Pukul menunjukkan jam 2 dini hari namun Sasuke masih terjaga dan menatap layar laptopnya intens, ia tak lagi membuat laporan karena ia sudah menyelesaikan laporannya sekitar satu jam yang lalu.
Saat ini Sasuke tengah melihat CCTV didepan apartemen nya pada layar laptopnya yang menampilkan sebuah mobil yang nampak nya tengah mengintai apartemen nya.
Ponsel Sasuke berdering membuat pria itu segera mengangkat panggilan pada ponsel nya namun sebelum itu ia melihat nama Neji tertera disana.
"Hn, kau di Jepang?"
"Ya Kapten aku tiba pukul delapan malam tadi bersama Tenten dan aku sedang menginterogasi orang-orang yang kau inginkan"
"Mereka bersuara?"
"Sedikit sulit, aku hampir memotong lidah mereka"
"Aku akan datang kesana"
"Aku menantikan itu Kapten"
"Kau datanglah ke apartemen ku, berjaga-jaga diluar karena Dokter Sakura ada di apartemen ku"
"Perintah diterima, hormat!"
"Hormat!"
Sasuke mematikan sambungan telponnya dan kembali menatap layar laptopnya berpikir bagaimana cara ia keluar tanpa dibuntuti mobil asing itu.
Sasuke beranjak dari duduknya lalu masuk ke kamarnya untuk mengambil jaket dan topi. Sejenak ia melihat Sakura yang tertidur pulas diatas kasur.
"Maaf aku harus berkeliaran dimalam hari tapi aku akan kembali sebelum kau bangun" Ucap Sasuke pelan keluar dari kamarnya.
Secara perlahan-lahan Sasuke pergi ke garasi mobil nya hingga nampaklah lima buah mobil sport berjejer rapih di sana.
Sasuke memakai jaket dan topinya lalu mengambil kunci mobil yang sebelumnya ia gunakan untuk menyelamatkan Sakura lalu membuka pintu mobilnya.
Sasuke pun memutar kunci mobilnya membuat mobil itu pun hidup hingga Sasuke menekan tombol auto car.
"Ada sebuah mobilnya yang mengintai apartemen dan tugas mu adalah mengalihkan perhatian mereka tapi jangan sampai kau rusak, lindungi dirimu sendiri" Ucap Sasuke pada mobil canggih yang ia rakit sendiri itu.
"Kau ku izinkan menembak jadi selamat berpesta" Lanjut Sasuke sambil menekan sebuah tombol.
"Pergi" Ucap Sasuke menutup pintu lalu membuka pintu garasi hingga mobil itu pun keluar dari garasi dan segera berbelok kearah kiri.
Sasuke bersembunyi dan melihat jika mobil yang sendari tadi mengintai apartemennya mengikuti mobilnya membuat Sasuke menyeringai.
"Waktunya pergi" Ucap Sasuke mengambil kunci mobilnya yang lain dan segera memasukinya.
Sasuke membawa mobilnya keluar dari garasi dan memutup garasi sebentar lalu kembali melajukan mobilnya menuju kantor pusat militer Jepang.
Dalam hitungan menit Sasuke sudah sampai disana mengingat betapa cepat ia membawa mobil dan juga karena jalanan nampak sangat sepi dimalam hari.
"Kapten Sasuke" Panggil sang komandan ketika Sasuke tiba membuat Sasuke menghadapnya.
"Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kau mengisolasi lima orang itu?" Tanya sang komandan yang nampak nya sangat bingung.
"Kita akan segera mendapatkan jawaban nya jadi izinkan aku beroperasi" Jelas Sasuke dengan wajah datarnya.
"Lakukan sesuka mu" Ucap sang komandan membuat Sasuke mengangguk pelan dan segera pergi.
Sasuke berjalan menuju ruang isolasi hingga dari kejauhan Sasuke bisa melihat Tenten berdiri didepan pintu dengan tubuh tegap nya.
"Ayo masuk" Ajak Sasuke dengan suara dinginnya sambil memasuki ruangan isolasi membuat Tenten menyusulnya.
"Ah Kapten akhirnya kau datang, dia masih belum bersuara juga" Ucap Suigetsu sambil menunjuk seorang pria yang tubuhnya sudah penuh lebam terduduk di sebuah kursi yang terikat.
Sasuke tersenyum miring lalu mencengkram dagu orang itu dan memberikan tatapan tajam yang begitu menakutkan layaknya seorang iblis.
"Mulutmu tak berguna?" Tanya Sasuke mendorong pria itu cukup keras membuat pria itu tergeletak dengan kursi yang masih mengikat dirinya.
"Aku tak akan pernah bersuara!!!" Teriak orang itu membuat Sasuke segera menendang nya.
"Lakukan sesuka mu tapi kau tak akan men- Arggg...!!!"
Pria itu bahkan belum menyelesaikan kalimatnya namun Sasuke sudah menginjak mulutnya dengan begitu kuat sampai bibirnya berdarah.
"Aku bisa membuat mu bisu" Ucap Sasuke datar dan dingin sambil menendang perut pria itu.
"Arggg....!!!"
Pria itu terus berteriak kesakitan hampir setengah jam ketika Sasuke tak berhenti memberikn pukulan dan tendangan yang rasanya membunuh orang itu secara perlahan bahkan tatapan dingin dan tajam Sasuke saja rasanya sudah menguliti kulitnya.
"Kau ahok... Berani pada ku yaghh ahok... Terikat" Ucap pria itu sambil menyentuh dadanya yang terasa sakit karena Sasuke menendang nya hampir dua puluh kali.
"Lepaskan dia" Ucap Sasuke datar hingga Suigetsu dan Tenten segera melepaskan ikatan pria itu.
Ketika ikatan itu terlepas, pria itu segera mendorong tubuh Sasuke namun Sasuke menyentuh perut dan bahu pria itu dan membantingnya dalam hitungan detik.
Sasuke menduduki tubuh pria itu dan memukulinya berkali-kali membuat pria itu berteriak kesakitan dan batuk berdarah-darah secara terus menerus namun masih tak ingin bersuara.
Sasuke menghentikan pukulannya sementara pria dihadapan nya itu sudah tak berdaya lagi hingga Sasuke mengangkat sedikit tangannya.
Tenten pun memberikan Sasuke sebuah pisau yang begitu tajam dan mengkilat membuat Sasuke kembali menampilkan seringai iblis nya.
"Kauhhh... Ah ahokkk... kan membuhnuhh ahokk... Akhokk kuh" Ucap pria itu dengan suara yang terdengar begitu memilukan, benar-benar terdengar seperti suara orang yang akan mati dalam hitungan menit.
"Aku akan memberikan dirimu rasa sakit yang bahkan membuat mu memohon agar segera mati" Ucap Sasuke dengan senyum iblisnya.
"Argggggg...!!!!"
Pria itu kembali berteriak ketika Sasuke menusuk lengan nya dan menarik pisau itu kebawah membuat sebuah luka bergaris panjang dengan daging yang terbelah.
Tenten menutup mulutnya, ia ingin muntah melihat itu meskipun itu bukan pertama kalinya ia melihat hal seperti itu hanya saja rasanya masih menjijikan.
"Tidak... Aku akan ahokkk bicara arggg... Hentikan!!!" Teriak pria itu ketika ia tak kuasa menahan rasa sakit pada tangannya.
"Bawa dia keruang medis dan rekam pengakuan nya" Ucap Sasuke sambil berdiri hingga Suigetsu mengangkat tubuh pria itu dan membawanya pergi.
"Mual?" Tanya Sasuke sambil memberikan pisaunya pada Tenten membuat gadis itu bisa mencium bau anyir darah.
"Ya pastinya" Ucap Tenten sambil kembali menutupnya sementara Sasuke melihat ponselnya dan melihat sudah jam 5 pagi.
Pria itu bergegas pergi tanpa suara, ia mengendarai mobil nya dalam kecepatan penuh. Ia harus kembali sesegara mungkin, sebelum Sakura bangun.
Ketika Sasuke tiba di apartemen nya dan memasukan mobil kedalam garasi ia bisa melihat jika mobilnya yang semalam sudah terparkir disana.
Sasuke buru-buru memarkirkan mobilnya dan segera mandi hingga sekitar tiga puluh menit kemudian Sakura bangun, melihat Sasuke yang tengah berbaring sambil memainkan ponselnya.
"Kau wangi sekali" Komentar Sakura ketika ia mendudukan dirinya ditempat semalam ia duduk.
"Orang tampan memang selalu wangi setiap saat" Ucap Sasuke membuat Sakura mendelik.
Tidak mungkin kan Sasuke bilang jika ia mandi menggunakan banyak sabun untuk menghilangkan bau anyir darah yang melekat ditubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Army
FanfictionPemberontak sebagian rakyat Jepang yang dipicu oleh beberapa oknum membuat Kizashi selaku Presiden Jepang harus berada di situasi buruk, belum lagi sebagian rakyat akan berusaha untuk melukai keluarganya. Kizashi pun memutuskan untuk mengirim putri...