Aku ingin, kamu menjadi pusat duniaku.
***
"Kenapa lo pada godain calon pacar gue?" tanya Darrel.
Nata, sudah tidak mau mendengar lagi, perkataan yang barusan dilontarakan Darrel dan teman-temannya, dia kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas.
"lh si Nata mana si, Ris? dia ngambil catatan ke kelas, apa ke mana si tuh anak, lama banget."
"Gue susul aja kali ya saa, takut nyasar"
"Lo kira Nata anak kecil, pake nyasar di sekolah" Ucap Visa kesal.
"Yaudah kita tungguin lima menit lagi, kalo belum nyampe juga, gue susul bebep gue"
Belum sampai lima menit, Nata nonghol dan langsung menghampiri Aris dan Visa.
"Lo kemana aja si Nat? kita tuh mau penelitian sekarang, bukan tahun depan" Tegas Visa.
"Ih lo mah, jangan marahin bebep gue napa saa"
"Diem lo kutu"
"Ih yaudah, jangan berantem. Maaf gue lama, kita langsung mulai aja." Ucap Nata, gak enak.
"Oke, No problem ayangku, kita berpencar biar cepat selesai yaa" Ucap Aris.
Diangguki Nata dan Visa.
Mereka membagi tugasnya, dan mulai berpencar, Aris ke sebelah barat, Visa ke sebelah selatan dan Nata ke sebelah utara.Nata mencari tumbuhan mana saja yang termasuk dalam Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup).
"Nah nemu juga ni tanaman"
Nata mulai mencabut tumbuhan pakis haji, namun Nata merasakan ada yang aneh ketika Nata memegang tumbuhan tersebut.
"Ko perasaan gue gak enak yah"
Saat Nata melihat untuk meneliti daun nya, ternyata dia memengang ulat bulu.
'Aaaaaaaaaaa'
Nata menjatuhkan pakis haji, dan berlari.
'Brukkk'
"Aww jidat gue" pekik Nata.
"Ngapain lari-lari?" Tanya Darrel.
"Lo ngapain si, diem di sini? ngalangin jalan aja. Jadi sakit kan jidat gue, kena dada lo, mana keras banget lagi." Ucap Nata sambil mengusap ngusap jidat nya.
Darrel memajukan wajahnya ke depan Nata.
"Gue yang ditabrak, ko lo yang ngegas si Nat"
Nata diam, dan mundur perlahan, tidak ingin hal-hal yang aneh terjadi. Namun sedetik kemudian, Darrel meraih tangan Nata.
"Sini, biar gue olesin salep dulu di tangan lo"
"Gak usah" Nata melepaskan genggaman tangan Darrel.
Darrel meraih kembali tangan Nata, dan membawanya ke uks. Nata sempat menolak, namun genggaman tangan Darrel terlalu kuat, akhirnya Nata pasrah mengikuti Darrel dari belakang.
Sampai di uks, Darrel menyuruh Nata duduk, dan ia mengambil salep anti gatal.
Darrel mengoleskan salep itu, perlahan, di tangan Nata. Jarak mereka hanya beberapa senti saja.
'ish, ko ganteng yah kalo dilihat dari deket gini' Batin Nata, mulai tak nyaman dengan jarak yang tercipta.
"Udah gue olesin, lain kali hati-hati Kananta" Darrel melihat wajah Nata dengan tatapan hangat nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Kata
Novela Juvenil"Kasian ya jadi hujan" "Kenapa, ko kasian?" "Suka dibuang terus sama langit" "Ya itu memang takdirnya hujan" "Meski hujan sudah tau akan selalu dibuang langit?" tanya Nata. "Bahkan hujan selalu ikhlas untuk terjatuh beribu kali bahkan berjuta kali...