Kim Hyun Hae melambaikan tangan saat memasuki pintu utama di Mouse Rabbit. Gadis cantik yang memoles wajahnya dengan make up tipis itu nampak berseri-seri menemukan Jong Jin - sunbaenya di kampus - tengah sibuk di kasir. Keduanya memang mulai akrab karena sama-sama mengikuti kelas jurnalis di kampus, hari ini gadis itu memenuhi undangan Jong Jin untuk berkunjung ke kafe ini."Mau minum apa?"
"Nanti saja Oppa. Ah, jadi ini yang namanya Muose Rabbit?" Hyun Hae mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan, jika tak salah ingat Ji Sun bekerja di sebuah kafe yeng bernama Mouse Rabbit kan? Gadis itu terlihat mencari-cari Ji Sun lewat ekor matanya yang terus menatapi para wanita berseragam dengan motif bunga-bunga kecil yang mondar-mandir di sekitarnya.
"Sedang apa kau?"
"Eh, itu Oppa. Eonni-ku ada yang bekerja di sini, namanya Song Ji Sun. Kau tahu 'kan?" Hyun Hae menampilkan puppy eyes andalannya.
"Ah, Nona Song. Iya dia bekerja di sini, wah dunia ini sempit sekali ya," ungkap pria berkaos merah itu.
"Kebetulan sekali beberapa hari ini aku sangat penasaran dengan gadis itu," gumam Jong Jin lagi.
"Ne? Jangan bilang kau menyukainya Oppa, dia sudah memiliki pangeran impian. Well, aku memang tak tahu siapa orangnya tapi dari yang sering aku dengar saat ia curhat dengan Rhae Eonni sepertinya Ji Sun Eonni sangat menyukai pria itu," cerocos Hyun Hae tanpa jeda.
"Nah itu dia, sepertinya pangeran impian yang kau maksud adalah Hyung-ku," selidik Jong Jin, ia menggabungkan beberapa fakta saat ia sering menangkap Ji Sun suka mencuri pandang pada kakaknya juga mengingat kejadian di loteng kafe kemarin.
"Benarkah? Ah, gadis itu panjang umur rupanya," Hyun Hae segera membuka pesan di ponsel saat nama Ji Sun tertera di sana.
"Hae-ya, aku mau berpamitan padamu. Aku akan menjadi relawan antropologi di Afrika," baca gadis manis itu dengan suara merdunya. Dua detik berlalu ia mengerjapkan mata mencerna isi pesan singkat itu.
"Ya! Oppa, Ji Sun Eonni mau pergi ke Afrika. Astaga!"
"Apa? Gadis itu mau ke Afrika? Lalu, Kakakku bagaimana?"
"Kau harus beri tahu Kakakmu secepatnya, jebal!"
-XXX-Sungmin menggerak-gerakkan tangannya di depan wajah Rhae Hoon yang tengah melamun, pria itu lalu menarik napas kasar. Kentara sekali jika gadis itu tengah memikirkan pria lain saat tengah bersamanya, jelas sekali terlihat jika terjadi kencan sehari itu membuat posisinya kian terhimpit dari hati Rhae Hoon.
"Kita sudah sampai di kantormu." Sungmin mengelus tangan Rhae Hoon, membuat perempuan muda itu terperanjat namun ia segera menguasai dirinya. "Ah, maaf Oppa. Baiklah aku turun sekarang."
Rhae Hoon terhenyak lagi saat Sungmin masih menggenggam tangannya erat, sekaan pria itu meminta Rhae Hoon untuk tinggal beberapa detik lagi."Rhae, apa yang terjadi padamu sebenarnya? Pasti terjadi sesuatu yang membuatmu kembali bimbang. Benar 'kan?"
"Kau ini bicara apa Oppa?"
"Dengar, maafkan aku. Mungkin dengan keberadaanku di antara kau dan Kyu Hyun segalanya berjalan tidak lancar. Hari ini, aku memintamu jujur dengan perasaanmu sendiri Hoon-ie."
"Oppa." Rhae Hoon berucap lirih, kelinci imut di sampingnya ini sedang membicarakan apa?
"Kau masih mencintainya, perasaan itu tidak pernah berubah 'kan?" Sungmin melayangkan tangannya ke udara, merambat pada pipi kanan gadis itu. Mengelusnya lembut seakan esok ia takkan bisa melakukannya lagi. Nyatanya, gadis ini tak sepenuhnya berbahagia saat bersamanya, perih saat harus mengakui jika pria sialan itu masih selalu menjadi pemenang atas diri Rhae Hoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stop Walking By✔️
FanfictionRhae Hoon memiliki satu hobi aneh ; berdiri di bawah hujan. Untuk menunggu Kyu Hyun datang mengomelinya sembari menawarkan diri berbagi payung yang sama, namun selama lima tahun pria yang selalu menemukannya menangis di bawah guyuran hujan adalah S...