6

64 5 0
                                    

Duniaku memang tak sedamai duniamu, tapi coba berkenal lah dengan duniaku, siapa tau kamu suka duniaku, dan aku.

***

Pagi yang cerah, namun tak secerah wajah Nata, mungkin ceria Nata kali ini sedang dicuri pagi.

"Nat, muka lo kenapa, ko cemberut gitu?" Tanya Visa, yang melihat Nata tidak seperti biasanya.

"Gakpapa ko Saa, gue cuman kangen ayah aja"

"Udah coba ditelpon?"

"Udah"

"Terus apa kata ayah lo?"

"Dia gak jadi pulang besok, katanya ada hal penting yang mendadak, jadi harus diurus dulu, untuk sementara waktu" Jawab Nata lesu.

"Yaudah yang sabar ya, nanti juga pulang ko" Ucap Visa menenangkan.

"Nat, ada yang nyariin lo tuh di luar" Ucap Cita, yang baru saja masuk kelas.

"Siapa ya Saa?"

"Gak tau, liat aja sana."

Nata keluar mencari tau siapa yang mencarinya, dan ternyata ada Rizal anak XI Ips 2 namun Nata tak mengenal orang tersebut, jangankan anak Ips, anak Mipa saja dia gak tau semuanya.

"Maaf, ada keperluan apa ya lo cari gue?" Tanya Nata.

"Lo Nata ya?"

Nata mengangguk.

"Gue disuruh buat ngasih ini nih."

Nata menerima sebuah paper bag berisi kotak makan.

"Dari siapa ya?"

"Hamba Allah" Ucap Rizal, sambil nyelonong pergi.

"Hah lagi?" Nata tak habis pikir ulah siapa ini.

Nata kembali duduk ke kursinya.

"Dari siapa Nat?"

"Hamba Allah" Jawab Nata apa adanya.

"Hah maksud lo?" Visa cengo.

"Gue juga gak tau Saa, belakangan ini ada yang terus nolong gue, dan tiap gue tanya dari siapa, mereka semua bilang dari Hamba Allah."

"Serius Nat?" Tanya Vissa masih tak percaya.

"Beneran Saa, nih yaa dimulai dari Mang Ujang yang waktu itu gue lupa bayar, dia yang bayarin, terus saat gue kehujanan ikut neduh di minimarket, eh tau tau ada si Mbak kasir nganterin payung, katanya dari Hamba Allah juga, dan sekarang dia lagi." Penjelasan Nata.

"Mungkin dia suka kali sama lo Nat" Jawaban Visa seketika membuat Nata kaget.

"Nggak lah mana mungkin." Jawab Nata.

"Mungkin aja Nata, dia mau nunjukin rasa suka nya dia ke lo dengan cara yang berbeda."

Nata berfikir keras, 'masa iyaa si dia suka sama gue, bisa aja kan dia cuman orang yang iseng, ah bodo, gak ada kerjaan banget tu orang.' Nata menggerutu dalam hati.

*

Darel bersyukur, karna Bandung tidak berniat mengusir dirinya, walau dia tau Bandung sedikit rugi dengan adanya makhluk penghuni seperti Darrel.

Di belakang perpustakaan, terdapat ruang kosong, yang sudah lama tidak ditempati. Darel sesekali menggunakan tempat itu untuk merokok, ketika dia sedang merasa bosan, dengan dunia abu abunya.

"Kebelakang yuk" ajak darel pada teman - temannya.

"Kalo ketahuan Pak Akas gimana?" Tanya Rizal.

"Gak bakal, itu guru lagi gak ada jadwal masuk" Jawab Darrel santai.

Darel tau, karna tadi pagi dia tak sengaja melihat jadwal absensi guru sebelum masuk ke kelasnya.

Darel berjalan ke belakang perpustakaan, yang diikuti oleh ketiga temannya.

Sepuluh menit waktu berlalu, Darrel masih menghisap rokoknya, begitupun dengan yang lainya. Namun tiba-tiba, Rizal berteriak dari arah pintu, memberi tahu bahwa Pak Akas sedang menuju kemari.

Di buangnya, rokok yang tadi Darrel sematkan di jari, lalu tanpa aba-aba mereka berlari untuk terhidar dari Pak Akas, guru BK paling galak di sekolah.

"Hey berhenti, jangan lari kalian!!" Teriak Pak Akas dari belakang.

Darrel beserta teman temanya terus berlari, namun Pak Akas terus mengejarnya dan terjadilah aksi kejar kejaran.

"Stop, gue.. gue gak kuat lagi!" Ucap Rizal dengan napas tersenggal-senggal.

"Ngapain lo berhenti bego, nanti Pak Akas keburu kesini" Ucap Gio.

"Lagian kata lo si Rel, tu guru gak bakal masuk" Ucap Rizal dengan sedikit kesal.

"Yee, mana gue tau tu guru tiba-tiba ada di sekolah aja." Jawab Darrel tidak mau disalahkan.

"Udah kita gak usah lari lagi, buang buang tenaga" Kata Vino.

Akhirnya mereka berhenti berlari, karna memang percuma, pada akhirnya mereka akan tertangkap juga.

*

Hari rabu, saat jam kedua adalah jam dimana kelas XI Mipa 1 mendapat jadwal masuk ke labolatorium, untuk melakukan praktek di mata pelajaran fisika.

Nata berjalan sendirian, untuk menuju lab, Nata harus terlebih dahulu melewati lapangan utama, kebetulan Visa dan teman kelas Nata yang lainnya sudah duluan pergi.

Ketika Nata sedang berjalan di lapangan, tanpa diperintah mata sipit Nata melihat 4 orang siswa, sedang hormat menghadap tihang bendera, dan di dada mereka terdapat kertas yang bertuliskan,

'SAYA TIDAK AKAN MEROKOK LAGI'.

'Kenapa selalu ada saja orang yang ingin hidup nya tidak damai? padahal mereka tinggal hidup seperti biasa, menjalani aturan yang ada tanpa harus susah susah melanggar aturan tersebut.' Gumam Nata.

Dalam seperkian detik, mata Nata bertemu dengan mata milik Darrel, yang mampu membuat Nata terpaku dengan tatapan yang diberikan oleh Darrel, hanya satu kata yang bisa Nata gambarkan, yaitu hangat. Namun Nata buru-buru memutuskan kontak mata dengan Darrel, dan melanjutkan kembali langkahnya.

"Eh Rel, itu bidadari cuek lo lewat" Ucap Gio.

"Temenin napa, sendiri tuh" Goda Rizal.

"Sekarang dia jalan sendirian, besok-besok dia gak bakal jalan sendirian lagi. Gue pastiin itu" Jawab Darrel dengan mantap.

"Kenapa nggak lo samperin aja sekarang, mumpung masih deket tuh orangnya" Suruh Gio.

"Belum saatnya" Jawab Darrel.

"Jangan kelamaan, cewe itu gak suka teka teki apalagi yang enggak jelas dan belum pasti." Ucap Vino.

Darrel mencoba mencerna kata-kata yang barusan keluar dari mulut Vino.

Dunia KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang