Chapter 11 - Sircle Queen ♔

1.2K 113 408
                                    

Voted dulu sebelum baca :)
Hukumnya haram kalau tidak voted :)


Marcel Siahaan-Peri Cintaku

"Hanya memberi momen tanpa komitmen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hanya memberi momen tanpa komitmen. Dia ada dalam kehidupanmu hanya sekedar hadir, tapi belum tentu direstui takdir."

Alarick baru tiba di lantai keempat rumah susun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alarick baru tiba di lantai keempat rumah susun. Lebih tepatnya, lantai letak keberadaan unit rumah susun Queen yang disewa. Ia tampak sengaja memberhentikan langkahnya di anak tangga terakhir saat pandangannya tidak sengaja menangkap 2 anak laki-laki yang terlihat menindas satu anak laki-laki lainnya. Anak yang menjadi korban, memiliki postur tubuh sedikit gempal sembari memegang botol air minum plastik.

Berikutnya, Alarick segera mempercepat dan melebarkan langkah kakinya agar semakin mendekati anak-anak itu. Kedua netra birunya yang semula menatap datar, berganti dengan tatapan tajam. Sehingga meninggalkan aura dingin terpancar di tiap langkahnya. Ditambah tangan kanannya kini terkepal kuat disusul oleh rahang kokohnya yang mengeras dan sangat jelas menandakan ia kini berada di puncak amarahnya. Entahlah apa yang terjadi dengan dirinya saat ini? Ia seolah tak terima dengan perbuatan anak-anak itu yang menindas anak lain. Selain itu, ia juga dibawa kembali ke kilas ingatan masa lalu yang tak segan datang untuk menyapa benaknya.

"Dasar tubuhmu itu, kek Badak! Sadar diri gak, sih?" Tawa pecah meledek dari salah satu anak laki-laki berlagak pemimpin sembari mencubit pipi korban yang menjadi bahan penindasannya.

"Ja-jangan sentuh, aku! Aku tidak mencari masalah dengan kalian." Tepis anak laki-laki yang menjadi bahan penindasan seraya menangis tersedu-sedu.

"Jingin sintih iki. Dih, siapa kau? Sampai kami gak boleh sentuh? Sampah sih, iya!" Tawa kembali pecah terkesan sangat membahana menyapa seluruh ruang.

"Itulah! Sok bilang gak mencari masalah sama kita. Ya, emang! Kan kami yang cari masalah sama situ!" timpal anak laki-laki lainnya.

"Ke-kenapa?" Anak bertubuh gempal yang menjadi bahan penindasan berusaha tetap kuat.

I'm Not Queen - [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang