3

55 4 0
                                    

Tanpa pertemuan tak di sengaja, aku tak akan pernah tau bahwa bumi punya sosok bidadari sepertimu.

***

Matahari kini sedang angkuh, menyengatkan sinarnya ke bumi, tak peduli bahwa yang di bawah sana sedang merasakan panas yang luar biasa, akibat ulahnya, ditambah lamanya pembina upacara menyampaikan amanat, membuat para siswa mengeluh.

"Dan ini yang di depan, kenapa kalian telat? sudah bosan bapak liat muka kalian tiap hari senin, terutama kamu Darrel" Ucap pembina saat sedang menyampaikan amanatnya.

Semua siswa menyoraki mereka,

'huuuuuuu'

"Ada apaan si, di depan ko ribut ribut?" Tanya Nata yang berada dibarisan paling belakang sambil berjinjit.

"Makannya tumbuh napa Nat, jangan boncel-boncel amat" Jawab Visa.

Nata tak menjawab, dia sebal, dengan ucapan Visa yang memang betul adanya.

"Gila Nat, lagi kepanasan aja dia tetep cakep, berasa pengen gue lap deh keringetnya."

"Dia siapa?" Tanya Nata.

"Calon imam gue haha."

Nata hanya mendelik sinis mendengar jawaban Visa.

"Pantes nama lo Visa, otak lo sama kaya menara pisa"

"Sama apa?"

"Sama-sama miring"

Upacara selesai, semua siswa berhamburan ada yang ke kantin untuk sekedar beli minum, ada juga yang langsung pergi ke kelas seperti halnya Nata dan Visa.

"Saa gue ke toilet dulu yaa bentar, kebelet pipis nih." Ucap Nata tak sabar.

"Perlu dianter nggak?"

"Nggak perlu, titip topi gue aja nih." Sambil meyodorkan topi yang Nata pakai saat upacara tadi.

Nata berjalan melewati kelas XI Ips untuk menuju ketoilet yang berada di ujung.

"Untung toiletnya gak penuh" Batin Nata.

Setelah beberapa menit Nata keluar dari toilet, tiba-tiba hp nya berbunyi, Prama ayah Nata mengirim pesan, memberi tahu bahwa dirinya akan pergi ke luar kota selama seminggu.

Nata menatap sedih layar handphone ketika membaca pesan dari sang ayah.

Dari arah berlawanan tak sengaja seseorang menyenggol bahu Nata, namun Nata tak menghiraukan dia masih setia menatap layar handphone nya.

"Sorry gak sengaja"

Namun tak ada respon dari siempunya, akhirnya Darrel melirik merasa ada yang aneh, ternyata orang di depannya sedang melamun.

Darel bergumam dalam hati,

'Nih cewe siapa ya, ko imut gitu si bibirnya dimaju-majuin ke depan, perasaan baru liat deh.'

Nata terus berjalan lurus dengan pikiran entah di mana. Darrel yang melihat itu dari belakang, hanya tersenyum memandang punggung mungil Nata yang terus menjauh.

*

Surga nya para siswa, jika ada berita bahwa semua guru sedang ada rapat, dan siswa dibebaskan untuk tidak belajar, namun tidak diperbolehkan untuk pulang.

Susana kelas XI Ips 2 tidak akan aman, jika mendengar berita baik seperti itu, maka sudah di pastikan kelas akan kacau.

"Rizaaaaal, lo kemanain lagi pulpen sama tip-ex gue" Teriak Kika kesal, dia anak yang paling rajin di kelas, manis namun cerewetnya minta ampun.

"Sumpah Kika gue gak tau, bukan gue yang ngambil serius deh" Alibi Rizal dengan jari tangan membentuk hurup V.

"Jangan bohong lo, gue sumpahin balik dari sini, lo kecelakaan, tangan lo patah, pala lo bocor kena gegar otak baru tau rasa lo." Cerocos Kika.

"Astagfirullah, sadis amat omongan lo Kika, gak baik tau karna ucapan itu adalah DOA" Timpal Rizal sambil mengelus dadanya.

"Bodo amat gue gak peduli."

Tiba-tiba Darrel mendekat ke arah Kika,

"Nih pulpen sama tip-ex lo, disembunyiin sama si Rizal."

"Makasih yaa Rel." Dengan malu-malu kika tersenyum menerima yang di berikan Darrel.

"Jangan marah-marah mulu nanti manis lo ilang."

Dengan mengedipkan sebelah mata Darrel kembali ke kursinya.

Kika yang diperlakukan seperti itu sedikit terbawa perasaan, mungkin karna wujud Darrel yang hampir mendekati kata sempurna, dengan tubuh atletis, tinggi badan di atas rata-rata, kulit putih, hidung mancung, dan tatapan mata yang hangat.

Siapapun yang melihatnya akan jatuh hati dalam sekejap, ditambah ketika Darrel tersenyum, maka akan memperlihatkan lesung pipi nya, walau sedikit tapi sangat menambah nilai plus di wajahnya yang ganteng luar biasa.

"Ko lo kasih tau si Rel, udah susah-susah gue nyurinya, eh lo maen kasih aja" Ucap Rizal gemas pada apa yang dilakuan Darrel tadi.

"Panas kuping gue denger dia ngoceh mulu" Balas Darrel enteng.

"Demen banget baperin anak orang" Vino ikut nimbrung.

"Gilaa yaa, yang namanya makhluk berjenis kelamin cewe, kalo udah ketemu Darrel ko langsung luluh gitu yaa" Gio terheran-heran dengan kelakuan sahabatnya itu.

"Mau kemana lo Rel?" Tanya Rizal yang melihat Darrel bangkit dari tempat duduknya.

"Kantin cari bidadari siapa tau ada" Jawab ngasal Darrel, dan diikuti teman-temannya.

*

Mereka berjalan ke arah kantin, banyak pasang mata yang melihat kagum terutama pada Darrel. Dengan gaya khas mautnya, Darrel berjalan dengan santai, namun tetap memperlihatkan sisi kerennya.

"Hey princess tunggu" Darrel langsung membungkuk, membenarkan tali sepatu seseorang, bertuliskan Lala Sayla di name tage baju nya.

Lala kaget diperlakukan seperti itu, oleh seorang Darrel, yang merupakan adik kelas nya.

"Ehh makasih ya" Lala tersenyum manis pada Darrel.

"Lain kali kalo mau jalan periksa dulu, nanti kalo jatoh kesandung kan bahaya" Ucap Darrel, dengan ekspresi seperti biasa kalo sedang memberikan perhatianya terhadap kaum hawa.

"Ah ii, iyaa Rel" Jawab Lala sedikit gugup.

Lalu Darrel dan teman temanya pergi meninggalkan Lala, dengan sejuta perasaan yang sudah terbang ke langit entah langit ke berapa Lala tidak tahu.

Dunia KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang