"Kuning bukan bilu? Sepeti baju Yoongie?""Iya..."
Si bocah mendongak dengan binar lucu yang terpampang di matanya.
"Namanya CipCip, walnanya kuning!! Ciak-Ciak, begitu!!" soraknya penuh semangat. Tak lupa dengan senyum manis sebagai penutup kata, membuat lelaki yang lebih tua tersenyum gemas. Tak tahan untuk tidak mengacak rambut legam milik si bocah.
"Pintar sekali! Sekarang, Namjoonie pulang dulu, oke? Nanti Namjoonie minta Taetae kemari," yang lebih tua berkata. Mulai berdiri dan mengambil tas selempang yang ia letakkan di sofa.
Tapi, baru saja dirinya melangkah, kakinya terasa berat sekali. Mau tak mau, Namjoon menunduk, dan matanya membulat siaga saat sesosok bocah cilik memeluk kakinya dari belakang. Bahkan, sekarang berpindah posisi menduduki punggung kakinya.
Bagaimana kalau terinjak?
"Yoong? Kenapa disitu?"
"Namjoonie pelgi, tenapa?" lekukan kecewa terpampang. Bocah itu menggeleng ribut, tak ingin lelaki yang telah mengajarinya mewarnai 'CipCip' segera angkat kaki dari rumah ini.
"Umm ...." lelaki dewasa itu menggaruk tengkuknya canggung sebelum membalas pertanyaan berbobot rasa kecewa si bocah, "Hyung harus pergi sebentar ... lihat bukan ini sudah jam berapa?" tanyanya. Yang lebih muda menggeleng kecil. Lantas melihat jam dinding lewat sela-sela kaki jenjang kakak sepupu.
"Uhh ... tidak tawu?? Yoongie tidak tawu, tapi tenapa pulang?" pertanyaan itu kembali terlontar. Kali ini, raut bingung terpampang di wajah menggemaskan itu. Si lelaki terkekeh gemas.
"Ini pukul dua siang, itu artinya Hyung harus pergi ke studio," ujar Namjoon. Ia memang harus pergi ke studio saat ini. Bukan acara penting. Hanya janji kecil dengan anggukan teman untuk revisi iringan.
"Tidak mawuu!" si bocah berucap. Namjoon menggaruk tengkuknya sebelum kembali berujar,
"Ugh, begini saja ... Yoongie ingat Jackie?" tanyanya. Si bocah mengangguk, memberi sinyal pada yang lebih tua untuk melanjutkan perkataannya, "Hyung harus beri makan Jackie, kalau tidak, Jackie bisa sakit. Yoongie mau Jackie sakit?" tanyanya. Dan spontan saja, bocah bersurai hitam itu menggeleng ribut.
"TIDAKK!"
Namjoon tersenyum gemas. "Jadi?" ujarnya, "--Namjoonie boleh pulang?" lanjutnya memohon. Benar-benar berharap agar usahanya membuahkan hasil.
"Uhh ... tidak." si bocah menggeleng.
Yah, Gagal ....
"Namjoonie pulang kalau Jungie Yung sudah pulang saja, ya??" mata itu berbinar basah. Membuat rasa iba mulai menjamur di hati Namjoon.
"Tapi Jackie harus diberi makan, Yoongie-ah," ujarnya memelas, ia masih belum menyerah.
"Tapitapi ... kan ada Taetae di lumah Namjoonie, jadi bisa makan-makan Jackie!!" seru si bocah heboh. Hanya beberapa detik sebelum bibirnya mengerucut lucu, "Yoongie dilumah sendili, tidak ada Jinie Yung, tidak ada Jungie Yung juga--
KAMU SEDANG MEMBACA
ADORABLE YOONG ✔
FanfictionDisclaimer: fanfiction | Completed "Namanya ayam, Yoongie-ah.." "Namanya Cipcip, Jungie Yung!! Namjoonie bilang namanya Cipcip!!" "Namanya--" PLUK! "Namanya Cipcip!!" [14-04-20]-[14-11-20]