Seminggu berlalu, semenjak kejadian malam itu
Sikap Fares ke Gemi juga sudah berubah, awalnya dia sedikit marah kepada Gemi yahh bayangkan saja orang itu temannya saat dulu, tetapi dia tidak memberitahukan nya
Pantas saja orang tua Gemi sedikit tidak asing untuknya.
"Res ayo turun kita makan" itu Gemi ia memanggil Fares untuk makan.
Gemi kahwatir karena sang pria yang sekarang bersama nya itu saat ini terlihat pucat
Sebenarnya pemikirannya sudah kesana kemari, tapi masa iya sekali masuk doang langsung goal?
Ahh singkirkan pemikiran aneh itu, jangan heran bisa saja Fares memiliki genetik yang sama dengan kakaknya kan?
Who know?
Menurut Gemi itu saat ini adalah hal lazim, tidak tau kalau bagi Fares.
"Kau duluanlah aku masih belum lapar" Fares menolak dengan menutupi dirinya dengan selimut
"Hei ayolah lagian nanti kau tambah sakit, lagian kata Bunda ada hal penting yang harus dibahas"
"Hmm baiklah" Fares mencoba bangun dari ranjangnya, Gemi sebenarnya tidak tega menyuruh Fares ke dapur tetapi Bundanya yang menuruhnya
Bunda Gemi sendiri sudah menyiapkan macam macam makanan, di mulai dari makanan favorit dari Fares hingga makanan favorit Gemi juga ada
Fares bersemangat lalu mengambil makanan kesukaannya, akan tetapi baru sekali iya menyendokkan makanan itu ke dalam mulutnya
"Hueek...huek" yah sekarang Fares sedang mual, dia segera berlari ke toilet dekat dapur
Oke itu tidak sopan tapi mana yang tidak sopan lagi? Muntah di depan orang makan atau menghindari orang makan?
Mending menghindar kan
"Fares buka pintunya, kamu kenapa?" Gemi mengetuk pintu dari toiletnya
"Hueek...huek ah sial kenapa aku malah mual lagi? Ohok...ohok" Fares bergumam sambil sedikit batuk
Setelah selesai, mual Fares akhirnya berhenti, rasanya sedikit pusing tetapi ini lah adanya
Sebenarnya ini sudah terjadi semenjak kemarin....
"Hei apa kau sudah baikan?" tanya Gemi
"Iya nak... Apa yang terjadi?" Bunda dari Gemintang menghampiri sang menantu, dia mengusap pelan surai menantunya
"Kau sangat pucat sekarang, you okay?" Itu Pian Kakak dari Gemi yang kebetulan datang kemarin
"Uncell Faless othayy?" Anak dari gendongan Pian pun ikut bertanya dengan aksen cadelnya, Ahh dia Gerry memang sangat lucu bukan?
"Aku baik baik saja Bunda, Kak Pian" Fares tersenyum tipis di bibir pucatnya
Fares lalu mengalihkan pandangan ke Gerry atau kerap di sapa Geyi, sih kecil yang sangad mirip Naren ayahnya
"Aku okay Geyii sayang" Fares tersenyum lebar, tangannya mengusap kepala Gerry
"Aku hanya merasa sedikit pusing dan tadi hanya mual saja"
"Kalau begitu kau naik lah dulu tidur dari pada kau sakit" Tesha
"Tidak apa apa Bunda aku akan ikut makan saja"
"Yasudah baiklah kalau begitu sini aku angkat hingga meja makan" Gemi tiba-tiba mengangkat Fares ala bridal style
Tidak ada malunya memang Gemintang ini
"Turunkan aku hei aku malu" Fares memalingkan wajahnya dari muka Gemi sedangkan orang orang yang berada di dapur saat itu
Termasuk tawa kecil dari sang bayi yang berumur 2 tahun, sangat lucuu
Sekarang mereka pun berkumpul di meja makan dan sekarang Fares hanya memakan makanan favorit dari Gemi, sangat aneh memang tapi itu lah adanya
Kata Fares sih ingin mencobanya
"Jadi Bunda ingin memberi kalian hadia, hanya kecil kecilan cuma yah rumah buat kalian?" Tesha mengeluarkan kunci rumah yang iya pegang
"Bunda tau kalau Gemi sendiri sudah punya apartemen, tetapi ini juga hadiah kasih sayang dari kami, ini juga saran dari kakakmu dan kakak iparmu""Bunda? Tidak usah repot repot lagian Gem juga bisa membeli rumah sendiri"
"Nak tak apa Ayah mu kan juga menyayangi kalian... Anggap saja ini hadiah dari Ayah" Gilbert mengangguk setuju
"Aku yang menentukan lokasinya jadi aman" Pian ikut berbicara
Oke kalau kakak dari Gemi yang turun tangan, Gemi tau kalau itu yang terbaik buatnya dan keluarga nya
"Hum terima kasih Yayah, Bunda, Kak Pian tapi tidak apa kalau kami menerimanya?" Gemi mengulang bertanya, melirik Fares yang diam saja, sepertinya anak itu juga tidak tau ingin berkata apa
"Lagian kan Yayah dan Bunda tidak usah repot repot sama kami"Fares ikut mengangguk setuju, sebenarnya yang dia takutkan hanyalah lokasinya sedikit dekat dari kampusnya, yah bayangkan saja sekarang Fares ada di Fase mengejar ngejar dosen revisi terus skripsi sih manis itu
Apa tidak capek?
"Lagian rumahnya juga tidak terlalu jauh dari kampus Fares" Pian ikut menimpali
Seperti membaca pikiran saja
"Lagian kalian besok bisa mengecek rumahnya"
Faresta dan Gemintang saling bertatapan, yang lebih mudah menghelah nafas dalam lalu mengangguk pelan
"Baiklah kami setuju"
TBC
Eh sebelumnya maap yak kalau ceritanya gak seru dan thank you udah ngebaca
Lopp yu readerss <3
![](https://img.wattpad.com/cover/211819631-288-k704030.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah (✓)
RomantikFaresta Nattala seorang pria straight (katanya) yang di jodohkan oleh seorang pria seorang pria yang telah mengubah hidupnya Seorang pria yang telah lama ia cari Seorang pria yang telah ia cintai dari kecil Warning:18++ Dan Mpreg! Kalau ad yg pernah...