Kebetulan yang Saveri benci adalah ketika ia bertemu dengan Darsa dan terjebak berdua bersamanya seperti sekarang ini. Saveri sungguh telah membenci mantan kekasih yang menyelingkuhinya itu, dan kenapa Tuhan mempertemukan mereka lagi dengan cara seperti ini? Saveri tidak mengerti.
Sebenarnya tidak bisa dibilang kebetulan, ini sudah direncanakan, Mr. Adhitama memintanya untuk bertemu dengan client perusahaan mengenai kerjasama yang akan dibangun beberapa bulan kedepan. Dan ternyata ia harus bertemu dengan Darsa. Saveri jadi curiga bahwa Mr. Adhitama memang sengaja mengerjainya untuk bertemu dengan Darsa, Bos nya itu benar - benar sangat menyebalkan.
"Terimakasih untuk rapat hari ini, saya akan hubungi kembali jika ada pertemuan lagi." Ucap Saveri sambil merapihkan berkas - berkasnya, akhirnya ia telah menyelesaikan rapat diantara mereka berdua.
Selama beberapa jam mereka membahas masalah pekerjaan dan kerjasama, Saveri benar - benar tidak nyaman. Darsa menatapnya dengan intens, lebih tepatnya tatapan seolah mereka masih bersama seperti dulu.
Jika dulu Saveri memang menyukai tatapan Darsa yang begitu dalam padanya, kini ia sungguh benci dan juga muak. Dan rasa muak itu bertambah ketika Darsa menghentikan pergerakan tangan Saveri untuk merapihkan berkas dihadapannya.
"Kenapa kamu harus terburu - buru, sih?" Pekik Darsa, Saveri langsung mengangkat kepalanya untuk menatap manik gelap milik mantan kekasihnya itu
"Tolong lepaskan tangan saya dan bersikaplah profesional." Ucap Saveri dengan nada dingin dan mengintimidasi, membuat Darsa juga langsung melepaskan genggamannya pada Saveri
"Ok, maaf. Aku cuma nggak mau kamu itu bener - bener jauh dari aku, Sa." Saveri berdecih kesal sambil menatap Darsa dengan remeh
"Kita emang udah sejauh itu kok."
"Maafin kesalahan aku yang dulu, caraku ninggalin kamu emang salah, Sa. Tapi aku nggak bohong kalau aku juga masih punya perasaan itu."
"Saya udah nggak peduli dengan perasaan anda." Ketus Saveri sambil menghela napasnya kasar
"Bohong." Ucapnya ketus, membuat Saveri kembali menatapnya
"Bohong? I'm not. Saya memang udah nggak punya perasaan itu untuk kamu, terserah kalau menurut kamu begitu. Saya nggak peduli juga. Urusan kamu dan pikiran kamu bukan beban untuk saya, selagi itu nggak merugikan saya, just do it. Keep thinking about it." Ketus Saveri sambil beranjak bangun dari duduknya
"Kamu akan balik lagi ke aku, Sa." Saveri berdecih, "jangan terlalu percaya diri. Kamu nggak sehebat itu."
Darsa beranjak bangun juga dari duduknya, perbandingan tinggi diantara mereka terlihat begitu jelas. Membuat Darsa terlihat benar - benar mengintimidasi Saveri yang mungil berada dihadapannya.
"Atau ini semua karena Bos kamu? Mr. Adhitama?" Saveri langsung menolehkan kepalanya untuk menatap Darsa, apa - apaan? kenapa membawa Bos nya dalam masalah hubungan mereka?
"Ah, bener ternyata. Apa kamu jadi submissivie nya sekarang?" Pekik Darsa
"Sorry? watch your mouth. Saya pergi." Saveri tidak mau memperpanjang pembicaraan mereka yang sudah tidak memiliki arah ini, tidak salah memang ia membenci Darsa sejak perpisahan itu. Lihat saja, Darsa terlalu percaya diri untuk mengatakan bahwa Saveri akan kembali padanya.
Memang Darsa masih berada didalam hati Saveri, meskipun hanya setitik kecil ia singgah disana. Tapi Saveri adalah penjunjung gengsi yang tinggi untuk urusan hati, ia tidak terlihat mudah luluh untuk melindungi dirinya.
Saveri juga seperti itu karena Darsa pernah mengecewakan dan mengkhianatinya dulu. Tapi biarlah, Saveri tidak mau gila lagi hanya karena memikirkan Darsa. Sekarang pikirannya tertuju pada Mr. Adhitama, ia akan menemui Bos nya itu untuk menanyakan kenapa harus mempertemukannya dengan Darsa? Padahal kemarin Mr. Adhitama sendiri yang menyelamatkannya.
YOU ARE READING
Mr. Adhitama
RomanceSaveri Abel Arsalan, karyawan biasa yang melakukan sebuah kesalahan hingga mengharuskan dirinya untuk menjadi sekertaris dari pemilik perusahaan Adhitama Corp serta CEO perusahaan ditempat kerjanya. "Jangan berani untuk jatuh cinta pada saya, Saver...