Rhae Hoon menghentikan coretannya di buku harian biru kesayangannya setelah bait terakhir tertulis dengan sukses, ia lalu melempar buku itu asal dan menutup wajahnya dengan selimut tebal, wajah Kyu Hyun masih saja membayang dengan jelas dalam ingatannya.
“Siapa gadis itu ? Kekasih barunya?’’ Rhae Hoon mulai menepis pikiran bodoh yang tertanam di otaknya. Ponsel gadis itu tiba-tiba berdering dan menunjukkan sebuah nama yang terpampang manis di sana.
“Sungmin Oppa,wae ? Mwo? Kau sudah di bawah?” tanyanya cepat setelah menekan tombol hijau di ponsel itu.
Gadis itu lalu dengan terburu-buru menuruni tangga dan secepat mungkin mendapati wajah jenaka Sungmin yang sudah sedang bersandar di pagar rumahnya. Sungmin memasukkan ponselnya ke dalam saku lalu memperkecil jarak dengan menghampiri gadis yang memakai baju santai berwarna hijau tosca itu.
“Aku takut terjadi sesuatu dengan kakimu itu.”
“Mwo?”
“Ayo kita ke rumah sakit lagi. Aku ingin memastikan jika keadaanmu sudah baik-baik saja.”
“Berlebihan sekali, aku tidak apa-apa. Hanya sedikit lecet saja,” tolak Rhae Hoon halus. Sungmin tahu dengan benar jika keadaan Rhae Hoon tidaklah mengharuskan gadis itu pergi ke rumah sakit lagi. Ini hanya akal-akalan pria itu agar bisa menemui Rhae Hoon lagi, baginya sangat menyenangkan bisa bersama gadis yang memiliki tinggi seratus enam puluh senti meter itu, ia juga sedikit penasaran karena gadis secantik ini terlihat tak baik-baik saja sejak pertama kali bertemu. Sungmin masih ingat dengan benar bagaimana tubuh gadis itu terkulai lemah di bawah guyuran hujan dan yang kedua kalinya ketika ia harus menjadi saksi tangisan Rhae Hoon yang pecah saat di bandara. Saat itu, Rhae Hoon pingsan di depan matanya tanpa alasan yang jelas setelah berlarian dengan lutut yang terluka, tatapan sedih itu… juga masih begitu lekat di ingatannya.
“Kau malah melamun.”
“Tidak.“ Sungmin berkelit.
“Pokoknya kita harus pergi, aku tidak mau dibilang sebagai orang yang tak bertanggung jawab.”
-XXX-
“Sudah kubilang ‘kan aku tidak apa-apa.” Rhae Hoon bersungut-sungut di samping Sungmin yang sedang fokus menyetir. Keduanya baru keluar dari lingkungan rumah sakit, pria yang hari ini memakai hoodie santai berwarna cokelat terang itu hanya tersenyum kecil. Ia lalu menghentikan kendarannya di tepi jalan yang ditumbuhi pepohonan rimbun yang hijau, ia memutari mobilnya dan membukakan pintu untuk Rhae Hoon. Bagaimanapun Rhae Hoon adalah seorang wanita yang selalu tersanjung diperlakukan dengan begitu manis oleh pria yang baru di kenalnya itu, maka dengan pipi bersemu merah ia menurunkan kakinya dan menggapai tangan Sungmin yang terjulur ke arahnya.
“Kenapa turun di sini Oppa?”
“Aku mau makan es krim.”
“Apa?” Rhae Hoon menajamkan pendengarannya, baru kali ini seorang pria dewasa mengajaknya makan es krim di tepi jalanan sepi. Suasana siang itu begitu sejuk, angin mendesau pelan dan membuat rambut Rhae Hoon beterbangan. Sungmin yang beberapa menit lalu meninggalkan Rhae Hoon duduk di trotoar kini sudah kembali dengan membawa dua cup es krim di tangannya dan membentuk sudut bibir yang tertarik ke atas, memamerkan dua gigi kelincinya yang mengintip dari dalam mulut.
“Cha, vanilla untukmu dan cokelat untukku.” Sungmin menyerahkan es krim rasa vanilla itu dan Rhae Hoon menerimanya dengan suka cita, melumerkan makanan dingin itu pada indera perasanya.
“Kenapa kau tadi lebih memilih yang rasa vanilla?”
“Oh, itu…sebenarnya aku suka yang rasa cokelat.. tapi…” gadis itu terdiam sejenak saat bayangan Kyu Hyun yang memakan potongan cokelat di hari kelulusan dengan bungkusan yang menggunung di sampingnya, kenangan itu tergambar dengan sempurna di benaknya, menekan rasa sakit itu lagi. Menyeruak tanpa ampun menyakiti relung terdalamnya. Sakit yang tak bisa di jabarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stop Walking By✔️
FanficRhae Hoon memiliki satu hobi aneh ; berdiri di bawah hujan. Untuk menunggu Kyu Hyun datang mengomelinya sembari menawarkan diri berbagi payung yang sama, namun selama lima tahun pria yang selalu menemukannya menangis di bawah guyuran hujan adalah S...