Dunia adalah panggung sandiwara terbaik, untuk kita makhluk tak berdaya.
***
Nata sampai di rumah besar, dengan bercat putih nan elegan, yang hanya ditempati oleh dirinya dan Ayah serta Bi Suti yang membantu mengurus rumah dan mengurus Nata, yang kadang ditinggal ayah nya ke luar kota untuk urusan pekerjaan.
"Assalamualaikum bi," Ketika Nata membuka pintu, ia tidak lupa bahwa ayah nya akan lembur kerja hari ini.
"Waalaikumsalam, neng Nata udah pulang? mau makan apa nanti bibi siapin."
"Nggak usah bi, Nata belum laper, nanti aja makannya. bibi udah makan belum?" Tanya Nata.
"Udah Neng baru aja bibi selesai makan"
"Oh yaudah kalo gitu Nata ke atas dulu yah bi"
"Iyaa Neng, kalo perlu apa-apa panggil bibi aja ya di dapur."
"Oke bi,"
Dengan langkah pelan, Nata masuk ke kamarnya, menyimpan tas dan langsung merebahkan tubuhnya di kasur.
Nata terseyum melihat pigura, yang di dalamnya terdapat tiga orang, dirinya yang sedang memakai gaun warna putih, sedang meniup lilin, di ultahnya yang ke 4 dan di samping kanan dan kirinya terdapat ayah dan budanya yang sedang terseyum bahagia.
Nata bergumam,
"Bunda, Nata kangen bunda." Dan beberapa menit kemudian Nata tertidur.
'Tok tok tokkk.'
Terdengar suara pintu diketuk, Nata menggeliat mengerjapkan matanya beberapa kali.
Nata sadar bahwa dirinya tadi ketiduran."Neng, Neng Nata"
Nata membuka pintu kamar.
"Iya bi, Nata ketiduran ada apa ya?" Sambil mengucek ngucek matanya.
"Maaf Neng, bibi membangunkan Neng Nata, soalnya udah mau magrib sebentar lagi" Tutur Bi Suti yang merasa bersalah, telah menganggu tidur Nata.
"Yaudah bi, Nata bersih-bersih dulu, nanti kita sholat berjamaah magrib bareng ya bi"
"Iyaa Neng, bibi tunggu di bawah."
Setelah Nata selesai bersih-bersih, Nata dan Bi Suti sholat berjamaah bareng, karna ayah nya belum juga pulang.
*
Di sebuah caffe seseorang sedang menikmati kopi, dengan roko yang disempilkan di jari tengahnya, menunggu teman-temanya datang,
Tiba-tiba...
'Braaaakkkkkk.'
Seseorang menggebrak meja alhasil membuat Darrel kaget.
"Apaansi lo, datang-datang maen gebrak meja orang aja" Kesal darel.
"Eitssss, nyantai dong bos kaya di pantai" Balas Rizal dengan nyengir tanpa dosa.
"Kaya di pantai gimana orang di dalem caffe" Jawab Darrel ketus.
"Kan gue bilang kaya Rel bukan iya beneran di pantai" Jawab Rizal tak mau kalah.
"Yang lain mana?"
"Mungkin masih dijalan bentar lagi nyampe, eh eh tuh mereka nonghol baru aja gue omongin." Gio dan Vino berjalan menghampiri Darrel dan Rizal.
"Udah lama belum?" Tanya vino.
"Udah setaun bambang" Jawab rizal.
"Gaje lu Zal" Balas vino.
"Ih abang Vino mah suka gitu" Dengan tingkah jailnya, Rizal menggoda Vino yang memang sedikit pendiam di antara mereka.
"Najis."
"Lo berdua kalo udah ketemu, kaya tikus sama anjing aja" Ucap Gio melerai.
"Perasaan peri bahasanya, tikus sama kucing deh kalo ada orang yang berantem" Celetuk Darrel.
"Oh udah diganti ya?"
"Dari dulu kali" Jawab Darrel males.
Vino hanya diam mendengar ocehan sahabat-sahabatnya yang gila tapi cukup menghibur dirinya.
*
Berbeda hal nya dengan Nata, dia asik di kamar setia dengan laptop birunya, mengutak ngatik keyboard dengan lincah untuk meyelesaikan tugasnya, diminumnya susu buatan Bi Suti tadi, dan tiba-tiba hp nya berbunyi nada pesan masuk.
From Visa Bialang
'Nataaaa, besok jangan lupa baju olahraga gue bawa ya!'
Minggu kemarin, tak sengaja Visa meninggalkan baju olahraga nya di rumah Nata, karna habis mengerjakan tugas kelompok, pada dasarnya dia memang pelupa.
Nata membalas pesan.
To Visa Bialang
'Ok, lain kali jangan teledor!'
From Visa Bialang
'Bawel lo.'
Nata tak berniat membalas pesan dari Visa lagi, karna menurutnya buang-buang waktunya, dan tidak akan ada ujungnya, mending dipakai Nata untuk melanjutkan membaca novel yang baru ia beli minggu kemarin.
Tiga jam berlalu, Nata nangis, ketawa sendiri, senyum-senyum sendiri, mungkin kalo orang lain melihatnya akan mengira bahwa ia sudah gila.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Kata
Teen Fiction"Kasian ya jadi hujan" "Kenapa, ko kasian?" "Suka dibuang terus sama langit" "Ya itu memang takdirnya hujan" "Meski hujan sudah tau akan selalu dibuang langit?" tanya Nata. "Bahkan hujan selalu ikhlas untuk terjatuh beribu kali bahkan berjuta kali...