Zahra masih termenung di kamarnya,malam ini ia tidak bisa tidur karena ucapan Abinya tadi.
"Ya...Allah siapakah laki laki yg akan mengkhitbah hamba besok?"gumam Zahra sambil duduk di pinggir jendela kamarnya,menatap bintang bintang yg berkelap kelip di langit malam.
Zahra menangkup kedua lututnya wajahnya ia tenggelamkan di sana.Menangis?
Ya...Zahra menangis mengingat perkataan Ridha di parkiran sekolah tadi pagi.Sakit....mungkin hanya itu yg bisa di rasakan Zahra saat ini,kecewa?belum dia masih mencintai Ridha walaupun seberapa sakitnya yg kini dia rasakan,namun Zahra ingin mencoba untuk melupakan Ridha.
Kenapa tidak?calonnya sudah terlihat,lalu buat apa memikirkan Kakak kelas tanper (tanpa perasaan)itu?
***
Kini Zahra terlihat di dapur membantu ibunya memasak karena hari ini laki laki yg akan mengkhitbah Zahra datang bersama dengan orang tuanya.
"Umi!!!Zahra boleh nanya?"tanya Zahra kepada uminya yg sedang mengelap piring.
"Iyah...mau nanya apa sayang?"balas Khadijah sembari melihat Zahra kemudian fokus kembali pada piring piring yg ia lap.
"Umm...siapa yg akan mengkhitbah Zahra?"tanya Zahra sambil mengupas wortel untuk di buat sup.
"Ohh...itu rahasia,tapi...orangnya cukup tampan,baik,ramah,shaleh,dan dia lebih tua 2 tahun dari kamu"jawab Khadijah sambil tersenyum sumringah kepada Zahra.
"Ihh...Umi,Zahra cuman pengen tau namanya"rengek Zahra.
Belum lama Zahra dan Khadijah berbincang,tiba tiba suara klakson mobil berbunyi dari arah depan rumah.
"Tunggu dulu yah...Umi cek keluar sebentar"ucap Khadijah kemudian beranjak keluar dari dapur.
"Lohh....Fairan!!!!"ucap Khadijah antusias melihat sosok perempuan yg sudah seperti saudaranya sendiri.
"Khadijah!!!lama tidak bertemu"ucap Fairan sambil memeluk Khadijah.
"Siapa yah...yg datang?"gumam Zahra setelah mendengar suara kedua wanita tersebut.
"Ehh...Ilyas!!!ayo masuk"ajak Sulaiman yg baru keluar dari kamar, kepada Ilyas yg merupakan suami dari Fairan,serta anak laki lakinya.
"Duhh...itu di luar ada siapa yah?jangan jangan or-orang yg mau khitbah Zahra?"gumam Zahra yg sangat terkejut akan pemikirannya,dengan cepat ia keluar dari dapur dan berlari naik menuju kamarnya.
"Ehh...Zahra!!!!mau kemana?"panggil Khadijah kepada Zahra yg berusan lewat ke ruang tamu tanpa menoleh sekalipun.
"Ke kamar Umi"jawab Zahra.
dengan cepat Zahra mengganti pakaiannya setiba di kamar,ia memakai gamis warna biru navy dengan jilbab syar'i yg senada.
Tok tok tok
"Zahra!!!!Umi boleh masuk?"tanya Khadijah dari arah depan pintu kamar yg terkunci.
"Tunggu Mi!!!"balas Zahra kemudian membuka pintu kamarnya dan mempersilahkan Uminya untuk masuk.
"Ra!!!!cepat turun sana orang yg akan mengkhitbahmu sudah menunggumu"ucap Khadijah sambil mengelus lembut kepala Zahra yg tertutup jilbab.
"Iya...Mi!!!"balas Zahra dengan senyumannya yg manis.
Zahra dan Khadijah pun turun ke bawah.
Zahra masih seperti tadi,tak pernah menoleh ke arah keluarga laki laki yg akan mengkhitbahnya,ia hanya duduk di samping Uminya dengan kepala yg masih menunduk.
Setelah lama berbincang bincang antara orang tua,Sulaiman pun mengarahkan kepada laki laki yg akan mengkhitbah Zahra agar langsung ke topik pembicaraan/atau maksud kedatangannya datang kemari.
"Baiklah,jadi kedatangan saya dan keluarga saya datang kemari adalah untuk mengkhitbah Zahra"ucap pria tersebut dengan tampangnya.
Sontak Zahra terkejut mendengar suara itu,"Kak Ridha"batin Zahra.
Dengan cepat Zahra mendongakkan wajahnya untuk memastikan siapa laki laki yg mengkhitbahnya saat ini.
"Tidak mungkin"gumam Zahra menatap Ridha antusias,dengan cepat ia kembali menunduk ke arah posisi sebelumnya.
"Ya...Allah kenapa?"
Zahra melihat Abinya,menunggu Sulaiman agar memintanya memberikan jawaban dari lamaran Ridha.
"Nak Zahra!!!bagaimana?apakah kamu menerima lamaran dari nak Ridha?"tanya Sulaiman dengan mata yg berbinar ke arah Zahra.
Semua orang menatap Zahra,bersedia mendengar jawaban dari Zahra.
"Uhmm...ap- apakah ka-kakak serius atas lamaran kakak tadi?"tanya Zahra gelagapan degan kepala yg masih menunduk.
Sontak membuat Ridha bingung dengan ucapan Zahra,yg pada kenyataannya mungkin ini seperti keterpaksaan.
"Ehh...Zahra,jangan ngo-"
"Iya...saya serius"ucapan Khadijah terpotong ketika mendengar jawaban Ridha.
Zahra mengangguk paham,
"Baiklah saya menerima lamaran ini"jawab Zahra dengan wajah tersenyum mendengar jawaban dari Ridha barusan,tapi masih tidak percaya atas lamaran ini...padahal Zahra sudah berusaha untuk melupakan Ridha,walau sepenuhnya belum pasti.
"Alhamdulillah"ucap semua penghuni di ruang tamu tersebut.
Kemudian Ridha mengeluarkan sebuah kotak mini berwarna merah,yg berisikan cincin yg sangat indah.
Fairan meraih cincin tersebut dan memasangkannya ke jari manis Zahra,"Mashaallah cantiknya"gumam Fairan menatap jari manis Zahra dengan cincin indah yg sangat pas berada di jari Zahra.
"Baiklah kapan acara pernikahannya di lakukan?"tanya Sulaiman.
"Terserah dari Zahra saja Bi!!"jawab Ridha.
Zahra terperanjak kaget,ketika Ridha menatapnya dengan tatapan penuh harapan.
"Ehh...setelah ujian Zahra selesai,bolehkan?"tanya Zahra.
Khadijah dan Fairan tersenyum melihat Zahra.
"Tentu saja...memangnya kapan ujianmu?"tanya Fairan mengelus pucuk kepala Zahra.
"Minggu ini Tante!!"ucap Zahra tersenyum manis.
"Eh jangan panggil tante,panggil Umi saja,kan sebentar lagi udah jadi menantu"goda Fairan kepada calon menantunya itu.
"Iyahh Mi!!!"
Setelah makan bersama,Keluarga Ilyas berpamitan kepada keluarga Sulaiman.
***
Vote+Coment
Wassalamualaikum Wr.Wb
KAMU SEDANG MEMBACA
Zahra Kakak Kelas Ku Calon ImamKu [END]
Fiksi Remajajangan lupa tinggalin jejak.... بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم Artinya:"Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang" Sebelum di baca jangan lupa di Vote dan Koment nanti koment nya aku balas kok.... Seorang gadis cantik...