Retta, gadis mungil itu kini menggigit biskuitnya dengan bibir yang dimanyunkan sambil menonton kartun didepan TV.
Rencana mereka berkunjung ke rumah Tante Chaewon gagal total karena Papanya tiba-tiba mendapat kabar jika ada meeting mendadak di kantor.
hal Itu membuat Hwang Retta marah dan ngambek sama papanya yang kini sedang sibuk dengan dunianya sendiri dikamar.
Mulai dari menyiapkan baju sampai menyetrika bajunya sendiri.
Sebenarnya, Yeji mau membantu. Hanya saja takut menganggu privasi Tuannya itu. Karena itu, setelah membereskan barang-barang Etta dan mengganti baju, Yeji duduk bersama Etta di ruang tengah dengan baju berwarna putih polos dan rambut cepolan nya yang melihatkan aura segar.
"Mama, kenapa sih kita gak jadi kerumah Tante Chaewon? Etta kan mau main sama Feron, papa bohong ya ma?" Tanya Etta sambil mengambil biskuitnya dan menatap Yeji polos, tangannya melipat didepan dada, aura gemas nan kesal masih sangat terlihat di wajah Etta. Tingkah nya juga membuat Yeji tersenyum sambil mencubit pipi Etta gemas. "Papa ada urusan di kantor, Papa gak bisa antar kita sayang."
Rambut gadis kecil yang tergerai lurus itu membuat Yeji mengangkat badan Etta agar duduk di pangkuannya. Yeji merapikan rambut Etta dengan lembut. "Mama? Papa gak sayang Etta ya?" Tanya Etta lagi dengan suara yang terdengar seperti menahan tangis.
Yeji yang mendengarnya langsung mengelus pipi anaknya itu dengan pelan. Ia mengambil boneka kelinci bewarna pink di sebelahnya, sebagai alat penawar dan peraga. "Sayang kok!! Papa kan kerja buat beliin Etta mainan, kalau papa gak kerja nanti gak bisa beli mainan, Etta mau gak beli mainan?"
"Etta mau mainan!. Jadi, kalau papa beliin Etta mainan artinya papa sayang Etta ya ma?" Ucap Etta dengan senangnya lalu berdiri menghadap Yeji.
Yeji tersenyum lalu memeluk anaknya itu (?) dengan erat. Ternyata mudah sekali untuk mengubah mood si kecil Hwang ini. "Iya dong, Etta harus sayang sama Papa"
Ketika adegan peluk memeluk itu terjadi, Hyunjin datang dengan rapinya. -minus dasi yang hanya disampirkan ke leher- ia membawa tas kerjanya, lalu menatap mereka berdua dengan senyum tipis.
Yeji mengangkat Etta lalu menggendongnya, mereka berjalan menghampiri Hyunjin.
"Sini cium dulu" ucap Hyunjin lalu mendekat untuk mencium jidat anaknya. Ini menjadi rutinitas Hyunjin ketika ingin pergi berangkat kerja.
Yeji mendekatkan Etta ke Papanya, tetapi gadis kecil itu menolak. Etta langsung membuang muka dan mempoutkan bibirnya, pertanda masih dendam karena gak bisa ketemu Feron.
Yeji yang melihat itu langsung menegur Etta dengan halus karena tadi baik-baik aja sama Dia. Tapi ketika liat papanya langsung ngambek lagi. Kan kasihan papanya gak diwaro. "Eits, katanya Etta sayang papa? Ayo sayang papanya, nanti gak dibeliin mainan loh?"
Etta menuruti perintah Mamanya, lalu menghadapkan wajahnya ke arah sang papa. Retta lansung mendapat sebuah kecupan sehari-hari dari Papanya.
Hyunjin mengusap rambut Etta dengan penuh senyum lalu berkata, "Papa kerja dulu ya, jangan nakal sama mama. Nanti Papa beliin Etta mainan, janji!".
Hyunjin menyodorkan jari kelingkingnya yang langsung mendapat kaitan oleh Etta yang masih sok-sok cuek "Jangan bohong ya, Pa!"
Hyunjin mengangguk lalu menatap Yeji yang kini tengah tersenyum memandangi mereka, "Saya kerja dulu ya, tolong jaga Retta dan rumah"
"Baik." jawab Yeji penuh tatap dan senyuman.
Etta yang melihat percakapan di gendongan Yeji pun menatap mereka polos dan penuh tanya.
Papa kenapa gak cium kepala mama? Mama minta beliin mainan juga ya?
Ketika Hyunjin sedikit berjalan meninggalkan mereka, Yeji tiba-tiba menghentikannya.
Ia melihat sesuatu belum tertata dengan rapi dileher Hyunjin.
Panggil Tuan atau pa? Kalau Tuan... Nanti Etta tau "Papa dasinya belum ke iket!" Yeji mendekat Kearah Hyunjin sambil membawa Etta di gendongannya.
Hyunjin berhenti lalu menjongkok kan badannya untuk menaruh tas kerjanya. Lalu kembali berdiri dan mengambil Etta yang berada di gendongan Yeji. "Terimakasih ya, maaf saya ngerepotin kamu"
Sebenarnya Hyunjin juga baru sadar kalau Dasinya belum tertata dengan rapih, cuman emang pada dasarnya Hyunjin gak bisa menata dasi sendiri. Sehingga sehari hari ya ... Berantakan.
Yeji mengangguk, lalu menatap Hyunjin didepannya. Ia mengambil dasi yang tersampir tadi pelan dengan tangan yang sedikit bergemetar, ia menarik kuat salivanya lalu menyimpulkan dasi dengan rapih di leher Hyunjin.
Etta yang kini menatap Mamanya yang sedikit pucat itu pun mengerutkan dahinya. Mama kok sedih? Mama gak dibeliin mainan ya sama papa? Karena kepalanya penuh tanda tanya, Etta tak tahan untuk tak mengucap "Mama mau ingetin Papa buat beliin mama mainan juga ya? Kenapa mama sedih?"
Krikkkkkk...
Yeji kaku, rasanya canggung, cuman lucu pengen ketawa. Dan bener aja, sekarang Hyunjin lagi ketawa dengan sumringah nya. "Hahaha,,, enggak lah sayang mama kan gak main boneka seperti Etta, mama mau benerin dasi Papa aja. Etta bingung ya?"
Etta mengangguk lalu menatap papanya. "Gitu ya pa? Dasi Papa rusak? Makanya mama yang benerin ya?"
"Iya Etta" jawab Hyunjin dengan mencubit pipi anaknya gemas.
Etta menganggukkan kepalanya lagi, lalu menatap kearah Mamanya. "Mama minta disayang papa ya?
Yeji yang dari tadi diem sekarang makin diem, bingungggggg. "Ah? Eng--"
"Enggak. Papa yang mau disayang mama" Untuk kedua kalinya Yeji mendapat kecupan Hyunjin di pipi pagi ini.
. .
Mon maap pendek:(
Aku lagi kena writer blok (jadi maaf kalau ini acak acakan, kalau ada waktu aku revisi ulang deh) Juga sibuk banget sama persiapan Ujian dan ulangan.
Aku mohon doa, dukungan, dan Vote kalian ya! Supaya aku bisa nerusin work ini sampai selesai dan lulus juga.
Aku gak tau akan up kapan lagi, cuman aku pastiin setelah UN atau sebelum UN, karena Aku menunggu waktu senggang, dan otak yang lancar wuehehe.
Alasan saya Up hari ini
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HYUNJINNNYA HMMM BANGET!!! MENGINGATKANKU PADA ETTA:( (ANGGAP SAJA KKUMI ITU ETTA)
