15. Sudah waktunya

1.2K 180 37
                                    

Yeji dan Jeno masih berpelukan, entah kenapa Jeno memeluk Yeji sangat erat dan lama.

Awalnya Mereka hanya berpelukan seperti orang pada umumnya yang melepas rindu, tetapi Hidung Jeno tiba-tiba menyapa telinga Yeji dengan halus. Itu membuat Yeji sedikit bergidik dan berusaha menjauhkan tubuh Jeno dari dirinya.

Yeji menghela napas malas, lalu memutarkan bola matanya keatas sambil menoleh menuju arah belakang kepala Jeno.
"Aku merindukanmu Hwang Yeji." Bisik Jeno dengan suara yang lembut. 

Yeji menghela napasnya lagi, lalu mendorong badan Jeno dengan sekuat tenaga agar menyingkir darinya.
Jujur saja, tindakan Jeno membuat Yeji merasa sangat risih.

Di samping itu, Seorang wanita paruh baya keluar dari kamarnya, matanya tertuju pada kedua orang yang kini terlihat berpelukan.

Ia melihat Jeno disana, dengan seorang gadis cantik yang menekukan wajahnya sambil berusaha memundurkan badan besar yang masih kokoh memeluk nya.

Wanita itu terdiam ketika melihat wajah yang sangat ia kenali. Tatapan, senyum manis yang selalu ia ingat dan rambut panjang yang selalu ia sisir setiap hari.

Wanita yang dicari Yeji dalam hati tadi, kini terlihat tak percaya melihat putri tunggalnya hadir di rumah setelah sekian lama tak kembali.
"Hwang Yeji?, Kau kah itu nak?."

Yeji terkejut, ia dengan cepat mengangguk. Matanya berkaca-kaca, dorongan kuat yang ia tujukan pada jeno tadi perlahan melemas. Jeno menatap gadis itu dengan senyum tipisnya, pertahanannya juga ikut runtuh. 

Dari kejauhan, Ibu Yeji melebarkan tangannya untuk menyambut Yeji masuk dalam pelukan nya. Jeno bergabung dalam pelukan baru itu juga, memeluk mereka dari belakang.

Ibu yeji tersenyum, lalu memeluk anaknya dengan erat sambil mengelus kepala gadis itu dengan lembut.

Tetapi ada sebuah tendangan yang membuat sang ibu terkejut.

Ternyata, ada seorang gadis kecil meringkuk di dalam dekapan Yeji.

Retta, gadis kecil itu kini mengelap dahi nya yang sudah dibasahi keringat yang cukup deras. Ia merasa sangat sumpek karena terjepit dalam pelukan Jeno dan Yeji sebelumnya.

Yeji menimang gadis kecil yang sekarang sudah membuka lebar matanya, Jeno dan Ibu Yeji baru menyadarinya. mereka dengan cepat berfokus pada gadis kecil itu dan melupakan pelukan mereka.

"Kamu udah menikah? kenapa gak undang aku?." Tanya Jeno ketika gadis kecil itu seakan-akan menjadi bukti. Ia menatap Yeji dengan tatapan penuh heran dan tanya.

Yeji menggeleng kan kepalanya, agak panik ketika Jeno menatapnya seperti itu.

Ibu Yeji yang mendengar itu dengan cepat menyiapkan tangannya untuk menjewer telinga gadis itu,
"Kau sudah menikah? Kenapa tidak memberitahu ibu! Dasar anak nakal." Ucap Ibu Yeji dengan nada yang sedikit membentak.

Yeji menghindar, tetapi tangan sang ibu sangat gesit untuk mencapai telinganya.
"A-Aww, Tidak, tidak. Aku belum menikah." Yeji mencoba melepaskan jeweran sang ibu, tapi tidak bisa, ibunya menatapnya sambil melotot, terlihat ingin menghabisinya.

Tak puas dengan jawaban Yeji, kini Jeno langsung menanyakan pertanyaan ke inti topik nya.
"Jadi, Ini anak siapa?." Tanya Jeno, sambil menunjuk Retta yang kini duduk sambil memegangi jari Yeji dengan muka bantalnya.

Yeji mengusap telinganya, lalu kembali menatap Jeno dengan sayu ketika berhasil melepaskan diri dari jeweran ibunya. "Retta anakku--"

Mendengar kata itu, Ibu Yeji sudah bersiap untuk menjewer telinga anaknya lagi,
"DASAR ANAK NAKAL." Bentaknya dengan kaki yang di hentakkan ke lantai beberapa kali.

Fake Mommy | 2HwangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang