Tak terasa tujuh hari aku dirawat dirumah sakit, diruang VVIP sekarang aku berada dalam kondisi siap pulang. Padahal aku sendiri merasa sudah benar-benar sehat dan fit 100% sejak dua hari lalu, tetapi harus menjalani prosedur rumah sakit ini yaitu perawatan tiga hari setelah itu boleh pulang. Tentu untuk biaya administrasi sudah diberesi Tono, karena Andi sebelumnya sudah menitipkan sejumlah uang ke Tono waktu mengantar Anne pulang.
Pagi itu istriku datang untuk membereskan perlengkapanku selama tinggal di rumah sakit. Istriku tidak bertanya apapun akan kejadian semalam, seakan dia sudah tahu. Istriku hanya cuek dan tak mau tau urusan kayak begituan, karena rasa takutnya terhadap dunia persetanan. Pasien yang dilorong rumah sakit tetap banyak siang itu sesuai yang diberitahukan kemarin oleh istriku, anehnya semua pasien itu tadi malam tidak ada ya? Ah biar saja, kami berempat langsung pulang kerumahnku dengan naik mobil Tono yang sudah siap dipakiran, kami berempat langsung meluncur kerumah mertua.
Dihari yang terakhir aku pergi meninggalkan ruangan VVIP untuk pulang menuju rumah mertuaku. Aku merasa masih sedikit khawatir jika langsung kerumahku sendiri, khawatir akan terror anak buah Calonarang. Aku pulang bersama Tono, Imron dan istriku dengan membawa kendaraan mobil sejuta umatnya. Andi dan Anne waktu itu tak bisa ikut menjemput kami karena kusuruh berdiam dirumahnya dahulu.
"Pron gimana para tetangga setelah kejadian seminggu kemarin?" tanyaku saat sudah didalam mobil Tono.
"Aman mas, tapi kok aneh mas ya. Kan waktu pertama mas bertarung melawan leak mbak Anne paginya banyak yang sakit tapi kok yang terakhir di kampung aman-aman saja." Jawab Panjang Imron
"Iya ya Pron." Sahut Tono yang sedang menyetir mobilnya.
"Itulah ritual yang diberkahi Pron! Ritual para pemuja ilahilah yang meredam semua aura dan energi jahat raja leak itu." Jelasku
"Oooohhhh jadi begitu mas!" Sahut Tono lagi
"Memang Pron, mas Umar ini topcer kalau urusan ginian." Jelas Tono
"Iya Ton, ada saja akalnya!" Timpal Imron
"Heleh, kalo ada maunya pinter kalian kalau sekongkol?" Ucapku
"Hehehe..." tawa Imron dan Tono saling bersahutan
Disitu istriku hanya diam untuk mendengarkan dan mengamati pembicaraan kami selama perjalanan kami pulang. Karena istriku merasa capek beberapa hari merawat aku dirumah sakit dan mondar mandir.
Dalam perjalan pulang aku memikirkan mertua Joko, sejak aku beri arahan penggalan ayat dari kitab suci untuk dibaca didepan mertuanya, belum ada kabar lagi dari dia. Aku berangan-angan mertua Joko saat itu sudah baikkan atau sebaliknya, Karena waktu dirumah sakit mertua Joko sempat menjengukku meski sebentar. Biarlah dalam pikirku, semoga diberi yang terbaik untuk keluarga Joko, yang penting aku harus fokus untuk urusan Anne yang lebih utama.
Siang itu kami sampai dirumah mertuaku dan disambut anak serta mertuaku. Senang rasanya beberapa minggu akhirnya bisa ketemu sama kedua buah hati tercinta, spontan air mataku ikut menetes saat memeluk mereka karena kerinduan kepada kedua jagoan kecilku.
"Bapak...bapak...! Teriak anak-anakku sambil berlarian menuju arahku yang terlihat dari kejauhan
Akupun langsung memeluk mereka dengan kedua tanganku dan aku gandeng satu persatu tangannya untuk menuju rumah mertuaku. Kami langsung menuju ruang tamu mertua yang tak besar, tapi cukup nyaman untuk disinggahi. Rumah bercat putih dengan empat jendela diruang tamunya. Aku sendiri disuruh mertuaku untuk tinggal sementara dirumah beliau, dan menghentikan aktifitasku untuk sementara waktu.
"Ton lusa kamu jemput aku disini ya?" Kataku diruang tamu mertuaku
"Iya mas, emang mau kemana mas?" Jawab dan tanya Tono.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANTU 1 TRILIUN [BASED ON TRUE STORY]
TerrorKISAH SEORANG YANG HIDUP SANGAT SEDERHANA DAN DIANUGERAHI SEDIKIT KELEBIHAN. DIHADAPKAN PADA KENYATAAN UNTUK MEMBANTU SESEORANG DARI EROPA YANG TERKENA HANTU BERJENIS LEAK, DENGAN IMBALAN SANGAT FANTASIS. AKANKAH SEMUA SESUAI DENGAN KEINGINAN YANG D...