“Kau lupa kalau kita mau ke sauna?” suara seorang gadis menginterupsi.
Terkutuklah seorang Shin Rhae Hoon yang sudah berpikiran begitu naïf dan err…. Sedikit gila?“Oh, Ji Sun-ah.”
“Untung kau datang Sun-ah, aku hampir gila karena harus menghadapi gadis pelupa macam ini.” Sungmin mencibir. Ketiganya lalu berjalan beriringan meninggalkan kantor Rhae Hoon yang sudah sepi sejak sejam lalu, Sungmin dan Rhae Hoon memang menunggu Ji Sun kembali dari bandara. Dan Rhae Hoon, gadis itu memukul kepalanya saat ia baru ingat jika malam ini sudah berencana pergi ke sauna bersama.Tentu saja setelah memaksa Sungmin agar mau ikut ke tempat yang lebih banyak di kunjungi para wanita itu.
“Hyun Hae benar mau ikut?” Ji Sun mengenakan sabuk pengamannya sementara Rhae Hoon yang duduk di belakang hanya mengangguk. Tak lama mobil Hyundai merah itu membelah jalanan Seoul diiringi percakapan ringan di antara ketiganya. Beberapa menit kemudian titik-titik hujan mulai turun, memaksa Rhae Hoon menutup jendela padahal angin sejuk baru saja menerpa wajahnya.
“Ah, sore yang indah,” puji Rhae Hoon saat mendapati wajahnya basah karena terlambat menutup jendela. Gadis itu tengah memuji kedatangan hujan, aneh? Entahlah, yang jelas Rhae Hoon adalah pecinta hujan. Satu-satunya orang yang takkan mengeluh jika hujan turun dan membuat pakaian dan sepatunya basah.
“Dasar maniak hujan.” Sungmin mencibir meski tatapannya masih lurus ke depan, berhati-hati karena titik demi titik air itu makin menghalangi penglihatannya.
“Kyu Hyun-ah, kau tahu apa yang paling aku sukai di dunia ini?”
“Apa?”
“Hujan."
“Bukannya hujan hanya akan membuat semua pekerjaan terhenti dan membuat kita repot karena segalanya jadi basa? Kau ini ada-ada saja.”
“Ya! Saat hujan turun aku bisa merasakan kedamaian saat titik air itu menusuk pori-poriku. Rasanya dingin dan lembut.”
“Dasar aneh,”
“Aissh, kau itu memang tak romantis.”
“Romantis? Makanan jenis apa itu?”
“Ya!”
“Kau melamun Hoon-ie?” Sungmin mengerutkan dahi melihat wajah gadis itu termenung dari balik kaca kecil yang tergantung di atas kepalanya.
“Oh, tidak.”
Hujan, Rhae Hoon masih ingat dengan benar hari di mana ia di temukan tak sadarkan diri di tepi Sungai Han oleh Sungmin, saat itu ia pikir Kyu Hyun akan menarik tangannya. Membuka jaket dan memakaiannya pada tubuhnya yang menggigil kedinginan. Ia bahkan masih ingat betul harapannya tentang hujan yang akan membawa pria itu kembali, tapi nyatanya sampai hujan berhentipun pria itu tak datang padanya. Membuat ia harus melupakan kebahagiaan di hatinya saat melihat sebaran hujan yang akan membasahi jalanan, pepohonan dan gedung-gedung yang kacanya berembun. Semua itu adalah pemandangan yang bisa menyita perhatian Rhae Hoon, mengagumi segala keindahan yang Tuhan kirimkan lewat tetesan benda bening yang menyejukkan.
-XXX-
Apartemen bernuansa biru putih ini akan menjadi tempat tinggal Kyu Hyun selama beberapa waktu. Setelah mandi dan berganti pakaian pria itu lalu merebahkan diri di sofa sembari memandang kaca yang berembun akibat hujan. Dan seketika itu memorinya terbuka , lagi-lagi membuka satu episode dalam hidupnya . Di mana saat itu Rhae Hoon menuliskan nama mereka berdua di jendela rumah Rhae Hoon saat turun hujan, sebuah kekonyolan yang kini membuat perasaan itu makin menyeruak hingga membuat darahnya memanas dan kepalanya pusing. Meski pria itu sama sekali tak memungkiri jika hatinya selalu hangat saat mengenang sosok itu lagi. Rhae Hoon tak pernah meninggalkan savanna hati Kyu Hyun, gadis itu tetap menjadi ratu dan menempati singgasana paling tinggi di pusat intuisi Kyu Hyun – hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stop Walking By✔️
FanfictionRhae Hoon memiliki satu hobi aneh ; berdiri di bawah hujan. Untuk menunggu Kyu Hyun datang mengomelinya sembari menawarkan diri berbagi payung yang sama, namun selama lima tahun pria yang selalu menemukannya menangis di bawah guyuran hujan adalah S...