Senja ~ 1

52 2 0
                                    

       Ada harapan yang mengarungi rasa, menggetarkan sukma, menggelorakan jiwa, hingga titik ujung paling akhir.

   
                                         ~ Zara Livya Maretha

Pagi ini dimana hari pertama masuk sekolah di semester dua. Zara yang sangat bersemangat untuk masuk sekolah. Pasalnya zara adalah anak yang berprestasi dan gigih.

Namun, pagi hari ini sangat aneh, biasanya ibu nya selalu rajin membangunkan zara setiap dihari sekolah. Zara berfikir mungkin pagi hari ini ibunya sedang sibuk menyiapkan keperluan ayahnya yang sama hari ini pertama masuk kantor.

Setelah selesai bersih-bersih, dan sudah rapih dengan seragam sekolahnya zara segera menuruni anak tangga, dan berniat untuk sarapan.

" kamu gimana sih mas, rumah tangga kita ini sudah memasuki usia tua. Anak kita udah berusia 16 tahun, masih aja kelakuan kamu ngga berubah. Aku gakuat lagi mas sama kamu " suara tangisan wanita oaruh baya itu membuah seluruh tubuh zara melemas

" Kamu ga usah lebay kayak gini, aku main perempuan tapi kebutuhan kamu dan zara gapernah aku kurangin. Apa kurangnya aku buat kamu yang tidak menarik lagi " jawab amarah lelaki berjas itu

" bukan itu yang aku mau mas, aku ingin rumah tangga kita tetap berjalan dijalan allah " ucap wanita yang sedang berlutut dihadapan lelaki yang nampak seperti bos

" kamu tidak usah berlutut seperti itu, mulai dari sekarang kamu saya talak. Dan kemas semua barang- barang kamu dan zara, saya sudah belikan kalian rumah dan akan diantar oleh sekertaris saya " ucap lelaki itu, meninggalkan istrinya yang menangis sejadi- jadi di hadapannya

Zara segera menuruni anak tangga itu, dan langsung memeluk wanita yang sedang menangis dengan badannya yang terlihat sangat lemas.

" ibu, ibu yang sabar ya bu. Kita pergi sekarang ya bu, kita kemasin barang-barang kita " ucap zara yang menangis dipelukan diana

" iya nak, maafin ibu ya sayang, maafin ibu yang gabisa bersatu lagi sama ayah kamu " ucap diana yang mengelus pucuk kepala anaknya

Zara mengangguk dan segera mengemasi barang-barangnya, dan juga mengganti seragamnya dengan kaos biasa.

Pikirannya sekarang sedang kalang kabut, saat ini dia sangat membenci ayahnya, dan ingin segera meninggalkan rumah ini.

Sakit sangat sakit, yang seharusnya hari ini menjadi hari yang penuh ceria pertama masuk sekolah, tapi justru menjadi sebaliknya. Berdiam diri dirumah yang lebih kecil, tanpa ada kendaraan satupun, sangat membuat zara bosan dan tidak terbiasa jika harus naik angkutan umum atau bis umum juga.

Pagi ini, hari kedua masuk sekolah. Zara segera berangkat lebih pagi, karena hari ini dia ingin melupakan penat dipikirannya dengan bertemu bersama kawan-kawannya dan juga pelajaran yang akan dihadapinya.

" ibu aku pamit ya " ucap zara, mencium tangan diana

"hati- hati sayang " jawab diana

Disepanjang perjalan di bus, dia selalu menitikan air matanya, entah apa yang ada dipikirannya sekarang. Di usia nya yang masih remaja ini, cobaan berat telah menimpanya. Mulai dari ayahnya yang menceraikan ibunya, semua harta ibu nya di ambil, dan sekarang sudah waktunya membayar uang sekolah di semester dua ini.

Bus sudah berhenti dihalte SMA GARUDA, para siswa yang menjadi penumpang bus segera turun dan langsung memasuki gerbang sekolah.

" Woii kemana aja lo ? " ucap raka yang tiba-tiba nongol

"raka, ih gausah ngagetin juga kali " jawab zara, yang merasa terganggu kedatangan raka

" kenapa liburnya nambah ? " ucap raka, yang menanyakan alasan zara tidak masuk sekolah

" gue, apaan si lo kepo banget " jawab zara yang meninggalkan raka

" tuh anak kalo ga cakep gue timpug lo ra " ucap raka bermonolog

Saat sampai dikelas, tidak ada satupun anak kelas. Padahal waktunya sudah masuk jam pelajaran pertama. Kenapa ini masih sepi.

Zara melihat jadwal hari ini tidak ada praktikum di lab, dan tidak ada jam olahraga. Tapi teman-teman kelasnya tidak ada satupun dikelas.

" kenapa lagi zara, ya allah " ucap zara sendiri

Karena kelasnya kosong, zara berniat untuk mencari temannya dan ketika dia keluar pintu tiba-tiba.....

" Happy brithday zara, happy brithday zara, happy brithday happy brithday happy brithday to you " ucap kompak teman sekelasnya

Responnya saat ini, tidak bisa berkata-kata lagi. Hanya air mata yang dapat mewakili rasa bahagia atas kepedulian dan kasih sayang teman kelasnya itu. Terutama pada sahabatnya yang sedang memegang kue yang bertulisan " Sweetseventen zara "

" Tiup lilinnya dan make a wish dulu " ucap bintang

" ya allah aku ingin di usia ku yang sekarang, hidupku lebih berwarna dan berbeda namun selalu membuatku bahagia"

Zara segera meniup lilinnya, dan disusul suara tepuk tangan oleh teman-temannya. Zara sangat beruntung, dia sangat bahagia hari ini.

" makasih ya gais, gue gatau harus bilang apalagi sama kalian. Gue sendiri aja lupa kalo sekarang hari ini ulang tahun " ucap zara yang menitikan air matanya lagi

" lah ko nangis, udah jangan nangis " ucap bintang

" iya ra, jangan berlebihan kita cuman bisa ngasih ini " ucap raka

" gapapa, gue seneng kok. Kalian sahabat-sahabat gue, gue sayang kalian " ucap zara memeluk bintang dan raka

" enak ya dipeluk cewek " ucap raka

" Eh, mesum lo " jawab bintang, menoyor kepala raka


Hallo gais, selamat membaca yaa. Mohon maaf part nya pendek, soalnya baru bisa mikir mentok sampe sini hehe.....

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang