Seokjin sukses dibuat gemas dengan Yoongie yang mengomel sedari pagi. Bocah itu terus-terusan mengadu padanya, mengatakan bahwa Chuchu, si kucing belang itu nakal. Dan hingga saat ini, Seokjin hanya meresponnya dengan tawa kecil.
"Chuchu~ Janan jauh-jauh!!"
Lagi-lagi, Seokjin tertawa. Melihat adiknya merangkak menghampiri kucing kesayangan yang terus menghindar dari jangkauan tangan nampaknya menjadi hiburan tersendiri untuknya. Terus seperti itu sampai perut Seokjin sakit karena tertawa.
Semua ini dimulai sejak pagi tadi, sekitar pukul tujuh saat Yoongie bangun karena haus. Jadilah ia menepuk pipi Seokjin, mencoba membangunkan kakaknya, tapi gagal.
Kesal karena tak digubris, si gembul merangkak ke tepian ranjang, dan beringsut turun tanpa mengetahui ada kucing belang yang tertidur lelap dilantai. Dan tepat saat hitungan ketiga, kaki si bocah mendarat tepat diatas perut si kucing. Menimbulkan bunyi meongan dan teriakan keras dari dua mahkluk berbeda jenis itu. Juga, membuat Seokjin bangun dari tidurnya. Si kucing yang baru saja menjadi korban penganiayaan langsung lari terbirit keluar kamar. Dan, tadaa~ Jadilah hingga siang ini, si belang menjauhi bocah yang menginjaknya tadi pagi.
"Yungiee~"
Seokjin membuka kedua tangannya. Membiarkan si gembul masuk dalam pelukan dan beringsut duduk dipahanya tanpa perlawanan. Tangan Seokjin meraih remote. Memindah channel berita menjadi kartun anak-anak, lantas mengusap rambut halus sang adik.
"Ada apa hm?" tanyanya, walau tahu, apa yang menjadi pokok permasalahan kali ini.
Si bocah berbalik dan memeluk sang Kakak. Menatap mata Kakaknya untuk beberapa detik, lalu mendusal di perut Seokjin.
"Chuchu jauh-jauh, tidak mau main-main," ia mengadu, masih dengan kepala yang menempel pada perut sang Kakak. Seokjin terkekeh pelan.
"Chuchu marah, mungkin. Tadi pagi kan, Yoongie injak perut Chuchu," balas yang lebih tua. Terdengar gerutuan kecil dari yang lebih muda. Seokjin kembali terkekeh. Ia menangkup pipi gembil sang adik. Mengamati wajah dengan bibir mengerucut itu dengan gemas yang menyeruak dari dalam dada.
"Yoongie injak Chuchu pagi-pagi," si bocah berujar, mengakui kesalahannya. "tapi-tapi, Yoongie 'kan cudah maap-maap," lanjutnya. Menatap Kakaknya dengan alis menukik. Seokjin menyibak rambut legam sang adik lalu mengecup keningnya.
"Chuchu belum memaafkan Yoongie?" tanyanya. Yang lebih muda menundukkan kepala lantas menggeleng pasrah. "Belum," jawabnya dengan tangan yang asik bermain perut sang kakak.
Seokjin menghela napas kecil. Masalahnya ia juga tak tahu bagaimana cara meminta maaf pada hewan. Kalau sesama manusia sih, oke-oke saja. Tapi hewan dan manusia? Uhh.. Seokjin angkat tangan.
"Coba minta tolong pada Jungie hyung nanti. Jungie hyung bisa bantu, mungkin?" ujarnya asal dengan ragu yang terselip diakhir kalimat. Si bocah mendongak cepat. Menatap si kakak sulung dengan kedua mata bulat berbinar.
"Benal?!! Jungie yung bica bantu-bantu?!!" serunya girang. Seokjin mengangguk kikuk. "Yaa, bisa," jawabnya ragu.
"Sebentar lagi Jungie hyung pulang, ayo kita siapkan makan siang~" ujarnya setelah melirik jam dinding. "Tapi turun dulu Yoongie-ah," lanjut Seokjin saat si gembul masih betah berada di pangkuannya.
"Tidak mawu.. Gendong, yungie~" rengeknya manja. Seokjin tertawa gemas. Lantas mengangkat tubuh gempal sang adik dalam sekali sentak dan menurunkannya di meja pantry.
"Jangan coba-coba turun sendiri ya? Nanti jatuh, sakit, lalu menangis," peringat Seokjin yang disambut dengan anggukan patuh si bocah.
***
"Jungie yung tidak tawu? Benal?"
Jungkook mengangguk penuh sesal. "Hyungie tidak tahu bagaimana cara meminta maaf pada hewan Yoongie-ah," balasnya. Bibir Yoongi sukses cemberut. Kepala dengan surai hitam legam itu menunduk dalam.
"Chuchu mayah-mayah, Yoongie nakal-nakal, injak-injak peyut Chuchu tadi pagi," akunya tanpa diminta. Jungkook menelan ludah takut. Ia tahu betul apa yang akan terjadi setelah ini.
"Chuchu tidak mawu main-main, hiks...," ucapan cadel dengan isakan diakhir kalimat membuat kadar kasihan dan juga gemas Jungkook memuncak. Melihat bagaimana cara si bocah berusaha keras menghapus air mata dengan lengan berbalut kaos biru langit itu, sukses membuatnya menggigit bibir bawah kuat-kuat.
Gemas man!
"Yoongie tidak mawu Chuchu mayah, hiks.. Jungie yung bantu-bantu, huaaaa..." tangis si bocah pecah. Yang ada dalam pikiran bocahnya, hanya Chuchu marah karena dirinya, dan juga Jungkook tidak mau membantunya berbaikan.
"Yoongie-ah.." Jungkook mengacak surai ya frustasi. Jika ia tahu cara meminta maaf pada hewan, pasti ia sudah membantu sang adik sedari tadi. Tapi, bagaimana caranya? Hewan dan manusia itu sungguh berbeda kawan! Dan Jungkook tidak paham bahasa hewan, sungguh!
"Yungie bantu-bantu! Pokokna bantu-bantu!!" teriakan keras terdengar. Jungkook meringis ngilu saat sang telinga menangkap suara cempreng milik bocah dihadapannya.
"Tapi Hyung tidak tahu bagaimana caranya, Yoong..." ujarnya membela diri. Bukannya tak mau menolong, tapi tahu caranya saja tidak. Mau menolong bagaimana, coba?
"Hiks, Jungie yung nakal-nakal! Yoongie maap-maap Chuchu cendili!"
Nah, si gembul merajuk. Jungkook mengelus dadanya sabar. Kedua matanya memperhatikan dengan seksama punggung bocah yang berjalan menjauh, menghampiri kucing yang tengah berbaring santai di anak tangga paling bawah. Ia menggeleng pelan sebelum berdiri. Hendak beranjak menuju dapur guna mengambil segelas air, yang sayangnya tak bisa terlaksana sebab--
"HUWAAA!! JUNGIE YUNG, TOLONGG!! CAKITTT!!"
--si gembul berlari kearahnya dengan tangisan keras yang memekakkan telinga.
Dan, Oh!
Ada dua garis merah di pipi kanan si gembul!
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ADORABLE YOONG ✔
Fiksi PenggemarDisclaimer: fanfiction | Completed "Namanya ayam, Yoongie-ah.." "Namanya Cipcip, Jungie Yung!! Namjoonie bilang namanya Cipcip!!" "Namanya--" PLUK! "Namanya Cipcip!!" [14-04-20]-[14-11-20]