"Kasihan gue, udah nikah. Padahal masih muda."
"Nata," panggil Dyo pada Nata, putri sekaligus anak semata wayangnya.
"Iya, kenapa pa?" tanya Nata sambil membenarkan posisi dasi yang ia pakai lalu memasang jaket almamater dan juga topi di kepalanya.
"Nanti kamu pulang cepet ya, ada yang mau kita sampein sama kamu." Nata terdiam. Oke kalau sudah begini berarti pembicaraan ini sangat serius.
"Iya pa, nanti Nata cepet-cepet pulang." Nata tersenyum, namun hatinya mengeluh.
Pertama ini masih pagi. Yang kedua ini adalah hari Senin, hari yang sangat melelahkan bagi semua orang. Yang ketiga, hari ini ada pertemuan komunitas yang harus ia hadiri. Dan yang terakhir ia tidak melakukan kesalahan apa-apa. Karena terakhir kali seperti ini saat ia bolos les Bahasa Inggris bulan lalu.
Nata segera turun dari mobil yang ia tumpangi bersama orang tuanya. Tak lupa ia menyalimi papinya, dan juga mamanya yang sedari tadi hanya diam saja. Pagi-pagi sudah lemes kalau gini.
"Nanti jangan lupa. Pokoknya kamu harus tepat waktu!" peringat mamanya. Ia hanya mengangguk lalu berlari ke dalam sekolahnya.
Setelah Nata masuk ke dalam sekolah, ia langsung menuju kelasnya. Kelas XII IPA 1, ini cuma kelas biasa aja kok. Bukan kelas unggulan kayak di novel-novel. Nata sendiri satu-satunya siswi yang berumur paling muda diantara teman kelasnya. Sebab sewaktu SMP ia merupakan murid akselerasi.
~~~
"Assalamualaikum, Nata anak kesayangan pulaang!" Nata berteriak tanpa tahu jika ada tamu di rumahnya.
"Eh ada orang," batinnya panik. Ia menyalimi dua tamu yang asing --baginya-- itu. Lalu menyalimi kedua orang tuanya. Setelahnya, Anira menggiring Nata ke kamar.
"Nata telat ya ma?" tanya Nata pada mamanya saat mereka berada di kamar Nata.
"Nggak kok mereka sengaja dateng cepet," ujar Anira
"Itu bajunya dipakek udah mama siapin, jangan lupa pakai make up dikit biar keliatan fresh kayak sayuran baru," ujar Anira sembarangan. Emangnya Nata sayur sawi, lagian Nata bukan sejenis sayuran. Tapi umbi-umbian, eh canda umbi-umbian. Semua cewek itu cakep, di mata orang yang tepat.
"Apaan sih mama, ada-ada aja. Kurang fresh apa diriku. Bukan cuma fresh, Kinata Angelia Permata ini barang mahal. Saking mahalnya nggak ada yang boleh nyentuh," ujarnya. Kata singkatnya jomblo dari lahir sih, nggak pernah pacaran jadi nggak ada lawan jenis yang pernah megang tangannya sekalipun.
Selesai mandi, Nata langsung mengenakan pakaian yang disiapkan mamanya itu. Nata jadi penasaran, mengapa mamanya harus repot-repot menyiapkan baju begini. Seperti akan ada acara penting saja. Tunggu, mari kita urutkan apa yang kita lihat.
Pertama, ia sudah 'diundang' untuk diajak berbicara. Kedua, ia diwanti-wanti untuk pulang cepat. Ketiga, ada tamu sepasang suami istri seusia orang tuanya yang ia sendiri tak kenal. Keempat, disiapkan baju seperti akan ada acara penting dan disuruh bermake up.
Hmmm kejadian seperti ini cuma ada di novel, dan biasanya si pemeran akan dijodohkan. What?! Jangan bilang ia akan dijodohkan. Nata membuyarkan pikirannya. Lalu memoles bibirnya dengan tint dan memakai cushion tipis-tipis dan bersiap menuju ruang tamu.
"Tenang Nata lo nggak bakal dinikahin semuda ini kok," ujar Nata meyakinkan dirinya sendiri.
Baru saja semenit ia meyakinkan dirinya, sekarang buyar sudah rasa yakinnya itu. Bagaimana tidak? Kini sofa di ruang tamunya itu ketambahan satu member. Seorang cowok tampan berkulit langsat turut duduk di sofa ruang tamunya.
"Loh itu bukannya Arga?" batin Nata bertanya pada dirinya sendiri. Fiks, dia bakal dijodohin. Dan fiks juga kalau suaminya Arga hidupnya nggak bakal tenang.
"Nata sayang sini nak." Ia menurut saja dan duduk di samping Anira, di samping mamanya.
"Ma ini kenapa sih? Mau ngapain?" tanya Nata berbisik pada mamanya.
"Udah diem aja, dengerin. Nanti kalau ditanya iya-in aja biar cepet," jawab Anira. Nata cemberut, ia bukan anak kecil yang bisa dibodohi.
"Jadi begini Nata. Sepertinya kamu tidak ingat dengan saya. Saya ini Om Andika ," ujar lelaki paruh baya tersebut. Nata membelalakkan matanya, bagaimana ia bisa lupa dengan om Andika?
"Berarti ini Tante Nita?" tanya Nata seakan tak percaya. Eh tidak, ia hanya ingin memastikan saja.
"Iya, ini Tante Nita. Pantesan kalau ketemu di sekolah kamu diem aja," ujar Nita.
"Hehe, maaf tante. Habisnya Tante Nita makin cantik sih," ujar Nata. Benar! Ia bersumpah, bahkan Tante Nita lebih glowing daripada dirinya sendiri.
"Bisa aja kamu," ujar Nita malu.
"Ini kapan mulainya, katanya serius. Malah bercanda gini," ujar lelaki di samping Nita. Tidak ia bukan Andika, melainkan putra Nita dan Andika.
Setelah sedari tadi diam, akhirnya ia berbicara juga. Arga, namanya Arga Aksara Anggara. Bad boynya SMA Mandala. Tidak mungkin bila Nata tidak mengenalnya, ya secara kan mereka saja satu sekolah. Dan seperti biasa, bad boy tidak pernah gagal populer. Meski dikenal dengan kenakalannya, tapi famous is famous.
"Jadi begini Nata, saya dan papa kamu berniat menjodohkan kamu dengan anak saya. Arga, mungkin kamu sudah kenal," ujar Andika dengan santai dan tetap berwibawa, seperti bapak-bapak pada umumnya.
"Papa kalau bercanda nggak pernah lucu," ujar Arga. Berpura-pura terkekeh. Sebenarnya ia ingin memberontak, namun ancaman uang saku yang diucapkan Andika bisa membuat Arga gila. Ya gimana ia mau hidup tanpa uang saku? Belum lagi kalau ternyata tiba-tiba ia diusir, mau tinggal dimana?
"Ini bukan candaan Arga, papa udah omongin ini sama kamu dari lama," ujar Andika tegas. Ternyata calon mertuanya Nata ini galak juga.
"Jadi gimana Nata, kamu menerima pinangan ini bukan?" tanya Andika.
Nata melirik Anira sekilas. Lalu menghembuskan napasnya. Sangat tidak mungkin baginya untuk menolak. Kalau tau dijodohinnya sama Arga, ia bakal kabur ke rumah sahabatnya saja.
"Iya om, tante. Nata terima," ujar Nata membuat Arga terkejut.
Hai, hai kalian semuanya. Ini bukan cerita limited editon, tapi tenang alurnya tentu bakalan limited edition. Jangan lupa tinggalin jejak kalian. Jangan kek hantu, berjalan tanpa jejak. See you next part.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Tengil Husband (Tamat)
RandomWARNING !! CERITA BUKAN UNTUK DIPLAGIAT!! Katanya cowok bad boy itu lebih oke dari pada cowok-cowok good boy. Tapi Nata, ia lebih menyukai cowok-cowok good boy yang lembut sama cewek. Sebenarnya bad boy juga masih oke sih, kalau dikasih bad boy yan...