Sakura terdiam didalam helikopter yang ia tumpangi sambil menundukkan kepalanya sambil sesekali menarik nafas panjang hingga tak lama berselang helikopter yang ia tumpangi itu pun mendarat.
"Nona"
Panggilan itu membuat Sakura mendongakkan kepalanya lalu beranjak dari duduknya menuju pintu keluar helikopter yang sudah terbuka.
Sakura menatap kearah bawa, jarak dari tempat ia berpijak dengan tanah lumayan jauh membuat ia bingung bagaimana cara itu harus turun.
Pelayan yang pergi bersama dengan Sakura nampak membawa barang bawaan banyak hingga ia tak melihat jika ada Sakura didepannya membuat Sakura terdorong jatuh.
Sakura memejamkan matanya saat ia terjatuh hingga ia merasa ada lengan kekar yang menangkap tubuhnya hingga ia membuka matanya secara perlahan.
Emerladnya bertemu dengan sepasang manik onyx hitam kelam yang nampak begitu tajam namun terasa hangat sampai ke hati Sakura membuat gadis itu hanya terdiam.
"Terpesona?"
Suara bariton yang amat sexy itu membuat Sakura tersentak kaget hingga pria yang menangkap tubuhnya itu menurunkan tubuhnya.
"Nona maafkan saya Nona, Anda baik-baik saja?" Teriak pelayan Sakura dari dalam helikopter membuat Sakura mendongakkan kepalanya.
"Turunkan saja barang-barang ku" Ucap Sakura setengah berteriak membuat pelayannya itu mengangguk pelan.
Pelayan itu pun melemparkan dua buah tas ransel dalam ukuran besar milik Sakura hingga dua ransel besar itu berada tak jauh dari tempat Sakura berpijak.
"Kalau begitu saya permisi Nona, jaga diri Anda!" Teriak pelayan tersebut membuat Sakura mengangguk dan pintu helikopter itu pun tertutup.
Helikopter itu kembali terbang meninggalkan Sakura yang hanya bisa menatap kepergian helikopter yang membuat rambut panjang
terurainya bergoyang-goyang indah.Sasuke, pria yang berdiri disamping Sakura itu menatap wajah Sakura yang terlihat amat menawan dengan angin yang menerbangkan helaian rambut merah muda gadis itu.
Secara perlahan Sakura menoleh kearahnya sambil menarik helaian rambutnya merah mudanya kebelakang daun telinganya membuat Sasuke tersenyum sangat tipis.
"Apa tak ada pesta penyambutan?" Tanya Sakura membuat Sasuke menahan tawanya dan tetap berekspresi datar.
"Semua orang sedang sibuk bekerja" Ucap Sasuke membuat Sakura mengedarkan pandangannya.
"Selamat datang di Albania" Lanjut Sasuke membuat Sakura menaikan satu alisnya.
"Terimakasih" Sahut Sakura singkat membuat Sasuke mengangguk kan kepalanya walau pelan.
"Kapten Uchiha Sasuke, yang bertanggung jawab atas diri mu" Ucap Sasuke sambil mengulurkan satu tangannya.
"Kupikir, kau kenal aku. Jadi tak perlu ku beri tahu siapa nama ku kan?" Tanya Sakura sambil melipat kedua tangan nya didepan dada.
"Bawakan tas ku" Ucap Sakura berjalan melewati Sasuke membuat Sasuke tersenyum geli.
Sasuke memutar tubuhnya lalu berjalan melewati Sakura membuat Sakura menghentikan langkah kakinya.
"Silahkan bawa sendiri" Ucap Sasuke sambil mengangkat satu tangannya membuat Sakura melongo.
"Ck, pria itu!" Ucap Sakura dengan decakan kecilnya lalu berbalik dan mengambil tasnya dengan susah payah.
Sakura pun buru-buru menyusul Sasuke hingga mereka tiba disebuah gedung yang lumayan besar dan Sasuke pun mengantarkan Sakura ke kamar nya.
"Istirahat lah terlebih dahulu" Ucap Sasuke keluar dari kamar baru Sakura itu sementara Sakura mendudukan dirinya diatas kasur seadanya itu.
Gadis itu kembali menundukkan kepalanya dengan mata yang berkaca-kaca. Bukan, gadis itu tak sedih karena kamarnya yang begitu 'seadanya' melainkan ia sedih memikirkan kondisi ayahnya.
Rakyat melakukan demo besar-besaran untuk menggulingkan kekuasaan kepresidenan ayahnya dan itu membuat ia sedih.
Bagaimana bisa rakyat berlaku seperti itu pada ayahnya? Padahal ayahnya adalah presiden yang baik, yang sudah membangun Jepang menjadi negara yang kian maju.
Entah apa yang sebenarnya terjadi atau apa yang memicu hal tersebut, Sakura tidak tahu dan ayahnya tak ingin ia tahu apa-apa karena mungkin itu akan menyakiti hatinya.
"Aku tidak boleh menangis" Ucap Sakura mendongakkan kepalanya dan mengusap wajahnya sejenak.
Gadis itu berdiri lalu melepaskan jaket yang ia kenakan lalu meraba jari tangannya hingga ia merasa ada yang hilang dan buru-buru melihat jarinya.
"Dimana cincin ku?" Ucapnya penuh tanya dan buru-buru keluar, ia pun menyusuri jalanan yang tadi ia lalui mencari cincinnya namun tak kunjung menemukan nya.
Sementara itu Sasuke baru saja selesai menurunkan bendera dari bangunan tertinggi ditempat itu dan berjalan menuju gedung yang ia huni untuk mandi namun ditengah jalan ia melihat Sakura yang tengah mencari sesuatu.
"Oh astaga dimana cincin itu, sebentar lagi malam. Aku tak bisa menemukan nya jika gelap" Ucap Sakura yang panik sendiri.
Mata Sasuke pun tak sengaja menemukan cincin lalu mengambilnya dan menatapnya cukup lama.
Rasanya Sasuke mengenal cincin itu, rasanya sangat familiar di ingatannya tapi mana mungkin, itu kan cincin Sakura dan ia baru pertama kali bertemu gadis itu.
Mungkin cincin itu cincin pasaran, ada banyak model cincin yang sama tapi jika diperhatikan terdapat ukiran pada cincin itu membuat Sasuke tahu bahwa cincin itu bukan cincin pasaran.
Sasuke menggelengkan kepalanya pelan menjauhkan segala pemikiran ataupun asumsi-asumsi nya lalu berjalan mendekati Sakura yang masih sibuk mencari.
Sasuke menyentuh lengan Sakura membuat gadis itu menoleh kearahnya dengan kerutan dijidat lebar nya.
Sasuke menarik tangan Sakura lalu memasang kan cincin pada jari manis gadis itu yang segera menatap jari manisnya.
Sakura mendongakkan kepalanya menatap mata Sasuke yang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan hingga mereka bertatapan cukup lama.
"Apa yang kau pikirkan?" Tanya Sasuke membuat Sakura tersentak kaget dan buru-buru menarik tangannya.
"Tak ada, memangnya apa?" Sahut Sakura sambil memalingkan wajahnya dengan ekspresi sebal.
"Terpesona mungkin" Ucap Sasuke narsis membuat Sakura menatapnya setengah jijik.
"Kau terlalu percaya diri Tuan, memang nya siapa dirimu? Kau pikir kau tampan?" Tanya Sakura dengan nada sinisnya.
"Kapten Uchiha Sasuke, dan aku tampan" Jawab Sasuke dengan seringai sexynya membuat pipi Sakura merona tipis.
"D-dalam mimpi mu!!!" Teriak Sakura setengah gugup dan segera berbalik meninggalkan Sasuke.
Sasuke menutup mulutnya dengan satu tangannya, menutupi senyum geli yang menghiasi wajah tampannya yang begitu sempurna hingga Naruto datang menghampiri nya dan menepuk bahunya.
"Apa yang kau lakukan? Kau sepertinya tertarik dengan Anak Presiden itu" Tanya Naruto sekaligus memberikan komentar nya.
"Ada sesuatu yang berbeda" Ucap Sasuke membuat Naruto mengerutkan keningnya.
"Memangnya apa? Kau melihat nya seperti apa? Anjing? Babi? Kuda? Kerbau?" Tanya Naruto membuat Sasuke menatapnya sinis.
"Lupakan" Ucap Sasuke hendak berbalik namun Naruto menahan lengannya.
"Katakan saja, aku bisa mati penasaran jika kau tak mengatakan nya Kapten" Pinta Naruto membuat Sasuke mendengus pelan.
"Mungkin takdir" Jawab Sasuke yang segera pergi meninggalkan Naruto yang malah bingung sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Army
FanfictionPemberontak sebagian rakyat Jepang yang dipicu oleh beberapa oknum membuat Kizashi selaku Presiden Jepang harus berada di situasi buruk, belum lagi sebagian rakyat akan berusaha untuk melukai keluarganya. Kizashi pun memutuskan untuk mengirim putri...