"Ini mas mbak Anne lagi kambuh mas, tolong mas! Ini parah mas dari tadi pagi cuma diem, matanya melotot doank dan nari-nari lagi gak jelas lagi mas. Sampe sekarang belum makan mas! Aku kuatir nanti kenapa – napa mas." Terang Andi yang panik didalam saluran telepon
Aku ingat suasana tempatku sangat hening waktu itu, karena suara telpon Andi dan penjelasannya menghentikan sejenak pembicaraan kami. Mereka berdua, Imron dan mbah Salman hanya memandangi aku waktu menerima telpon dari Andi"Coba sampean kasihkan telponnnya ke Anne."Jawabku
"Iya mas," Jawab singkat Andi
"Mbak....mbak...mbak ...Anne....!!! Tanyaku kepada Anne.
"@#$%*&^%$#@"[suara menggeram saja yang terdengar dari telpon sama seperti waktu pertama kali tono memberikan telpon kepadaku, saat masih belum kenal Anne.]
"Hai mahluk laknat, diamlah disitu jangan siksa kawanku". Pintaku dengan tegas dan jelas [dalam hati aku terus membacakan mantra memohon kepada yang esa untuk menenangkan leak yang sejak pagi sedang marah].
Tuuuuuutttttt [sura telpon andi terputus seketika].Aku mencoba menghubungi kembali Andi. Tuuuutttt tuttttuttt...
"Halo mas Andi?" Tanyaku.
"Ya mas." Jawabnya
"Gimana mas!!!" Tanyaku.
"Mbak Anne pingsan kayak pertama kali sampean telpon mas." Jawabnya Andi.
"Biarkan saja mas, sebentar lagi juga bangun" Jawabku tenang.
"Ok mas! nanti kalau sudah sadar aku hubungi mas Umar lagi." Jawab Andi.
"Ya mas," sahutku dengan mengakhiri panggilan itu ke Andi.
Kedua mata Imron dan mbah Salman masih menatapku penasaran, karena suara panggilan itu tiba-tiba menghentikan penjelasan mbah salman. Aku sendiri tak menyadari mereka yang berada di depan dan sampingku memandangku penuh rasa penasaran.
"Ada apa nak? "Tanya mbah Salman.
"Itu mbah, si Anne yang kena leak dari tadi pagi lagi kambuh." Terangku
"Gak papa kan mas, mbak Anne ?" Sahut Imron.
"Santai Pron biasa kayak dulu tar siuman sendiri." Jawabku santai
"Oooh ya sudah kalau begitu nak." Kata mbah Salman.
Waktu sudah sore kami bertiga ke Masjid tadi untuk melakukan ritual jamaah. Setelah itu kami kembali kerumah mbah Salman selepas isya, jeda waktu antara Ashar sampai Isya' itu kami gunakan hanya untuk bebicara masalah keseharian mbah Salman yang seru, dan mendengarkan curhatan mbah Salman. Tentunya dengan penuh menikmati aura kebencian dan permusuhan yang kurasakan di Masjid itu.
Saat kami datang ke rumah beliau lagi, hidangan makan malam sudah disiapkan anaknya yang berada dirumah sebelah, mereka tahu kalau ada tamu jadi hidangan itu porsinya ditambah lebih banyak. Sehabis makan malam kami putuskan untuk menginap dirumah mbah salman, karena ajakan dan paksaan beliau.
Malam semakin larut, Imron sudah tidur dengan nyenyaknya dikamar tamu mbah salman. Aku yang tak bisa tidur karena masih memikirkan penjelasan mbah salman tadi sore. Waktu aku masih rebahan disamping Imron benda disamping kepalaku terdengar bergetar dan memanggil...Kringgg....kringg...kringgg [suara ringtone jadul Hpku]Suara panggilan telpku bernyanyi, kulihat HPku ternyata telpon dari Andi
"Salam mu'alaikum mas?" sapa Andi"Walaikum salam, mas!" Jawab singkatku sambil membangunkan tubuhku dari tempat tidur
"Gimana mas?" Tanyaku
"Mas besok sabtu siang saya mau kerumah mas Umar, bisa ya? Bisa kan?" Desak Andi
KAMU SEDANG MEMBACA
HANTU 1 TRILIUN [BASED ON TRUE STORY]
TerrorKISAH SEORANG YANG HIDUP SANGAT SEDERHANA DAN DIANUGERAHI SEDIKIT KELEBIHAN. DIHADAPKAN PADA KENYATAAN UNTUK MEMBANTU SESEORANG DARI EROPA YANG TERKENA HANTU BERJENIS LEAK, DENGAN IMBALAN SANGAT FANTASIS. AKANKAH SEMUA SESUAI DENGAN KEINGINAN YANG D...