Tanpa Hyunjin dan Yeji sadari, ada sesosok gadis mungil bermata bulat yang mengintip mereka dari balik pilar penyambut dapur itu.
Hwang Retta, gadis itu kini tersenyum tipis karena lagi-lagi mendapati Papa dan Mamanya sedang berpelukan dengan penuh kesenangan dimatanya.
Setelah beberapa hari hanya terbaring lemas di kasur kamarnya, kini gadis itu tampak lebih bersemangat daripada sebelumnya. Obat manjurnya sudah kembali dalam penglihatan nya.
Ia melangkahkan kakinya pelan, karena tak ingin mengganggu mereka. Lalu berdiri didepan mereka dengan senyum mengembang, "Selamat Pagi Mama, Papa."
Hyunjin dan Yeji terdiam. Lalu menatap dan tersenyum canggung kearah gadis kecil itu berdiri. Mereka masih berpelukan, entah kenapa tak mau terlepas.
Hwang Retta mendekat kearah mereka, lalu ikut masuk kedalam pelukan itu. "Retta sayang Mama dan Papa, apalagi kalau Retta melihat mama dan Papa saling sayang-sayangan seperti ini."
Hyunjin dan Yeji saling menatap, Hyunjin memainkan alisnya sedangkan Yeji mengerutkan keningnya dan melepaskan pelukan itu perlahan. Ia berjongkok lalu beralih memeluk Hwang Retta erat, "Retta lapar gak? Ayo Mama buatin makanan untuk Retta."
"Sebentar ya ma, Retta juga mau sayang-sayangan sama Papa." Hwang Retta melepaskan dengan perlahan pelukan Mamanya itu, dan beralih ke arah Papanya yang kini tersenyum puas.
Usaha Yeji untuk beralih ke Retta adalah suatu cara yang salah, karena gadis mungil itu sedang melakukan ritual yang biasa mereka lakukan setiap pagi sebelum sang Papa berangkat kerja.
Yeji dibilang iri dengan Hyunjin pasti jawabannya tidak, tidak akan. Karena Hwang Retta adalah Hak paten Hwang Hyunjin. Tetapi kalau ditanya, Yeji cemburu atau tidak ketika Hwang Retta sedang bersama Hwang Hyunjin? Jawabannya Iya, BENAR SEKALI, karena Etta akan mengacuhkannya dan beralih kepada Duda berwajah tampan itu.
Hwang Hyunjin, yang kini sedang menggendong Hwang Retta dengan bahagianya tak sengaja melirik Yeji yang kini menatap mereka dengan mata yang sedikit melotot. "Gantian ya cantik. Nanti Sun nya kamu yang dapet kok"
Yeji memelotot kan matanya sempurna, lalu melihatkan senyuman lebar penuh kepalsuannya itu kearah Hyunjin. Dalam hati, Yeji tersadar kalau sifat centil dari Hyunjin yang ia dengar dari Chaewon itu perlahan menunjukkan keberadaannya. Dan sifat Berani dalam diri Yeji juga sudah perlahan terlihat di mata Hyunjin. Itu yang membuatnya teringat dengan masalalu.
"PAPA SUN MAMA TABOK, OKEY?" Jawab Yeji masih dengan senyum terpaksanya tadi.
Hyunjin meneguk salivanya sambil tersenyum memperlihatkan giginya, lalu menatap Hwang Retta yang kini tengah tersenyum jahil kearahnya.
