Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Orang normal mungkin akan menghentikan aktivitasnya dan tidur, tapi tidak bagi beberapa manusia ini. Mereka malah memilih keluar untuk melakukan racing.
Tak main-main, taruhannya kali ini melibatkan beberapa lembar uang yang bernilai jutaan dan 1 buah mobil. Taehyung mendapat gelar The Racing God karena dia tidak pernah kalah. Dan karena gelar itu juga, Lucas agak sedikit bergetar.
Mereka berdua sudah bersalaman dan pelukan layaknya seorang salaman layaknya seorang sahabat. Yah, tapi siapa sih yang tau pikiran orang? Bisa saja mereka baik di depan, busuk di belakang.
Okay, back to them. Chris dan Wendy daritadi tak berhenti merapalkan doa untuk Lucas yang sudah ada di kemudi mobil. Lucas yang memang mengenakan in-ear mendengar bahwa Wendy tak henti-hentinya berharap padanya untuk tidak terluka malam ini.
"Demi Tuhan, Wendy. Aku tidak akan kalah malam ini."
"Kalau Tuan terluka, saya dan Tuan Chris akan sedih."
"Hentikan nada cengengmu. Aku tidak suka. Lagipula, kau lupa siapa aku?"
"Anda Tuan Wong. Mafia yang paling bengis dan ditakuti di seluruh penjuru Korea."
Start girl sudah siap untuk memberikan aba-aba pada Lucas dan Taehyung.
"Are you ready?!"
"YES!"
"Okay, one.... two.... three.. go!!!!"
Pedal gas diinjaknya oleh mereka berdua dengan sangat kasar. Taehyung untuk sementara memimpin acara racing ini. Dan Lucas yang memang suka bermain kotor, sengaja menyenggol bumper mobil Taehyung dan membawanya menuju nomor 1 untuk sementara.
Garis finish yang tinggal 200 meter membuat 2 manusia itu mengemudikan mobilnya dengan gila-gilaan. Tapi sayang, Taehyung harus mengakui kekalahannya dari Lucas untuk sekarang.
"Hey, Lucas. Congratulations."
"Thanks. So?"
"Haha, iya. Aku akan memberikannya untukmu. Black Audi R8 plus 1 million dollars. Cash."
"Oke-"
Omongan Lucas terpotong ketika melihat seseorang yang pernah mengisi hatinya keluar dari mobil yang dikendarainya. Dengan gaya yang sangat angkuh, dia berjalan menghampiri Lucas dan Taehyung.
"Tae, kau kenal dia?"
"Tentu saja. Dia orang yang kuceritakan padamu saat auction kemarin."
'Shit, Mark. Kenapa kau harus bertemu dengan Taehyung?'
"Selamat ya, Lucas. Tak kusangka kau akan menang."
'Oh, mengejek ya?'
"Tae, boleh kupinjam dia sebentar? Ada hal yang perlu kubicarakan."
"Boleh saja. Tapi ingat, Mark. Setelah itu kau harus langsung pulang. Besok kau harus mengurus beberapa drugs."
"Siap hyung."
Segera saja, Lucas menarik tangan Mark dengan kasar hingga membuat yang punya tangan mengerang karena sakit.
"Lucas, stop!"
"Seharusnya aku yang menyuruhmu stop! Dari 7 miliar orang, kenapa kau harus bersama Taehyung, Mark?! Apa kau gila?!"
"Aku tidak sengaja bertemu dengannya waktu aku meninggalkanmu! Aku sudah lelah denganmu, Yukhei!"
"Dan sekarang kau berani bermain dengan narkoba? Really Mark? It's fuckin' dangerous out there! Don't you know it?!"
"I know! I freakin' know, Lucas! Tapi aku sendiri yang memilih jalan ini, agar aku bisa melupakanmu secara perlahan meskipun sulit because I still love you so damn much!"
Kristal bening itu akhirnya jatuh membasahi pipi Mark. Lucas yang mendengar hanya bisa mematung dan berusaha mencerna apa yang dikatakan Mark barusan.
"Kenapa kau diam? Oh, pasti karena Wendy bukan?"
"How did you know?"
"Auction. Aku pergi kesana bersama Taehyung demi melihat kau. Aku pikir kau tidak tertarik dengan hal itu tapi aku salah. Kau membeli Wendy 10 setengah miliar."
"Mark-"
"Sudah cukup. Aku lelah. Aku ingin pulang."
Detik kemudian, Mark benar-benar menghilang dari penglihatan Lucas. Mark sangat tidak sanggup untuk berkata-kata lagi. Iya, karena dia masih sayang pada Yukhei.
~~~
Kediaman Lucas, 07.42
Lucas sudah menyelesaikan mandi paginya dan bersiap untuk kembali bekerja. Kejadian malam kemarin tak membuatnya lengah, justru malah dia semakin fokus agar Mark bisa kembali padanya.Tidak menggunakan baju spesial hari ini. Lucas hanya mengenakan kaos putih polos dengan jeans hitam yang sudah terbalut dengan sabuk kebanggaannya, Gucci. Dan jangan lupa, kacamata hitam plus jam tangan hitam.
"Wen, kau sarapan sendiri saja. Aku tidak punya banyak waktu."
"Saya terlanjur memasak untuk Tuan-"
"Jangan membantahku, Wen. Aku baik padamu bukan berarti kau bisa seenaknya padaku. Know your place. You're lucky that I bought you."
Selesai dengan evil speechnya, Lucas langsung melesat pergi tak lupa mengendarai mobil barunya, Audi R8.
Selama perjalanan, hanya ada Mark yang menghantui pikiran Lucas. Lucas hanya heran, kenapa harus Taehyung? Tidakkah Mark tau bahwa dia bahaya untuknya? Atau Mark yang terlalu naive sehingga dia bisa percaya begitu saja dengan Taehyung.
17 menit bergelut dengan pikirannya, Lucas tak sadar jika sudah sampai di warehouse.
"Pagi, Tuan Wong."
"Ada berita apa, Jisung?"
"Nothing special. Prosentase keuntungan Checkpoint meningkat dari tahun kemarin. Sepertinya, kita akan semakin kaya."
"Naik berapa persen?"
"6,5 persen."
"Cih, hanya segitu? Kupikir akan naik 10 persen."
"Hyung kau PMS ya?"
"Shut the fuck out, Jisung. Or I will break your damn arm."
"Ohh, I'm so scared. Hahaha. Btw, hyung, kita sudah lama tidak melakukan itu."
"Itu?"
"Killing people and sell their organs."
"You want me to do that again? It's been a while, Jisung. I think I'll pass."
"Hyung, come on. Kau bilang kau tidak puas akan keuntungan di Checkpoint, sekarang kau kuberi saran malah tidak mau. Maumu apa sih?!"
"Kenapa tidak kau saja? Kau yang terlalu nafsu untuk membunuh bukan aku."
"Kalau kau mulai, aku akan ikut denganmu. Bagaimana?"
"Just once and for all."
'You won't regret this, hyung.' -JS-
~~~
Holaaa! Back again with me! Bagaimana? Jangan pada ambigu ya waktu ada kata-kata itu😂😂
Voment juseyoo:) xoxo
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria | Boss Sequel ✔
FanficCerita ini merupakan sequel dari Boss yang sudah di publish terlebih dahulu, jadi sangat disarankan untuk membaca Boss dahulu agar tidak bingung. WARN! -boyxboy -harsh words -Lucas top, Mark bottom