5

60 4 0
                                    

Jangan masuk Dunia Nata, aku tak menginjinkan, siapapun itu.

***

'Tring, triiing.'

Bel pulang sekolah, yang sangat dirindukan seantero siswa SMA 1 Bangsa, akhirnya terdengar sangat merdu, mengalahkan merdunya suara Melly Goeslaw ketika sedang bernyanyi.

'Sampai kapan kau gantung cerita cintaku, memberi harapan.. oke skip.'

Darel menjalankan mobil BMW 5 Series Sedan berwarna hitam melewati gerbang, tiba-tiba dia mengerem mendadak, ketika melihat perempuan dengan rambut lurus di bawah bahu, sedang duduk di halte menunggu bis datang.

Darrel mengklakson dan membuka kaca mobilnya, berharap perempuan itu menoleh ke arah nya, namun nyatanya realita tak seindah ekspetasi.

Perempuan itu langsung berdiri, namun bukan untuk menghampiri Darrel, melainkan masuk ke dalam bis yang baru saja datang.

'Makin cuek makin lucu.' Batin darel.

*

"Dek uang bis nya."

Namun yang diajak bicara haya diam, merasa tak ada respon, akhirnya Pak Kondektur menepuk pelan bahu Nata.

Nata yang sadar akan seseorang yang menepuk bahunya, menoleh dan mencopot headset yang setia menempel di telinganya sejak Nata keluar kelas tadi.

"Ah iyaa maaf Pak saya nggak denger." Sambil mengeluarkan uang receh dari sakunya.

*

Tak butuh waktu lama, mobil BMW itu sudah terparkir rapih di sebuah rumah, dengan pekarangan yang luas di depannya terdapat taman kecil, beserta bunga-bunga cantik, yang setiap paginya selalu di siram Sari mamah Darrel.

"Maaah Darrel pulang." Teriak Darrel.

"Duduk dulu sayang"

"Loh papah mana mah?" Tanya darel ketika mau duduk.

"Belum pulang, mungkin nanti sore." Keluarnya Sari dari dapur, membawa mangkuk berisi sop sapi kesukaannya Darrel.

"Ehh sini mah, biar Darrel aja yang bawa."

Sari yang melihat perlakuan Darrel, anak semata wayangnya tersenyum, dia bersyukur mempunyai putra yang begitu perhatian.

"Himana sekolah nya hari ini?" Tanya Sari.

"Gak biasa"

"Maksudnya?" Tanya Sari heran.

"Darrel tadi ketemu biadadari mah, tapi ini beda"

"Beda gimana Rel?" Sari akan selalu tertarik dengan ceritanya Darrel.

"Setau Darrel bidadari itu gak ada yang cuek mah."

Sari diam, sepertinya dia tau arah pembicaraan putranya kemana.

"Mungkin bidadari yang itu punya dunianya sendiri Rel" Jawab Sari dengan tersenyum, ini hal baru yang Darrel ceritakan padanya.

"Maksud mamah?" Darrel sedikit bingung.

"Coba kamu minta ijin masuk ke dunianya, dan lihat bagaimana dia memperlakukan kamu nanti."

"Darrel takut gak di ijinin mah"

"Berarti itu bukan Darrel anaknya mamah." Sari mengelus lembut kepala Darrel.

*

Sore yang cerah, dengan birunya langit yang membuat mata siapapun akan teduh bila memandangnya.

Nata pamit pada Bi Siti, bahwa ia akan keluar sebentar berjalan-jalan sekedar keliling taman, ditemani udara segar dekat pepohonan.

Nata bersandar pada pohon besar itu, tempat yang nyaman, jauh dari kebisingan, karna tempat ini jarang dikunjungi banyak orang.

Dua jam Nata habiskan di tempat ini, tiba-tiba langit menghitam, menjatuhkan tetesan itu lagi, dan semakin banyak yang dijatuhkan. Nata pun berlari mencari tempat untuk berteduh, beruntung tak jauh dekat dari taman ada sebuah minimarket.

"Mbak, maaf mau tanya"

"Iya Mas, ada apa?"

Darrel sedikit memelankan suaranya.

"Kalo rak pembalut di sebelah mana ya mbak?" Tanya Darrel, yang membuat si Mbak pelayan minimarket, tertawa.

"Sebelah sana Mas, belok ke kanan" Tunjuk si Mbak nya.

"Makasih ya Mbak cantik"

"Sama-sama Mas" dengan tersipu malu.

'Ini kok banyak banget merek nya, yang mana ya, yang mamah suka pakai? yang ini aja kali, yang ada sayapnya biar bisa terbang'

Dareel rasa, dia sudah membeli semua yang mamah nya suruh.

"Jadi semuanya berapa yaa mbak?" Tanya Darrel pada si Mbak penunggu kasir.

"Seratus dua puluh ribu dek."

Darrel menyerahkan uangnya, dan membawa barang belian yang disuruh mamahnya. ketika Darrel menengok ke arah pintu kaca, terlihatlah sosok bidadari. Darrrel sedikit kaget.

"Kasian bidadari gue kehujanan." Darrel yang melihat Nata, sedang mengusap-ngusap bajunya yang sedikit basah.

"Mbak boleh minta tolong nggak?" Pinta Darrel.

Dunia KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang