『 Chapter 8 』

381 21 6
                                    

"Bagaimana kabar mu rubah? Sudah 7 tahun kita tak jumpa?"

"..Reina.. maaf tidak mengenalmu, kau sudah banyak sekali berubah sejak terakhir kita bertemu."

"Banyak hal yang terjadi setelah kita berpisah, kau juga ikut berubah dari periang menjadi pendiam."

"Aku akan bahas nanti, kenapa adikku menjadi seperti ini?"

"Dia melawan salah satu bawahan raja iblis."

Mendengar apa yang telah disampaikan, kini suasana menjadi serius.

"Jadi ia menggunakan Teknik Larangan itu, tapi kenapa dia ingin mengorban jiwanya kepada Roh Dewa kita yang jahat itu."

*********

"Ini dimana?"

Sekitar lingkungan Kamiyuki menjadi gelap gurita.

"Selamat datang cucu ku, kau sekarang berada dialam bawah sadarmu."

Seorang perempuan muda cantik memakai yukata yang indah muncul dihadapannya.

"Cucu? Maaf kalau boleh tahu anda siapanya saya?"

"Mungkin orang tua mu belum memberitahukan diriku, baiklah mari kita perkenalan. Roh Dewa yang paling jahat dari semua roh adalah?"

"..Tunggu.. ja-ngan bilang, kamu Mizuki Odama yang terkenal membunuh semua makhluk dan menyebabkan perang dimasa lalu kan!?"

"Yah, dan kau itu cucu ku, Kamiyuki Kurosaki. Aku sudah membantumu melawan sampai tadi. Seharusnya kau berterima kasih kepadaku?"

"..Tapi.. aku bingung ingin memanggilmu dengan sebutan apa? Kalau aku memanggil nenek-nenek nanti kamu marah."

"Hhmm.. eh? Kamu barusan bilang nenek-nenek."

"Pengennya, soalnya kau memanggilku cucu."

Tidak lama kemudian pipi yuki dicubit oleh perempuan tersebut.

"S-s..a..kit..!"

"Kamu duluan mulainya..."

*********

"Kalau boleh tahu, maksud dari kata Roh Dewa Jahat itu barusan..?"

"Dia adalah leluhur kami, Mizuki Odama yang terkenal akan kejahatannya hingga hampir membuat kiamat didunia ini."

"Tapi, apa kaitannya dia dengan adikmu ini?"

"Mungkin mereka memiliki kekuatan yang sama, konon keluarga kami akan mendapatkan seorang anak perempuan dan anak tersebut berubah menjadi jahat sama dengan leluhur kami dan dia akan merebut tubuh adikku."

"Sudah berapa lama ramalan itu ada?"

"Sekitar 750 tahun yang lalu, tidak ku sangka aku harus membunuh adikku disini sekarang juga.."

Raut wajahnya yang awalnya khawatir, kini menjadi semakin sedih.

"Apa tidak ada caranya dari pada harus membunuh adikmu yang baru saja beristirat? Memang.. maaf aku yang salah."

Matanya melihat temannya berlinang air mata.

*********

"Kuharap kau mengerti untuk tidak memanggilku dengan sebutan nenek-nenek."

"Iya aku tahu, sakit nih.."

Re : Life to The Game[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang