20#

397 51 0
                                    

🐇Playback🐇

.

.

.

.

.

.

Baekhyun yang masih berumur menjelang 20 tahun itu sedang berkeliling mencari tempat menginap. Tindakan sembrononya kabur ke Ulleongdo tanpa perencanaan menyulitkan dirinya sendiri. Ia memang tidak pernah bagus dalam merencanakan sesuatu. Akan ada hal yang di luar dugaannya terjadi. Bahkan hujan mulai mengguyur kepalanya.

"Ah, sialan!" umpatnya.

Ia berlari untuk mencari tempat bertedu. Untungnya dia menemukan sebuah toko yang memiliki aksesoris bajak laut di depannya. Ia melihat tulisan tutup di depan pintu toko tersebut. Padahal Baekhyun berniat untuk bertanya pada pemilik toko.

Ia sedikit merasakan janggal ketika daerah pertokoan itu sepi.

"Apa di sini memang semuanya tutup lebih awal?" gerutunya.

Memang Ulleondo adalah daerah wisata dan harusnya ramai, tapi mengapa hari ini begitu sunyi.

Awalnya dia sendirian, namun ada satu pria yang lewat. Baekhyun memberanikan diri untuk bertanya.

"Chogiyo!"

"Ne?" ekpresi pria itu tidak terlalu ramah. Tapi sepertinya ia masih muda.

"Apa ada penginapan di dekat sini?"

"Apa kau pengunjung?"

"Nde." jawab Baekhyun.

"Cari saja tempat lain."

"Wae?"

"Barusan ada perampokan. Jadi semuanya tutup. Mereka tidak berani keluar. Apalagi menerima tamu."

"Ah, begitu?"

"Aku sarankan kau cepat pergi. Sana!"

"Ne, khamsahamnida."

Setelah pria itu pergi, ada firasat aneh yang terlintas di benaknya. Atau mungkin karena nada pria itu yang seakan memaksa Baekhyun untuk pergi.

Bukannya langsung pergi karena badannya sudah mulai menggigil, namun Baekhyun menatap pria tadi dan mengikuti arah perginya.

Jiwa adrenalin Baekhyun berpacu karena pria tadi tampak mencurigakan. Dia terus mengawasi sekitarnya, padahal sudah jelas tidak ada orang sama sekali.

Untuk itu Baekhyun diam-diam mengikutinya. Tentu dengan menjaga jarak agar tidak terlihat olehnya. Bahkan Baekhyun sampai bersembunyi di teras rumah seseorang demi membuntutinya.

Pria itu masuk ke sebuah gang kecil dan di sana ada sebuah gudang kayu. Baekhyun mengintip. Alisnya bertautan mendengar suara tangisan yang lumayan kecil.

Ia mendekat, ingin memastikan apakah suara yang ia dengar adalah benar. Jika benar, kemungkinan terjadi penculikan atau kekerasan di dalam sana, pikir Baekhyun.

Baekhyun mengindik. Karena ini gudang kayu, banyak potongan kayu yang masih diletakkan di luar. Baekhyun memilih dan mengambil kayu yang paling keras untuk ia bawa sebagai senjata antisipasinya. Ia harap tidak ada kejadian mengerikan seperti yang ia pikirkan. Atau Baekhyun hanya terbawa game yang sering ia mainkan saja.

Content MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang