Angin malam masuk tanpa permisi, meninggalkan rasa dingin yang tercipta.
***
Layar HP Nata nyala menampilkan walpaper dirinya sedang memeluk boneka panda, sebuah notif pesan masuk. Nata tak langsung membuka pesan itu, dia malah mematikan HP nya, dan memasukkan nya ke dalam tas.
"Saa, Ris, gue balik duluan yah"
"Gak balik bareng kita aja?" Tanya Aris.
"Nggak deh, lain kali yaa"
"Kenapa? mau pulang sama si tayo lagi?"
"Pulang sama si cogan gue yah?" Goda visa.
"Ihh apaan si, ko pada kepo"
"Cogan siapa? emang ada yang lebih ganteng dari pada gue?" Tanya Aris, menunjuk dirinya sendiri.
"Emang lo ganteng?" Tanya Visa.
"Oh jelas, iya nggak bebep Nat"
"Hmmmm" Nata memutar bola matanya malas.
Nata berdiri dari tempat duduk, "Saa lempar kaca sama si Aris, biar dia tau diri, gak malu maluin temen"
"Omongan Nata sama kaya pisau belati yah, sama sama tajem kalo udah keluar" Ucap Aris sambil mengelus dadanya, dramatis.
"Lagak lo Ris, bikin gue pengen muntah" Sambil melemparkan, benda bulat yang di dalamnya terdapat kaca dan bedak.
"Noh ngaca" Suruh Visa.
"Sialan lo, gak sopan bener."
*
Di menit terakhir, Darrel tepat memasukkan bola ke dalam gawang.Gollllll..
"Yeee, god job Rel" Teriak seorang gadis.
Kaos yang Darrel pakai sudah basah sejak satu setengah jam yang lalu, sekujur tubuh Darrel dibanjiri keringat, dan efeknya membuat Darrel terlihat lebih seksi. Dengan napas tak teratur, Darrel duduk di pinggir lapangan, dan bersandar pada dinding yang ada di belakangnya.
"Minum dulu" Ucap seorang gadis dengan rambut dikucir kuda, meyodorkan sebotol minuman.
Darrel tersenyum, "Thanks girls"
"Main lo bagus" Sambil mengangkat jempolnya ke depan Darrel.
Darrel melirik gadis di sampingnya, "Emang kapan main gue pernah jelek?"
"Lebih bagusan Ka Dafik si"
"Bohong dosa lo"
"Hahha, sombong amat lo baru main kaya gitu juga"
"Emang lo sendiri bisa?" Tanya Darrel dengan sedikit memajukan wajahkanya ke depan Disya.
"Bi..Bisa lah"
"Bisa dari mana, orang pegang bola aja belum pernah"
"Ish lo mundur dikit kek, badan lo bau tau" ucap Disya sambil menutup hidung nya.
"Bilang aja lo deg degan kalo deket gue"
"Sorry ya, nggak tuh"
"Mana minum buat kakak" Tanya Dafik, yang baru saja datang.
"Yah diminum Darrel kaa" Disya hanya cengir.
"Kamu tuh ya, sama kaka sendiri aja gak di beliin minum, lah sama si Darrel ko di beliin."
"Yaa maafin dong ka, gitu aja ngambek. Lagian siapa suruh datang kesini nya telat"
"Bilang aja, kamu emang niatnya ngasih buat Darrrel doang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Kata
Ficção Adolescente"Kasian ya jadi hujan" "Kenapa, ko kasian?" "Suka dibuang terus sama langit" "Ya itu memang takdirnya hujan" "Meski hujan sudah tau akan selalu dibuang langit?" tanya Nata. "Bahkan hujan selalu ikhlas untuk terjatuh beribu kali bahkan berjuta kali...