Mr. Adhitama baru saja menyelesaikan pemotretan majalah untuk bulan Maret mendatang, sekarang ia sedang duduk santai disofa mewah yang terdapat disalah satu club ternama. CEO muda yang tampan ini tidak sendiri, ia bersama sekertaris pribadinya yang hanya duduk sambil menyesap vodka. Saveri hanya diam, tanpa ekspresi. Ada beberapa hal yang menjadi beban dipikirannya, terutama mengenai urusan hatinya yang sekarang sedang tidak jelas. Saveri gelisah, merindukan seorang yang pernah singgah dihatinya namun mengkhianatinya habis - habisan. Ia mendengus pelan kemudian kembali menyesap minumannya lagi.
Tanpa ia menyadari bahwa bos - nya itu sudah digoda oleh banyak wanita seksi tepat disebelahnya. Saveri membulatkan matanya ketika melihat salah satu dari wanita seksi itu duduk diatas paha Mr. Adhitama sambil membelai pipinya dengan nakal, ditambah Mr. Adhitama hanya membiarkan wanita - wanita itu sambil menyeringai.
"Mau main malam ini, Tuan?" Tanya wanita seksi itu sambil mengarahkan tangan Mr. Adhitama untuk membuka belah dadanya agar lebih terekspose dengan jelas. Saveri yang melihatnya berdecih sambil meletakkan gelasnya diatas meja, jujur ia sangat muak dengan pemandangan seperti ini. Bukan pertama kali baginya melihat Mr. Adhitama seperti ini, digoda dengan banyak wanita meskipun hanya beberapa yang bisa tidur bersamanya. Tetapi tetap saja, mereka semua itu sangat rendahan dimata Saveri. Bagaimana bisa menyerahkan harga dirinya begitu saja hanya karena Mr. Adhitama kaya dan tampan? benar - benar murahan.
"Bos?" Panggil Saveri yang menghentikan kegiatan belai membelai antara Mr. Adhitama dengan wanita seksi itu. Lelaki yang bertubuh jauh lebih besar menoleh kearahnya, tatapannya tidak suka. Saveri sadar bahwa ia baru saja mengganggu bosnya itu.
"Apa?"
"Saya mau ke lantai dansa, boleh?"
"Pergi aja. Jangan ganggu saya. Kamu boleh pulang juga, kok." Ketusnya sambil kembali mengalihkan pandangannya pada wanita seksi dalam pangkuannya. Saveri berdecih, jika tau begitu, dari tadi saja ia pergi meninggalkan bosnya itu sendirian, agar ditemani dengan jalang - jalang yang akan menggodanya.Saveri menghela napasnya panjang sebelum ia berjalan ke lantai dansa, ia tersenyum sambil membuka jas yang dikenakannya dan ia letakkan diatas pantry. Saveri menggulung kemeja putihnya sampai siku, membuka dua kancing atasnya kemudian mulai menggerakkan tubuhnya dengan seksi bersama banyak orang disana.
Bibir tebalnya tersenyum ketika ia berdansa erotis dengan seorang lelaki bertubuh besar sama seperti bosnya, hanya saja Saveri merasakan aroma parfume yang jauh berbeda dengan milik Mr Adhitama. Aroma nya membuat Saveri nyaman, ia sangat suka dengan aroma seperti ini, manly namun soft.
Dengan gemulai, ia menari hingga mengunci tubuhnya dengan lelaki bertubuh besar itu tanpa menghentikan sedikitpun gerakan pada tubuh mereka berdua. Tanpa menyadari bahwa terdapat sosok yang menatap mereka berdua dengan tatapan yang menyeramkan.
"Minggir."
"Apa malam ini kita nggak jadi tidur lagi?"Wanita itu menghembuskan napasnya kasar, hingga membuat Mr. Adhitama mendelik padanya. Kemudian si tampan mengangkat tubuh berisi wanita seksi dan membantingnya dengan cukup kasar pada sofa yang tadi di duduki-nya. Wanita itu terkejut, matanya membulat saat melihat Mr. Adhitama justru mengambil jas miliknya dan milik Saveri, apakah mereka benar - benar tidak jadi menghabiskan waktu dengan erotis, sampai pagi nanti?
YOU ARE READING
Mr. Adhitama
RomanceSaveri Abel Arsalan, karyawan biasa yang melakukan sebuah kesalahan hingga mengharuskan dirinya untuk menjadi sekertaris dari pemilik perusahaan Adhitama Corp serta CEO perusahaan ditempat kerjanya. "Jangan berani untuk jatuh cinta pada saya, Saver...