1

128 6 0
                                    

Senyummu adalah resep ekslusif untuk kebahagiaanku.

***

Kananta Arsyakayla, atau biasa di panggil Nata, adalah seorang gadis cantik, berbadan kecil, tinggi kurang dari rata-rata. Namun, itulah yang menambah kesan imut pada dirinya. Tapi jangan salah, Nata itu anak yang cukup mandiri dan ceria, dia merupakan satu satunya putri dari Ayah nya yang bernama Prama, dan Bunda tercintanya yaitu Sara, yang sudah meninggal pada saat usia Nata 6 tahun.

"Nataa, turun, ayo sarapan dulu bareng ayah" Teriak ayah dari arah bawah.

"Iyaa yah bentar lagi Nata selesai" sahut Nata.

Dengan terburu-buru, Nata mengikat tali sepatunya, dan turun kebawah untuk sarapan bersama Prama ayah tercinta.

Saat di meja makan, suasana terasa hening. Karena memang sedari dulu, ayahnya selalu melarang untuk berbicara ketika sedang makan.

"Nata, nanti mungkin ayah pulangnya malem, banyak kerjaan yang belum selesai" Ucap ayah setelah meneguk air putih nya.

"Iya yah, nanti mau di buatin makan apa kalo udah pulang? Biar nanti pulang sekolah, sekalian Nata ke supermarket dulu" Sahut Nata.

"Gak perlu sayang, kamu langsung istirahat aja. kalo ada perlu apa apa bilang Bi Siti atau telpon ayah aja ya" ucap Prama hangat.

"Iyaa siap komandannya Nata" dengan tangan hormat dan memasang senyum manis sehingga membuat mata Nata semakin kecil tidak terlihat, apalagi ketika Nata sedang tertawa, maka sudah hilanglah mata Nata.

*

Nata pergi ke sekolah biasa menggunakan Bis. Meskipun ayahnya menawari Nata untuk diantar jemput, bahkan sampai ditawari untuk beli mobil, namun Nata tetap kukuh tidak mau.

Karena baginya, naik bis punya kesan tersendiri. Dan ia berfikir belum terlalu membutuhkan kendaraan mewah itu, lebih tepatnya tidak mau membuat ayahnya repot. Meskipun Nata tau ayahnya merupakan orang yang cukup berada.

"Nak kamu sekolah di mana?" tanya seorang Nenek yang duduk disamping Nata.

"Nata sekolah di SMA 1 Bangsa Nek" jawab Nata dengan senyum hangatnya.

"Oh berarti satu sekolah sama cucu Nenek, nanti kamu pasti ketemu sama dia. Anaknya rada pecicilan tapi dia baik ko" sambil sedikit ketawa Nenek menceritakannya.

"Kebetulan sekali kalo gitu yah Nek, maaf Nek Nata udah sampai. Nata turun duluah yah" Pamit Nata.

Setelah itu, Nata menyalami tangan Nenek tersebut dengan senyum, yang sedari tadi masih terpampang di wajahnya.

Nenek kaget, karna gadis ini begitu sopan padanya. 'Jarang-jarang anak gadis jaman gini masih punya sopan santun sama yang lebih tua'. Batin Nenek.

"Iyah nak Nata, sekolah yang rajin yah, supaya jadi kebanggan orang tua" Ucap Nenek sambil mengusap kepala Nata.

"Iyah Nek terimakasih"

"Bang kiri di depan".

*

Nata berjalan menyusuri koridor yang lumayan sepi, melirik jam di tangannya ternyata masih pagi. pantas hanya beberapa siswa saja yang dia lihat, Nata terus berjalan menaiki anak tangga, untuk menuju kelasnya 11 mipa 1 yang berada di lantai 2.

Nata termasuk siswa yang rajin dan tidak pernah melanggar aturan. Sisi buruk Nata adalah dia cuek terhadap lingkungan sekitar, dia tidak suka perdebatan atau semacamnya, yang akan merugikan dirinya, Nata punya dunianya sendiri, yaitu unia Nata yang damai.

Dunia KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang