Honey, Cream.

4K 444 26
                                    

Dua labium berbeda volume itu menciptakan decakan yang membuat ruang tamu semakin panas, keduanya sudah tidak memakai sehelai benang pun ketika tubuh mungil milik Saveri dikungkung hangat oleh tubuh bongsor milik bosnya. Ciuman semakin mereka perdalam ketika kesejatian mereka bergesek tak kenal tempo. Lengguhan tertahan mampu terdengar dan merangsang telinga Mr Adhitama untuk melakukan hal lebih pada sekertaris nya ini.

Tautan bibir mereka terlepas, Saveri menatap Mr Adhitama kecewa dengan mata sayu serta wajah nya yang sudah merah padam. Keringat juga sudah bercucuran dipelipis hingga membasahi rambut Saveri. Seharusnya Mr Adhitama menyentuhnya lebih dari sekedar ciuman dan cubitan pada putingnya, bukan malah menghentikan kegiatan tersebut.

"Don't stop.." Desis Saveri menunjukkan tatapan memohon, bibir tebalnya ia gigit sensual, tangannya mengelus tengkuk Mr Adhitama agar kembali merangsangnya. 

"Wait a minute. Ada sesuatu yang harus saya ajak untuk malam pertama kita, Saveri" 

"What?" 

"Honey, and Cream." 

Alis Saveri terangkat satu, ia memincingkan matanya namun tak lama dari itu terdengar helaan napas dari Saveri yang mengangkat tubuhnya dan kembali mendaratkan ciumannya pada bibir Mr Adhitama. Tangan Saveri juga meremas rambut Mr Adhitama sambil mendorongnya agar memperdalam ciuman mereka, satu tangannya lagi tak ia biarkan untuk menganggur. Dengan tempo yang lumayan cepat, Saveri mengocok kesejatian bos nya yang sudah sangat mengeras. 

Sedetik kemudian, dada Saveri didorong pelan oleh Mr Adhitama hingga kembali berbaring diatas sofa. Mr Adhitama beranjak bangun dari posisinya, ia menatap Saveri sambil tersenyum miring.

"Tubuh kamu udah manis, tapi saya nggak puas hanya dengan kemanisan itu. Tunggu sebentar, jangan sentuh diri kamu sebelum saya kembali." 

"Shit? Apa kamu lagi mempermainkan saya yang udah siap untuk-"

"Sabar, Saveri. Ini pengalaman pertama kamu, saya nggak akan bikin kamu trauma. Tujuan saya untuk bikin kamu candu, dan minta itu setiap kali." 

Saveri berdecak, ia memalingkan pandangannya sebentar sebelum ia kembali menatap Mr Adhitama

"Kalau begitu cepat, rasanya sakit digantung begini." Mr Adhitama mengangguk sebelum ia melangkah pergi meninggalkan Saveri yang mulai menyentuh dirinya sendiri. Persetan dengan ucapan Mr Adhitama barusan, Saveri butuh disentuh, Saveri sudah sangat terangsang. 

Tangan mungilnya menggenggam dan mengocok batang miliknya yang sudah tegang bukan main. Satu tangannya lagi mencubit putingnya sendiri. Kedua matanya terpejam, bibirnya terbuka, keringat tak berhenti bercucuran dan membasahi kening hingga seluruh tubuhnya.

Suaranya terdengar memanggil nama Mr Adhitama, dengan kedua mata yang terpejam Saveri membayangkan hal - hal kotor yang dilakukan pada Mr Adhitama padanya. Seperti menjilati lubangnya, mengulum penis serta puting nya, serta mengagahinya dengan sangat kencang dan tak terarah. Saveri ingin Mr Adhitama membuatnya mess malam ini, meskipun ia tau, besok pagi ia akan menyesal karena sudah mengedepankan hasratnya untuk bercinta dibanding akal sehatnya yang tak berhenti menolak dan tak menginginkan hal ini.

Tapi siapa peduli? Kepala Saveri sudah sangat pening untuk memutuskan semuanya dengan logika, ia hanya ingin hal baru baginya, meskipun sudah sekian lama juga Saveri menginginkannya. Namun pengalaman seks beberapa menit lagi adalah pengalaman pertama baginya. 

Dalam hati kecil, Saveri berharap bahwa Mr Adhitama memang menepati omongannya. Ya, omongan yang membuatnya akan candu dan meminta seks terus - menerus. Meskipun ia juga merutuki suara hatinya yang sudah tak terkendali. 

Mr. AdhitamaWhere stories live. Discover now