13#

380 54 12
                                    

🐇Really, I don't want to lose you.🐇

.

.

.

.

.

Hyejin sedang mengecek persiapan ulang tahun perusahaannya. Dia melakukan tugasnya menjadi penanggung jawab acara dengan baik. Sudah 80% yang ia kerjakan dalam 2 hari ini. Ia memang pantas dijuluki pegawai teladan, sesuai gelar yang sudah ia dapat sebelumnya. Jadi bukan hanya sekedar nama saja yang ia dapat.

"Taruh saja dekorasinya sesuai denah yang sudah ada!" suara Hyejin memerintah terdengar di mana-mana. Ia mengecek sendiri hasil pekerjaan petugas dekornya.

Yoona datang menghampiri dengan menenteng kaleng minuman, ia menepuk pundak Hyejin.

"Sunbae, ambillah! Kau bekerja begitu keras."

"Ah, ne. Gomawo!"

"Semua berjalan lancar berkat dirimu." Yoona mengacungkan jempol.

Umur mereka tidak beda jauh, namun ketangkasan Hyejin membuat Yoona sungkan padanya.

"Woojin dan Tiffany mengajak makan siang bersama. Ikutlah!" Yoona langsung menggandeng lengan Hyejin. Yang itu artinya Hyejin harus menyetujui ajakannya.

"Khaja!"

***

"Semua bekerja keras hari ini. Tidak masalah kalau kita bersenang-senang saat makan siang." Woojin membelikan beberapa beer untuk teman-temannya.

"Geurae! Ini untukmu, Hyejin-ah" ucap Tiffani saat membagikan minuman.

Mereka bersulang bersama dengan kegembiraan dan melepas letih. "Fighting!!"

"Chagiya!"

Semua terkejut dengan tingkah Tiffani yang ber-aegyeo di depan Woojin dan memanggilnya seperti seorang kekasih.

"Mworago?" Hyejin menanyakan kejelasan mereka berdua.

"Mianhae, kami sebenarnya berpacaran."

"Sejak kapan?" Yoona menimpali.

"Dua pekan ini." Tiffani menjelaskannya sambil malu-malu mendelik di lengan Woojin.

"Ya! Kalian berdua. Hati-hati!" Yoona memperingati. Ia mengingat peraturan dan etika kepegawaian.

"Tenang saja. Hanya kalian yang kami beri tahu."

Hyejin sampai geleng-geleng kepala mendengarnya.

"Ya, bagaimana cara Woojin menembakmu? Apakah romantis?" Yoona mulai menginterogasi mereka.

"Tidak perduli dengan romantis. Woojin hanya mengatakan perasaannya lewat chating."

"Waah! Hanya begitu?"

"Geurae!" Woojin menambahkan.

"Sebenarnya aku memang bukan tipe orang yang terlalu terbuka mengungkapkan perasaanku. Jadi aku hanya menge-chat-nya saja." lanjutnya.

Content MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang