Sudah empat bulan Saveri harus menjalankan tugasnya sebagai sekertaris CEO sekaligus pemilik perusahaan Adhitama Corp. Semuanya menjadi berubah sejak hari dimana ia diharuskan menjadi sekertaris Mr. Adhitama, karena ketenangan dalam hidupnya hilang begitu saja ketika ia menghabiskan waktu dengan Bos nya yang gila dan keras kepala itu.
Seperti hari ini, dimana pagi buta Saveri harus menyiapkan berkas - berkas yang berantakan, karena ulah Bos - nya sendiri yang memang sengaja mengacak tumpukan berkasnya hanya untuk membuat Saveri kesusahan.
Sekarang Saveri sudah berada didalam apartemen mewah milik Bos - nya, kaki nya melangkah cepat menuju kamar orang yang membuatnya kurang istirahat selama empat bulan ini. Saveri menghela napasnya panjang saat melihat Mr. Adhitama masih terlelap dalam tidurnya. Selimut tebal itu juga masih menyelimuti tubuh kekar Mr. Adhitama sampai ke leher.
Tangan mungil Saveri bergerak, menggoyangkan tubuh milik Bos nya hingga Mr. Adhitama menggenggam erat lengan Saveri. Yang mendapatkan perlakuan seperti ini gugup setengah mati, kalau kemarin ia diteriaki dan dimaki habis - habisan sekarang apalagi? Apa sarapannya pagi ini?
"Bos sekarang sudah jam delapan, bos harus bersihin diri karena jam setengah sembilan kita harus meet-"
"Saya udah cancel semua jadwal meeting untuk hari ini." Potongnya, ia belum juga membuka matanya dengan tangan yang masih menggenggam Saveri. Jadi ia tidak mengetahui si mungil yang bersama nya sekarang ini tengah membulatkan mata serta bibirnya tak percaya. Di cancle katanya? tapi kenapa?
"T-tapi bos gak kasih tau saya ap-"
"Saya mau kamu yang nanya sendiri ke saya. Saya tau itu tugas kamu untuk mengatur jadwal saya, tapi harusnya kemarin kamu tanya lagi ke saya. Kalau mood saya hancur kaya hari ini, saya gak mau meeting." Ketus Mr. Adhitama sambil membuka matanya, dengan buru - buru Saveri menarik paksa tangannya yang masih digenggam oleh Mr. Adhitama. Peduli apa dengan mood nya yang hancur? Saveri sama sekali tidak mengetahui hal itu.Mr. Adhitama benar - benar tidak profesional. Hanya karena mood nya jelek ia membatalkan jadwal meetingnya, tapi rasanya sangat tidak adil karena ia mendapatkan kekayaan yang berlimpah dengan milayaran uang yang masuk ke rekening dalam setiap jamnya. Padahal kerja nya hanya memerintah dan menandatangani berkas saja. Selebihnya Saveri lah yang melakukan tugas - tugas yang sengaja diabaikan oleh Mr. Adhitama.
Mr. Adhitama bergumam kecil sambil berguling mendekat kearah Saveri yang masih berdiri di sisi ranjang berukuran king size miliknya.
"Kamu bikin tidur saya keganggu, kamu harus tanggung jawab. Tolong tiduri saya kembali, Saveri."
Saveri kembali terkejut, karena Mr. Adhitama kembali membawa tangannya dan diletakkan pada surai tebal milik Bos nya. Saveri tau bahwa ini pasti akan terjadi. Dulu Saveri bertanya - tanya dalam hati seperti "t-tiduri kembali? maksudnya....?", tetapi sekarang ia sudah mengerti maksudnya."Bos baby mode on?" Mr. Adhitama hanya mengangguk pelan sambil menatap Saveri dengan puppy eyesnya. Si mungil hanya mendesah pelan sambil menjatuhkan bokongnya pada sisi ranjang milik Bos - nya. Perlahan, tangan Saveri mulai mengelus surai tebal milik Mr. Adhitama hingga lelaki bertubuh kekar itu memejamkan matanya.
Beginilah jika Mr. Adhitama sudah menunjukkan sisi bayi - nya. Saveri sendiri tidak mengerti kenapa Mr. Adhitama sewaktu - waktu bisa menjadi sangat manja dan bersikap seperti anak kecil. Tapi beberapa jam setelahnya Mr. Adhitama juga bisa kembali menjadi sosok yang menyebalkan, mengintimidasi, dan suka sekali menindasnya.
Saveri jadi bertanya - tanya dalam hatinya.
Apakah Mr. Adhitama memiliki little space?
*********
Mr. Adhitama
Saveri
YOU ARE READING
Mr. Adhitama
RomanceSaveri Abel Arsalan, karyawan biasa yang melakukan sebuah kesalahan hingga mengharuskan dirinya untuk menjadi sekertaris dari pemilik perusahaan Adhitama Corp serta CEO perusahaan ditempat kerjanya. "Jangan berani untuk jatuh cinta pada saya, Saver...