Thing's That I Couldn't To Say (7)

207 20 0
                                    


"Mworago? Apa kau sudah gila Oppa?" Rhae Hoon menggeram marah, gadis itu masih setia menempelkan ponsel putihnya di telinga sembari menghadap jendela. Dua menit lalu ia baru saja meminta penjelasan pada Sungmin, sepertinya lelaki itu memang sudah gila karena sudah memberi izin pada Kyu Hyun untuk meminjam Rhae Hoon. Dipinjamkan? Apa tidak ada istilah yang lebih pantas?

"Ani, aku tidak gila. Aku hanya ingin memberi kesempatan untuk menguji hatimu." Terdengar suara berat di ujung sana.

"Aku sama sekali tidak mengerti jalan pikiranmu Oppa," sahut Rhae Hoon lagi.

"Hoon-ie, sebelum mengambil keputusan ini aku sudah menghabiskan banyak waktu untuk berpikir. Jadi, tenanglah karena aku sudah siap dengan segala konsekuensi yang akan terjadi, kau tidak akan kemana-mana jika kau memang di takdirkan untukku, dan jika kau mencintainya aku akan melepasmu dengan sebuah senyuman. Baiklah, aku akan mematikan ponselku. Bersenang-senanglah Sayang."

Sungmin tersenyum gamang di seberang sana, ia takut akan tergoda menghubungi gadis itu terus menerus makanya ia memilih tidak akan mengaktifkan ponselnya hari ini. Pria itu telah kembali pada dirinya yang dulu, yang selalu mengutamakan kebahagiaan Rhae Hoon tanpa mempedulikan dirinya sendiri meski harus terluka.

Rhae Hoon menghela napas berat, sejujurnya ia dilanda kebimbangan. Di satu sisi ia merasa senang bukan kepalang , namun di sisi lain ia takut akan menyakiti hati Sungmin. Oh baiklah, jadi siapa yang sebenarnya pemilik kunci hatimu itu Nona Shin?
"Kenapa kau diam?"

"Eh?" Rhae Hoon tergagap.

"Nikmati saja apa yang terjadi padamu hari ini. Aku mencintaimu."

Klik.

Gadis itu menatap layar ponselnya tak percaya, mata indahnya bergerak-gerak pelan. Sedetik kemudian ia membalikkan badan karena mendengar gelak tawa dari arah ruang makan. Gadis yang mengenakan gaun selutut berwarna peach itu lalu mengenakan tas selempangnya, berjalan meninggalkan kamar lalu menuruni anak tangga yang kini membawanya menuju sumber tawa tadi.

'Sudah lama sekali aku tidak melihat Appa tertawa seperti itu,' batin Rhae Hoon saat melihat keakraban yang terjalin antara Kyu Hyun dan Shin Ha Jung, ayahnya.

"Oh, kau sudah siap." Kyu Hyun yang menyadari kedatangan gadis itu berujar pelan, ia lalu beranjak dari duduknya dan berjalan ke sisi Rhae Hoon yang memasang wajah datarnya.

"Ah, iya."

"Baiklah, selamat bersenang-senang. Ah, Kyu Hyun-ah... lama sekali kau tidak mampir ke sini, lain kali kita mengobrol lagi, heum?"

"Tentu saja Paman, dengan senang hati," jawab pria berkemeja abu-abu itu dengan mata bersinar.
Shin Ha Jung lalu menepuk bahu tegap Kyu Hyun sebelum menghilang di balik pintu dapur. Rhae Hoon bisa melihat kebahagiaan yang terpancar dari raut wajah ayahnya saat berbicara dengan Kyu Hyun, terang saja mengingat pria itu dulu pintar sekali mengambil hati Shin Ha Jung ketika ia masih berstatus sebagai kekasih Rhae Hoon.

"Kau mau melamun sampai jam berapa?" suara Kyu Hyun menginterupsi.

"Eh? Siapa yang melamun? Kajja, kita pergi."

"Baiklah, kau sudah tidak sabar rupanya." Kyu Hyun tersenyum riang, ia lalu menggenggam tangan gadis itu, membuat Rhae Hoon melotot tak senang.

"Wae? Kau sudah menelepon Lee Sungmin 'kan? Ingat ya hari ini kau adalah teman kencanku. Jadi aku berhak menggenggam tanganmu seperti ini, ah iya ku ulangi kata-kataku tadi, jangan menyebut nama pria itu di depanku." Kyu Hyun menyeringai, sifat setannya masih melekat dengan sempurna hingga membuat Rhae Hoon tak bisa berucap apa-apa lagi.

'Kau sendiri yang mengucapkan nama Sungmin Oppa, dasar pria aneh,' batin Rhae Hoon meracau.

"Eonni, selamat bersenang-senang."

Stop Walking By✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang