Panik!!

1.7K 242 33
                                    

.

.

.

"Kamu niat gak sih sebenernya bikin skripsi?"

"Maaf..."

"Perbaiki lagi!! Semuanya!!"

Matahari sudah mulai tenggelam, langit hitam yang keliatan mendung, terbentang begitu luas di atasnya.

Fluke duduk lesu sendirian di hamparan rumput taman dekat condo. Dia menarik napas dalam-dalam. Pemandangan danau buatan di depannya juga keliatan hitam karena langit yang menggelap.

Sebenernya, sih... masih bisa hidup untuk menikmati pemandangan luar di penghujung musim hujan pada awal maret seperti ini, merupakan kebahagiaan yang paling luar biasa di dunia.

Tapi nyatanya, Fluke masih belum bisa menikmatinya.

Perasaannya masih terpaku karena kesedihan putus dengan Ohm. Ditambah dengan masalah-masalah yang terus timbul akhir-akhir ini.

Dari masalah keluarganya hingga masalah kuliah.

Semuanya seolah gak pernah berhenti.

Hhhhhh...

Fluke lalu memandang sekeliling. Banyak orang yang bersenda gurau dengan teman-teman dan keluarga mereka. Duduk saling berdekatan di atas kain yang digelar.

Sementara dia... cuma duduk sendirian di sini. Gak ada orang tua, gak ada teman.

Ah... tapi tadi bundanya baru saja telfon. Nanya gimana kabar ayahnya..

Tentu Fluke menjawabnya, dia bilang kalau ayahnya baik-baik saja. Semua masalahnya udah bisa dia lewati.

Dia bilang lagi... sebentar lagi... masalah ayahnya selesai...

Dengan dia menikah dengan Tee..

Tanpa sadar Fluke menggerakkan tangannya, nyentuh kedua matanya yang sembab. Seperti menelusuri lagi kesedihannya.

Minggu-minggu ini, dia sudah menumpahkan air mata lebih sering dari pada yang bisa dihitungnya.

Putus dengan Ohm memberinya luka yang begitu dalam menggores benaknya, menambah luka sebelumnya waktu ayahnya cerita soal permasalahan hidup yang mereka alami baru-baru ini.

Tapi gak pernah, dia merasakan perasaan lemah, sedih, dan sendirian yang parah kayak sekarang, saat tau kalau Ohm sudah benar-benar berpaling darinya.

Ohm...

Bayangan wajah itu berkelebat di depan matanya. Wajah maskulin yang minim senyuman, tapi selalu menatapnya hangat dan penuh perhatian.

Sedang apa ya dia?

Fluke menarik ponselnya dari saku celana dan dia hidupkan. Sesaat menatap layar wallpapernya yang masih terpasang gambar Ohm yang tersenyum. Sesuatu yang jarang dia tunjukkan ke orang-orang.

Dia membatin..

Haruskah dia telfon? Sudah jelas Ohm gak mungkin mau mengangkatnya.

Pasangan | UWMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang