9

56 4 0
                                    

Fokusku, kini terahlihkan dengan adanya kamu di duniaku yang damai.

***

Selama jam pelajaran Nata tak fokus, tanpa disadari Nata terus memikirkan Darrel.

"Gimana ya kalo dia beneran nungguin gue"

Jam pelajaran selesai, semua siswa keluar dari kelas begitupun dengan Nata dan Visa.

"Hai Nata" Sapa Darrel, dengan senyuman manis yang dapat memikat semua kaum hawa kecuali Nata.

Nata diam, tidak tau harus merespon bagaimana.

Visa yang melihat kecanggungan di antara keduanya langsung bertindak.
"Lo darel ya?" Tanya Visa.

"Iya, lo temennya Nata kan?"
"Iya gue temennya Nata dari TK, dari jamannya dia masih ingusan hehe.." Candaan garing Visa.

"Oh gitu ya, gue boleh pinjem temen lo nggak?" Tanya Darrel pada Visa.

"Oh tentu, kebetulan dia pulang sendirian, soalnya gue mau ada keperluan dulu, terus bokapnya ga bisa jemput soalnya masih diluar kota" Dengan sedikit mendorong Nata ke depan Darrel, yang membuat Nata melotot, namun tidak terlihat seperti sedang melotot karna mata Nata yang kecil.

"Lo tenang aja, gue yang akan nganterin dia pulang selamat sampe rumah" Ucap Darrel.

"Oke kalo gitu gue duluan ya Rel, bye Kanantaa" Visa pergi sambil melambaikan tangan dan menjulurkan lidahnya pada Nata.
"eh Saa.. Visaa" Nata memanggil Visa, namun percuma visa terus saja melangkah pergi, memberikan ruang untuk Nata dan Darrel.

"Mau nggak?" Tanya Darrel.

"Mau apa?"

"Balik bareng gue"

"Nggak"

"Emang gak ada kata lain selain nggak yah?"

"Mggak"

"Nggak apa?"

"Nggak ada"

"Berarti mau"

"Mau apa?" Tanya Nata bingung.

"Mau balik bareng gue"

"Ih apaan si, ko omongan lo muter-muter" Nata kesal.

"Biar gak muter-muter, tinggal jawab 'iya' aja Nata."

Kenapa Nataa selalu kehabisan kata-kata jika sudah berbicara dengan Darrel.

"Mau kemana?" Tanya Darrel yang melihat Nata berjalan.

"Pulang"

Darel terseyum, ini merupakan sebuah perkembangan yang bagus. Namun arah jalan Nata salah, sehingga Darrel memanggilnya.

"Natt, mobil gue bukan diparkir di arah sana"

Nata yang mendengar ucapan Darrel, langsung berbalik dan berjalan mengikuti arah yang Darrel tunjukkan, dengan wajah menahan kesal.

"Lucu banget" Gumam Darrel sambil tertawa kecil.

*

Sepanjang perjalanan, mereka diam. Tak ada yang memulai pembicaraan, dan sampai kapan pun Nata tak akan memulai pembicaraan.

"Gue boleh puter lagu?" Tanya Darrel memecahkan keheningan.

Nata hanya mengangguk, dan terdengarlah lagu It's You - Ali Gatie.

.

It's you, it's always you
(Itu kamu, selalu kamu)
If I'm ever gonna fall in love I know it's gon' be you
(Jika aku pernah jatuh cinta aku tahu itu padamu)
It's you, it's always you
(Itu kamu, selalu kamu)
Met a lot of people, but nobody feels like you
(Bertemu banyak orang, tapi kurasa tak ada yang sepertimu)
So, please, don't break my heart
(Jadi, kumohon, jangan patahkan hatiku)
Don't tear me apart
(Jangan tinggalkanku)
I know how it starts
(Aku tahu bagaimana mulanya)
Trust me: I've been broken before
(Percaya padaku: Aku pernah patah sebelumnya)
Don't break me again
(Jangan sakiti aku lagi)
I am delicate
(Aku lemah)
Please, don't break my heart
(Kumohon, jangan sakiti hatiku)
Trust me I've been broken before
(Percayalah aku pernah patah sebelumnya)
I've been broken
(Aku pernah patah)
Yeah. I know how it feels
(Yeah. Aku tahu bagaimana rasanya)
To be open
(Untuk membuka diri)
And then find out your love isn't real
(Dan kemudian mengetahui cintamu itu tak nyata)
I'm still hurting
(Aku masih kesakitan)
Yeah. I'm hurting inside
(Yeah. Aku kesakitan di dalam sini)
I'm so scared to fall in love
(Aku begitu takut untuk jatuh cinta)
But if it's you then I'll try
(Tapi jika itu kamu aku akan mencoba)
So, please, don't break my heart
(Jadi, kumohon, jangan patahkan hatiku)
Don't tear me apart
(Jangan tinggalkanku)
I know how it starts
(Aku tahu bagaimana mulanya)

.

Setiap kata yang keluar dari mulut sipenyanyi sangat menyentuh. Darrel ikut bernyanyi walau hanya pada bagian bait tertentu saja, namun mampu membuat Nata teralihkan untuk menatap ke arah Darrel, tanpa Darrel sadari.

"Suaranya bagus juga" Batin Nata.

Darel melirik Nata, dan ternyata Nata sedang menatap ke arahnya, namun Nataa buru-buru mengalihkan pandangannya.

"Kalo mau liat mah liat aja kali, gak usah malu malu gitu" Ucap Darrel setelah melihat ekspresi Nata.

"Gak, gue gak malu, dan siapa juga yang liatin ke arah lo" Jawab Nata ketus.

"Selain suka cuek, lo suka marah marah juga ya"

"Bodo"

"Terus?"

"Terus apanya?"

"Terus kapan lo suka gue nya?" Tanya Darrel sambil menepikan mobilnya di depan gerbang rumah Nata.

Nata diam seribu bahasa, yang jelas Darrel lihat ekspresi Nata kini tengah kaget setelah Darrel mengatakan kalimat itu.

"Hahaha becanda kali Nat" Darrel cuman ingin tau reaksi Nata seperti apa.

"Gak lucu" jawab Nata datar.

"Iyaa karna gue bukan badut yang bisa buat lo ketawa, gue Darrel manusia biasa yang bercita cita ingin menjadi malaikat pelindung lo, ada di saat lo butuh, tanpa harus lo panggil terlebih dahulu, gue akan datang buat lo" sambil tengah menatap hangat mata Nata.

Nata mencari kebohongan dalam mata Darrel, namun nihil tidak ditemukan Nata.

Nata langsung membuka pintu mobil, dan masuk kerumahnya, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

*

Kata Darrel bahagia itu sederhana, ketika dunia Nata mulai memberikan celah-celah kecil untuk mengijinkan Darrel masuk kedalamnya secara perlahan namun pasti.

Sampai di rumah pun, Darrel tak henti - hentinya tersenyum.

"Rel kamu kenapa senyam senyum gitu?" Tanya Sari, yang sedang menonton sinetron 'Jangan Panggil Gue Pak Haji' di ruang tv.

"Darrel lagi seneng mah"

"Seneng gara-gara apa?"

Darel melirik ke Ardi Marcio, papah Darrel.

"Nanti aja mah ceritanya, biar ada yang kepo" Sambil berjalan ke arah kamarnya yang berada di lantai atas.

"Emang kenapa itu Darrel ko aneh gitu?" Tanya Ardi.

"Biasa lah pah, kayak gak pernah muda aja"

"Darrel sekarang punya pacar mah?"

"Bisa iyah, bisa jadi enggak, bisa juga lagi otw punya pacar"

"Wah gak kerasa anak kita sudah besar saja ya mah"

"Papah kemana aja, sibuk terus kerja jadi gini nih lupa sama keluarga" Ucap sari sedikit kesal.

"Yaa papah kan kerja juga buat Darrel sama kamu mah"

"Terserah papah ah"

"Mamah ko jadi marah gitu si"

"Enggak ko"

"Mah ke kamar yuk"

"Ngapain masih sore juga, jangan tidur pamali"

"Bikin adik buat Darrel mah, kasian loh Darrel gak ada temen nya di rumah"

Sari melotot, bagaimana kalo Darrel dengar omongan papahnya, bahaya, gumam Sari.

Dunia KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang