Chapter 11: Move Quickly

6.2K 747 131
                                    

Malam hari pun tiba, setelah menempuh perjalanan yang amat panjang akhirnya Sasuke dan Sakura kembali ke markas, disambut oleh Hinata dan Shikamaru.

"Kapten, astaga! Apakah kau baik-baik saja? Kami mencarimu" Ucap Hinata dengan mata yang menunjukkan kekhawatiran nya.

"Aku baik-baik saja Dokter Hinata" Ucap Sasuke dengan suara datar nya menatap Hinata sejenak.

"Biarkan aku memeriksa mu, aku tak yakin jika kau benar-benar baik-baik saja" Ucap Hinata khawatir membuat Sakura memutar bola matanya.

"Tidak perlu, ada hal yang lebih penting daripada itu" Ucap Sasuke menatap Sakura yang tengah menampilkan ekspresi jengkel.

"Pergilah ke kamar mu dan istirahat" Ucap Sasuke mengusap bagian belakang kepala Sakura sejenak.

"Aa baiklah" Sahut Sakura pergi menuju kamarnya hingga Sasuke kembali menatap Shikamaru dan Hinata.

"Dimana yang lain?" Tanya Sasuke sambil berjalan membuat Shikamaru dan Hinata berjalan disamping nya.

"Mereka ada dikamar" Ucap Shikamaru sambil berusaha menyamai langkah kaki Sasuke.

"Pergi dan panggilkan semuanya, kita rapat sekarang juga" Ucap Sasuke membuat Shikamaru mengerutkan keningnya.

"Tapi Kapten ini sudah malam dan lagi sepertinya kau butuh istirahat" Ucap Shikamaru sambil sedikit menguap.

"Kita harus bergerak cepat" Ucap Sasuke membuat Shikamaru mengangguk dan segera pergi.

"Dokter Hinata pergilah dan temui Sersan Mayor Tenten, bantu Dokter Sakura dan siapkan beberapa obat" Ucap Sasuke membuat Hinata mengangguk.

"Aku mengerti Kapten" Ucap Hinata pergi meninggalkan Sasuke sementara Sasuke masuk kedalam sebuah gedung yang cukup luas dengan meja bulat besar.

Setelah menunggu sekitar 5 menit akhirnya semua orang yang Sasuke butuhkan berkumpul dimeja bulat besar itu.

"Langsung saja, hari itu aku dan Dokter Sakura hampir saja dibunuh oleh musuh Presiden Kizashi" Ucap Sasuke membuat semuanya terdiam.

"Maafkan kelengahan kami Kapten tapi setelah kau dan Dokter Sakura menghilang kami baru mengecek CCTV didaerah perbatasan dan melihat lima orang berjas ada disana" Ucap Naruto membuat Sasuke diam mendengarkan.

"Menurut asumsi ku sepertinya ada orang dari istana yang membocorkan kepergian Dokter Sakura kesini" Ucap Hinata serius.

"Tapi masalahnya yang membuat kami semua bingung adalah tak ada orang yang tahu masalah ini kecuali kita dan orang istana tapi lima orang berjas itu sudah sampai disini dua hari sebelum Dokter Sakura tiba kemari sementara kita baru tahu Sakura kemari sehari sebelumnya" Jelas Tenten panjang lebar.

"Bisa disimpulkan bahwa orang istana?" Celetuk Naruto menaikan satu alisnya.

"Bukankah keberangkatan Dokter Sakura ini bersifat rahasia? Itu artinya hanya orang yang paling dekat dengan presiden saja yang tahu" Ucap Shikamaru membuat Sasuke menajamkan matanya.

"Mungkin Kapten tahu siapa orangnya mengingat Kapten sering menghabiskan waktu bersama Presiden" Ucap Sai membuat Sasuke menatapnya.

Sasuke berusaha mengingat hari dimana Kizashi menelponnya dan menitipkan Sakura kepadanya hingga ia mengingat sesuatu.

"Asuma akan mengurus kepergian Sakura jadi kau tak perlu repot-repot"

Ya, benar Sasuke mengingat itu. Kizashi mengatakan itu dua hari sebelum Sakura datang dan satu hari setelah itu Sasuke mendapatkan surat tugas resminya.

"Tangan kanan presiden, Asuma" Ucap Sasuke datar membuat semua orang menatapnya.

"Kau yakin Kapten?" Tanya Neji tak percaya hingga Sasuke menegakkan kepalanya.

"Siapa pun itu kita harus tetap waspada, aku akan menghubungi kantor pusat untuk membicarakan hal ini" Ucap Sasuke membuat semuanya mengangguk.

"Jika keberadaan Dokter Sakura sudah diketahui disini maka lebih baik ia kembali ke Jepang saja" Ucap Sai membuat Tenten menganggukkan kepalanya.

"Dimana pun ia berada, nyawanya terancam" Ucap Tenten membuat Sasuke terdiam sejenak.

"Aku dan Dokter Sakura jatuh kelaut, ketika bangun kami berada disebuah penjara di Mekadonia, sepertinya itu tempat perdagangan manusia" Cerita Sasuke membuat semua orang menatapnya.

"Mekadonia?" Ucap Hinata tak percaya membuat Sasuke menganggukkan kepalanya pelan.

"Sersan Mayor Sai dan Sersan Mayor Neji pergilah kesana, aku banyak mendengar bahasa Jepang disana" Ucap Sasuke membuat Neji dan Sai mengangguk pelan.

"Sersan Mayor Shikamaru pergi ke ruangan komunikasi dan sambungkan aku ke kantor pusat" Ucap Sasuke menatap Shikamaru yang segera menganggukkan kepalanya.

"Sersan Mayor Tenten, bantu Dokter Sakura berkemas. Dokter Hinata kemasi barang ku" Ucap Sasuke membuat dua gadis itu menganggukkan kepalanya.

"Bergerak" Perintah Sasuke sambil berdiri membuat semuanya berdiri kecuali Naruto.

"Perintah diterima, hormat!!" Ucap semuanya sambil memberikan hormat kecuali Sasuke dan Naruto.

"Hormat" Ucap Sasuke memberikan hormatnya walau sejenak hingga semua pergi kecuali Naruto.

"Tunggu dulu, kenapa semuanya dapat jatah sementara aku tidak?!" Ucap Naruto membuat Sasuke menatapnya.

"Kau mendapatkan tugas eksklusif" Ucap Sasuke membuat Naruto nampak begitu senang mendengar nya.

Jarang-jarang Sasuke memberikan nya tugas eksklusif dan Naruto berharap mendapatkan tugas yang menantang.

"Siapkah air hangat dan buatkan aku ramen" Ucap Sasuke membuat ekspresi Naruto berubah menjadi datar.

"Itu kau sebut tugas eksklusif?" Tanya Naruto setengah berteriak dan tidak percaya.

"Melayani seorang Kapten adalah tugas yang sangat istimewa" Jelas Sasuke membuat Naruto mendengus jengkel.

"Ya ya perintah diterima Kapten" Sahut malas Naruto yang segera menyiapkan air hangat untuk mandi sang kapten hingga tak butuh waktu lama sang kapten datang.

"Ramen tidak pedas, jika kau membuatnya pedas aku akan memotong lidah mu" Ucap Sasuke membuat Naruto mendelik.

Sasuke pun mulai mandi dengan adengan mengusap-usap yang tidak bisa dijelaskan sementara Naruto membuatkan pria itu ramen.

Sasuke selesai mandi dan mengenakan pakaian nya lalu pergi ke ruangan kerjanya hingga tak lama berselang Naruto datang dengan semangkuk ramen.

Naruto meletakan manguknya diatas meja hingga Sasuke menepuk bahunya sendiri sebagai isyarat agar Naruto memijat bahunya.

Dengan wajah malas nya Naruto mulai memijat bahu Sasuke yang tak bisa dipungkiri jika pria itu sangat lelah apalagi bahunya sempat cedera karena memanjat pohon kelapa untuk Sakura.

"Oh ya Kapten tadi didepan ada Dokter Hinata, sepertinya ia ingin mengatakan sesuatu yang penting tapi aku menyuruhnya untuk bicara besok saja" Cerita Naruto membuat Sasuke mengangguk pelan.

"Aku tahu Hinata membuat kesalahan tapi dia melakukannya juga karena mungkin kaget dan kesal melihat kau mendekati Dokter Sakura, kita semua tahu seperti apa perasaannya dan sampai mana kau terus menolaknya" Ucap Naruto sambil memijat Sasuke.

"Mungkin baginya tidak adil, ia dekat dengan mu sejak lama tapi tiba-tiba kau dekat dengan perempuan lain. Perempuan mana yang tidak sakit hati?" Lanjut Naruto membuat Sasuke menarik nafas panjang.

"Aku jauh lebih lama mengenal Dokter Sakura, ayah kami bersahabat bahkan aku melihat ia diumur satu jam" Jelas Sasuke membuat Naruto lumayan kaget.

"Jangan bilang kau jatuh cinta semenjak itu?!" Pekik heboh Naruto membuat Sasuke mendengus.

"Dasar bodoh, lanjutkan saja pijatan mu" Ucap Sasuke membuat Naruto memajukan bibirnya.

My Perfect Army Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang