6

1.1K 90 0
                                    

Setelah Iqbaal mencuci tangan Namakamu, ia mengambil perban dan obat merah, lalu obat merahnya di teteskan ke tangan Namakamu.

Namakamu terlihat meringis dan menahan perih

"Nam, sakit banget ya? Apa mau ke dokter?" tanya Iqbaal dengan nada khawatir

"Ga ga.. Ga usah, ini cuma sedikit perih aja kok.."

"Ya udah. Kamu tahan ya, " lanjut Iqbaal sambil membelitkan perban di tangan Namakamu.

Tiba tiba saja Namakamu teringat pada seseorang yang seharusnya saat ini ada di sini

"Bi yati?" gumam Namakamu dengan raut wajah cemas

"Kenapa? " tanya Iqbaal

Tanpa menjawab Iqbaal Namakamu langsung berdiri dan berjalan cepat menuju dapur dan di susul Iqbaal

"Bi.. Bi Yati.. " Panggil Namakamu

Ya, seharusnya bi Yati ada di rumah saat ini. Namakamu sangat khawatir karna sejak tadi ia datang, ia hanya mendapati Raldho yang sedang duduk di sofa hingga Namakamu lupa dengan ke tidak adaan bi Yati. Ia khawatir bahwa tadi Raldho berbuat sesuatu pada bi Yati.

Setelah mengecek ke dapur, Namakamu sangat terkejut. Ia mendapati bi Yati dengan keadaan tangan dan kaki nya yang di ikat. Mulutnya juga di bekap oleh lakban hitam. Tidak salah lagi, ini pasti perbuatan Raldho

"Yaampun bi!.." Namakamu dan Iqbaal langsung buru buru membuka ikatan dan lakban yang ada di mulut bi Yati.

"Non, non Namakamu gak papa non? " tanya bi Yati

"Aku gak papa bi. Bibi gak di sakitin kan sama Raldho?"

"Ga non. Bibi cuma kaget aja tiba tiba den Raldho masuk dan teriak teriak nyari non Namakamu. Bibi udah bilang enon gak ada di rumah.. Tapi dia malah iket bibi di sini non."

"Hhh. Dia emang keterlaluan ya.." jengah Namakamu

"Bibi ke kamar dulu ya non, kalo butuh sesuatu, non panggil aja. Permisi" pamit bi Yati lalu berjalan meninggalkan Namakamu dan Iqbaal.

Namakamu berjalan menuju ruang tengah lalu duduk di sofa. Begitupun Iqbaal.

"Em, Iqbaal makasih ya" ucap Namakamu

"makasih buat?"

"Ya makasih karna lo udah nolongin gue tadi. Dan juga lo udah obatin tangan gue."

Iqbaal tersenyum hangat
"Sama sama."

Namakamu tersenyum tipis.

Hari semakin malam, dan jam menunjukan pukul 21.25

Namakamu masih duduk di sofa bersama Iqbaal. Mereka sama sama sibuk memainkan ponselnya masing masing.

Takbterasa, Namakamu sudah terlelap saja. Ia begitu kelelahan hari ini.

Iqbaal beralih pandang pada Namakamu.
Iqbaal memandangi Namakamu yang sedang terlelap.

"Cantik" Kata yang sponta keluar dari mulut Iqbaal sambil tersenyum tipis

***

Hari sudah pagi. Namakamu terbangun dari tidurnya, lalu bangkit dari kasur.

"Hoaam.." Namakamu menguap.
Beberapa saat kemudian, ia mengingat kejadian kemarin malam. Ia juga ingat kalau terakhir ia sedang bermain ponsel di sofa bersama Iqbaal yang duduk di sebelahnya.

"Ko gue ada di sini? Harusnyakan gue ada di sofa. Apa Iqbaal mindahin gue ya?" Namakamu melirik jam dinding.

"Omg!! Gue telat.. " Namakamu berlari menuju kamar mandi untuk mandi. Ia kesiangan berangkat sekolah.

Y O U 🌚_idrTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang