoung menegakkan tubuh, alis gadis itu bertaut membentuk beberapa lipatan dahi yang tidak kentara. "Maksudmu?"

"Kau pasti tau soal isu kilang minyak? Aku tau kau golongan orang seperti Jungkook, 'kan? Itu maksudku, aku yakin ada pihak ketiga yang berperan sebagai dalang, mereka menggunakan Jungkook sebagai boneka-nya untuk menelusup ke dunia luar, dan jika dunia luar sudah menyadari kehadiran Jungkook, dalang tersebut cukup masuk ke 'ruang rahasia dunia luar' seperti penyelinap."

Chaeyoung kembali memiringkan kepalanya. "Tapi, mengapa harus Jungkook?"

Lisa menghela. "Jungkook itu orang tinggi, jabatannya besar, namanya dikenal banyak orang, dijadikan dewa dalam tabel nominal. Dengan alasan itu, Si Dalang dapat memakai nama Jungkook untuk menyelinap masuk tanpa diketahui siapa pun karena Si Dalang tersebut menggunakan dalih sebagai penanam saham, jika perusahaan Si Dalang sudah berdiri, maka Si Dalang akan membuka topeng yang menutupi wajah Jungkook pada dunia untuk menutupi jejak, finally nama Jungkook buruk dan dia masuk penjara."

Chaeyoung diam sejenak lalu mengagguk. "Sad boy." Ia meraih cangkirnya, "lantas apa maksudmu soal peralihan isu?"

"Kau pasti tau lagi soal Jungkook debat dalam acara perebutan saham?"

Chaeyoung mengangguk.

"Aku pikir, itu pokok masalahnya. Di sana jaminannya adalah PT Minyak Bumi yang memberi saham dengan cara mau bekerja sama pada suatu perusahaan jika salah seorang pemimpin dapat memenangkan. Kau juga tau lawan debat Jungkook, 'kan? Tuan Song Kyu Hyun, aku lihat dia sangat berambisi sekali untuk mengalahkan Jungkook, terlihat jelas dari tatapan dan gelagatnya, juga yang perlu kau tau, ketika di kamar ganti ada insiden kecil, dimana saat itu Jungkook terduduk di lantai dengan wajah lebam."

"Sungguh?"

"Iya."

"Lalu dimana peralihan isunya?"

"Itu masalah gampang Chaeyoung, beberapa minggu lalu sedang booming isu kilang minyak atau minyak bumi yang dioplos, satu minggu setelahnya, Jungkook mengikuti acara debat perebutan saham, kemudian tiga hari setelahnya beredar kasus penangkapan Jungkook dan kasus kilang minyak bagai, wushh terbawa angin, hilang entah kemana. Berita-berita tidak lagi beredar, artikel lenyap, seluruh pembicaraan juga tidak lagi bising, melainkan teralihkan oleh kedatangan kasus Jungkook. Mereka melupakan kasus kilang minyak dan menggantikan Jungkook sebagai topik masalah."

Kafe berornamen klasik yang terletak di persimpangan jalan besar itu lengang sejenak. Chaeyoung mengambil cangkir, kembali meminum kopinya. "Menurutmu, siapa dalangnya?"

Lisa memijat kening. "Nah, itu. Itu yang sedang aku bingungkan."

Chaeyoung mendesah pelan menatap lalu lalang kendaraan lewat kaca jendela. "Apa kau tidak ada pikiran bahwa, yang menjadi dalang adalah Song Kyu Hyun?"

"Eh?" Lisa menatap awas mata Chaeyoung. "Kenapa?"

"Coba kau kaitkan beberapa hal, bisa jadi Song Kyu Hyun tidak terima atas kekalahannya, dan mungkin juga bagiku itu bukan pengalihan isu, melainkan jebakan."

Giliran Lisa yang mengerutkan kening. "Maksudnya?"

Chaeyoung meraih cangkir kopinya. "Mudah saja." Ia menjentikkan jari. "bisa jadi, Song Kyu Hyun memang sudah mengetahui jika perusahaan penyumbang saham itu adalah perusahaan ilegal, maka dari itu ia sengaja mengalah demi memenangkan Jungkook."

Lisa diam mengagguk-angkuk, gadis itu menatap isi cangkir yang tandas milik Chaeyoung. "Cukup masuk akal, Jungkook juga pernah bilang padaku tentang manipulasi kurva."

Chaeyoung menjatuhkan punggung pada sandaran kursi, "Sungguh?"

"Iya, waktu itu dia berkata bahwa manipulasi kurva sangat mudah dilakukan, cukup melakukan hal dimana kau bukanlah kau yang sesungguhnya atau kita sering sebut dengan istilah pencitraan."

Chaeyoung manggut-manggut mendengarkan, gadis itu melirik isi cangkirnya yang kosong lantas mendengus. "Rumit juga." Ia menatap Lisa yang ditatap balas, "tapi penuh teka-teki, aku tertarik. Mau diberi bantuan?"

Lisa sedikit terkesiap atas ekspresi Chaeyoung yang mencondongkan tubuh, gadis itu menukikkan satu alisnya. "Kau mau membantuku memangnya?"

Ia menyeringai. "Siapa takut."

"Oke, girl. Let's do it now."

×+×






Hi, kimi! Ligi ngipi dih limi gik kitimi^^

With luv,

~~adhellinakook~~

With || Lizkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang