Chapter 13 - Beradu Argumen ♔

312 33 15
                                    

Jangan lupa voted & komen🤍


—Anggi Marito - Tak Segampang Itu

"Satu keputusan diambil satu waktu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Satu keputusan diambil satu waktu. Tidak ada yang namanya penyesalan karena itu pilihanmu."

Di batas Cakrawala ada langit yang perlahan, melahap terangnya langit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di batas Cakrawala ada langit yang perlahan, melahap terangnya langit. Disusul suara gemuruh awan saling beradu di atas sana. Senja kali ini terasa tak menyenangkan, bukan karena cuaca yang hujan dan seolah tak mendukung. Hanya saja seorang pria kini terlihat berada di ambang dilema. Pria itu bukan lain Alarick yang dilanda kekhawatiran karena Queen yang sampai saat ini belum pulang ke rumah.

"Kemana dia sampai jam segini belum pulang? Bukannya hari ini, dia hanya bekerja sebagai kurir makanan?" Gelisah Alarick memandang jam dinding, beralih menatap ke anak bebek peliharaan Queen yang kini tertidur pulas di sela sofa.

"Heh, Ducky kuning! Jangan bilang dia masih ngambek karena aku mengaku sebagai pacarnya kemarin malam?" tanya Alarick kembali mengingat kejadian kemarin malam yang ia mengaku kekasih baru dari Queen. Namun, bukannya semalam teman-teman Queen menanggapi dengan candaan, lantas kenapa gadis itu harus semarah ini? Sampai-sampai tadi pagi tidak menegur dirinya sama sekali.

Beralih, Alarick menatap ke arah anak bebek peliharaan Queen yang ia ajak bicara barusan dan tak terjawab. Bahkan kini Alarick baru saja tersadar kenapa Queen tidak memelihara seekor anak kucing saja? Dan kenapa harus merawat anak bebek? Sepertinya ada yang salah dengan gadis itu, pikirnya. Beralih Alarick semakin dibuat gelisah dan angin kencang yang kini mampu menyibak gorden jendela yang tersambung langsung dengan pintu balkon.

Berikutnya Alarick yang tak bisa mampu menahan kekhawatirannya, tanpa mengatakan apapun segera mengambil payung dan jaket tebal milik Queen. Berlalu Alarick beranjak pergi untuk mencari Queen. Alarick mengira gadis itu tidak pulang karena terjebak hujan deras.

Bermodalkan ponsel dan alamat restoran tempat Queen menjadi kurir pengantar makanan, ia memutuskan untuk tetap berjalan kaki karena merasa tempat kerjanya gadis itu, tidak terlalu jauh. Alarick berpikir mungkin jaraknya hanya mampu menghabiskan waktu setengah jam. Namun selang beberapa menit, setelah Alarick berjalan. Kini Alarick tiba-tiba terbeku dengan langkahnya yang tiba-tiba berhenti tepat di hadapan kaca minimarket tempat Queen bekerja di hari senin sampai jumat. Hal ini karena pandangannya tidak sengaja menangkap tubuh seorang gadis yang membelakangi dirinya dan tampak sangat asik menyantap makanan dari mangkuk mini mie instan.

I'm Not Queen - [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang