Chapter 12: Memory

6.2K 733 93
                                    

Sasuke membuka ranselnya, melihat betapa rapihnya susunan bajunya membuat pria itu mengerutkan kepalanya. Jarang-jarang Hinata merapikan pakaian sampai begitu rapih seperti ini.

"Kapten"

Suara panggilan itu membuat Sasuke menoleh dan mendapati Hinata ada disana, umur panjang juga rupanya.

"Ah Dokter Hinata" Sahut Sasuke datar sambil mengantongi tangannya di saku celananya.

"Jadi Kapten akan ikut pergi juga?" Tanya Hinata pelan membuat Sasuke menganggukkan kepalanya.

"Dokter Sakura adalah tanggung jawab ku selama tugas ku belum dicabut" Ucap Sasuke membuat Hinata mengangguk pelan.

"Kau akan menulis laporan?" Tanya Hinata membuat Sasuke menaikan satu alisnya dan mengangguk pelan.

"Kau akan melaporkan apa yang ku lakukan?" Tanya Hinata sambil menundukkan kepalanya.

"Hn, aku tak akan menutupi hal-hal seperti itu. Sesuatu yang salah akan tetap salah" Jelas Sasuke membuat Hinata menatapnya.

"Aku minta maaf, aku melakukan banyak kesalahan hanya karena perasaan ku" Ucap Hinata dengan rasa bersalahnya.

"Ketika berada dilapangan bersikap lah dengan tegas dan jangan membawa emosi mu atas apa yang kau kerjakan" Ucap Sasuke membuat Hinata kembali menundukkan kepalanya.

"Aku benar-benar minta maaf Kapten, aku kesal melihat orang lain yang baru kau kenal bisa sedekat itu dengan mu sementara aku bertahun-tahun mengejar mu tapi kau tak pernah melihat ku" Ucap Hinata sambil mengusap lengan nya.

"Maafkan aku yang benar-benar mencintaimu" Lanjut Hinata membuat Sasuke menarik nafas panjang.

"Aku mengerti, aku juga tak bisa melarang mu mencintai ku karena cinta adalah sebuah berkah" Ucap Sasuke membuat Hinata menatapnya.

"Terimakasih Kapten" Ucap Hinata pelan membuat Sasuke menganggukkan kepalanya.

"Aku bukannya tidak pernah melihat mu Dokter hanya saja aku melihat mu sebagai partner yang baik" Jelas Sasuke membuat Hinata hanya bisa terdiam.

"Dan jika itu sesuatu yang lebih maka aku akan menatap mu sebagai seorang Adik" Lanjut Sasuke membuat mata Hinata nampak berkaca-kaca.

"Tapi aku tak bisa mencintaimu sebagai seorang Kakak" Ucap Hinata membuat Sasuke kembali menarik nafas panjang.

"Cintai aku seperti apa mau mu tapi kau pun tahu jika aku tak bisa membalas perasaan itu" Ucap Sasuke membuat Hinata menundukkan kepalanya.

"Kenapa setelah sekian lama aku masih mendapatkan jawaban itu?" Tanya Hinata pelan sambil meremas ujung seragam militer yang ia kenakan.

"Karena kau bukan jawaban yang selama ini aku cari Dokter" Ucap Sasuke membuat Hinata menganggukkan kepalanya.

"Aku mencintaimu" Ucap Hinata kesekian kalinya, entah sudah berapa kali gadis itu mengucapakan kata itu sejak dulu.

Sasuke hanya terdiam, ia tak ingin bersuara lagi karena ia tak ingin menyakiti perasaan Hinata, mau bagaimana pun Hinata banyak membantunya dan lagi ia adik Neji, tak mungkin Sasuke membuat gadis itu menangis.

"Kapten! Oh, ada Dokter Hinata juga?" Ucap Tenten yang baru saja datang hingga Hinata memalingkan wajahnya sejenak.

"Helikopter nya sudah siap, Kapten yakin ingin membawanya sendiri? Seingat ku Kapten membawa helikopter terakhir kali itu satu tahun yang lalu" Ucap Tenten membuat Sasuke menatapnya.

"Jangan meragukan kehebatan Kapten mu ini Sersan Mayor" Ucap Sasuke membuat Tenten terkekeh pelan.

"Maafkan aku Kapten!" Ucap Tenten dengan senyum hangatnya membuat Sasuke mengangguk pelan.

"Dokter Hinata, terimakasih sudah mengemasi barang-barang ku" Ucap Sasuke sambil menatap Hinata.

"Sebenarnya itu Tenten yang merapihkan, aku tiba-tiba harus ke ruang medis kemarin" Ucap Hinata membuat Sasuke menatap Tenten.

Jujur Sasuke ragu jika Tenten yang melakukan itu, gadis itu sedikit urakan jadi tidak mungkin bisa mengemasi barang serapih ini.

"Aku membaca pikiran mu Kapten" Ucap Tenten menyadari jika Sasuke tak mempercayainya.

"Dokter Sakura yang mengemasi nya" Lanjut Tenten membuat Sasuke terdiam sejenak.

'Calon istri idaman' Batin Sasuke sambil tersenyum tipis sangking tipisnya Hinata dan Tenten tak bisa melihatnya.

"Kalau begitu aku pergi, jaga diri kalian" Ucap Sasuke menepuk pelan bahu Hinata lalu mengacak rambut Tenten sejenak.

"Hati-hati Kapten?!" Ucap Tenten sedikit berteriak ketika Sasuke pergi meninggalkan mereka.

Sasuke hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar teriakan partner terhebat nya itu.

Bukan tanpa alasan Sasuke mengacak rambut Tenten tapi bukan berarti ia punya perasaan antara pria dan wanita untuk gadis berpangkat sersan mayor itu hanya saja Sasuke sangat menyayangi Tenten, gadis itu partner yang hebat bagi Sasuke, ia gesit, menyenangkan dan poin pentingnya adalah gadis itu tak menyukai Sasuke.

Sasuke berjalan menuju helikopter yang terparkir dilapangan sambil menyandang ranselnya dan melihat Sakura dan Neji ada disana.

"Masuklah duluan" Ucap Sasuke pada Sakura membuat gadis itu menganggukkan kepalanya pelan lalu masuk kedalam helikopter yang hanya bisa ditempati dua orang itu.

"Sersan Mayor Neji" Panggil Sasuke membuat Neji segera menegakkan tubuhnya.

"Sersan Mayor Hyuga Neji!" Ucap Neji dengan suara lantangnya menghadap Sasuke.

"Dua hari lagi akan ada pesawat yang membawa bahan makanan, kau bisa kembali menggunakan itu. Aku sudah membicarakan nya kepada Komandan, bawa juga Tenten karena aku membutuhkan kalian berdua" Ucap Sasuke lumayan panjang.

"Perintah diterima, hormat!" Ucap Neji memberikan hormatnya membuat Sasuke tersenyum tipis.

Sasuke menurunkan tangan Neji lalu memeluk tubuh tegap pria itu sejenak dengan senyum tipisnya.

"Kapten?!!!!"

Naruto berteriak dari kejauhan sambil berlari ditemani Shikamaru dan Sai sementara Sasuke mengantongi tangannya disaku celananya.

"Aku akan merindukan wajah tripleks mu Kapten!" Ucap Naruto sambil memeluk tubuh tegap Sasuke sejenak.

Sasuke mendengus lalu mendorong pelan kepala bodoh Naruto dengan dua jarinya membuat Naruto mendelik.

"Aku akan pergi, jaga diri kalian" Ucap Sasuke membuat keempat pria dihadapan nya itu mengangguk.

"Kau juga Kapten" Ucap Shikamaru membuat Sasuke menganggukkan kepalanya pelan.

"Jangan mengkhawatirkan kami Kapten, lakukan saja tugas mu dengan baik. Kami akan baik-baik saja" Ucap Sai membuat Sasuke tersenyum tipis.

"Hn, sampai jumpa" Ucap Sasuke yang akhir nya menaiki helikopter dan duduk di bangku pengemudi.

Sasuke memasang semua perlengkapan nya lalu menyalakan mesin helikopter nya dan mulai menerbangkan helikopter itu secara perlahan.

"Teman-teman mu itu sangat menyayangi mu ya" Komentar Sakura dengan senyum tipis sementara Sasuke hanya berguman tak jelas menanggapi.

"Kau sepertinya sangat senang pergi dari sini" Ucap Sasuke membuat Sakura menganggukkan kepalanya.

"Aku senang bisa kembali kerumah" Jelas Sakura membuat Sasuke terdiam sejenak.

"Aku justru sedih" Ucap Sasuke pelan membuat Sakura menatapnya walau hanya sejenak.

"Aku tak mungkin sedih, tak ada memori yang menyenangkan disana. Alergi ku kambuh, aku bertemu perempuan semenyebalkan Dokter Hinata, jatuh kelaut, masuk penjara, tidur satu malam di hutan, berjalan jauh lalu naik mobil jerami" Ucap Sakura membuat Sasuke mendengus pelan.

"Kau harus menambahkan bertemu pria tampan dan hot seperti ku, jatuh kelaut bersama ku, dipeluk oleh ku, dicium oleh ku, digandeng oleh ku dan tidur diatas tubuh ku. Itu memori yang menyenangkan bukan?" Ucap Sasuke sementara Sakura memalingkan wajahnya.

My Perfect Army Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang