12. YOONSEOK || It Makes No Sense to Tell Lies

1K 87 15
                                    

Story by : ryoga_hibiki

.
.

"Maaf Hoseok, aku tidak bisa menerima cintamu."

Malam itu, untuk kesekian kalinya Hoseok bermimpi yang sama setiap malam di hari ulang tahunnya. Orang itu lagi-lagi mengganggunya. Seseorang yang Hoseok benci sekaligus yang dirindukannya setengah mati.

Hoseok bangun di pagi hari dengan mata bengkak. Setelah terbangun karena mimpi semalam, Hoseok harus terjaga hingga pagi. Padahal hari ini ulang tahunnya, sungguh menjengkelkan! Begitu setiap tahunnya.

Jimin yang pertama kali melihat Hoseok sudah hapal kenapa bisa ada mata bengkak di pagi hari seperti itu. Menjadi temannya dari SMP hingga kini kuliah, Jimin sangat tahu kebiasaan Hoseok di tanggal 18 Februari.

Saku Hoseok bergetar, dimasukkan tangan ke saku celana. Handphonenya berbunyi, ada pesan.

Ayo bertemu malam ini, aku merindukanmu.

"Kali ini siapa lagi yang kau tipu?" Jimin bertanya setelah mengintip ke layar handphone Hoseok.

"Jeon Jungkook. Ngomong-ngomong kami sudah berhubungan selama setahun belakangan ini."

"Selama itu? Wow! Biasanya juga cuma seminggu, itupun karena kau ketahuan."

"Dia anak baik, nggak pernah mengajakku ke kasur. Pegangan tangan saja masih malu-malu. Sangat menyenangkan bermain-main dengannya."

"Haaaaaaah," Jimin tidak bisa tidak menghela napas panjang mendengar jawaban Hoseok.

"Jim, jangan panjang-panjang. Nanti keluarnya lewat bawah."

"Ah, sudahlah Seok. Lelah bicara sama orang gila kayak kamu. Hei, itu Pak Namjoon, ayo cepat lari ke kelas!"

Terlambat semenit di mata kuliah Pak Namjoon maka dianggap tidak hadir. Pada hari itu Jimin dan Hoseok masih selamat.

Hoseok, semenjak cintanya ditolak pikirannya sudah tidak waras lagi. Dimulai dari masa SMA, Hoseok senang berdandan seperti perempuan. Dia ingin merasakan bagaimana menjadi perempuan, makhluk yang dicintai laki-laki itu.

Hoseok dalam penyamarannya sebagai perempuan, didekati banyak laki-laki. Hoseok senang sekali. Ingin dia muncul di hadapan laki-laki itu, mengatakan kepadanya bahwa ia bisa menjadi perempuan yang cantik.

Obsesinya itu ia lanjutkan hingga di bangku kuliah. Mencari laki-laki bodoh yang hanya tertarik pada wajahnya. Ketika mereka tahu bahwa Hoseok laki-laki, tidak ada kata-kata perpisahan yang ada hanya makian atau beruntungnya mungkin Hoseok dapat tamparan (atau sialnya?).

Hoseok sangat menikmati bisa membalaskan rasa sakit hatinya pada laki-laki di sekelilingnya. Laki-laki di masa lalu Hoseok benar-benar menancapkan pisau, menyayat bagian-bagian tubuhnya hingga tidak ada lagi ruang kosong yang tersisa. Meski salah, luka Hoseok sudah membusuk, kotornya sudah masuk ke aliran darahnya.

Dia bahkan tidak mempedulikan jika Jungkook, si lelaki baik, yang menjadi korbannya.
"Hei."

"Jungkook! Sudah lama?"

"Nggak, aku baru sampai." Baru sampai sejam yang lalu maksudnya.

"Kook, kenapa kau tinggal aku?"

Seseorang datang dari arah belakang Jungkook. Matanya dan mata Hoseok bertabrakan. Hoseok tidak bisa lebih kaget lagi sekarang. Mata orang itu tak mungkin Hoseok lupakan. Mata yang membuatnya mimpi basah untuk pertama kali.

"Hehehe maafkan aku. Oh iya, kenalin ini pacarku Jung Jiwoo. Jiwoo, ini sepupuku, Min Yoongi."

Jungkook bingung ketika tidak mendapat respon dari kedua orang itu. Yoongi lah yang pertama kali memutus tatapan.

HOSEOK BIRTHDAY GIVEAWAY PROJECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang