HARD LOVE

1.9K 63 1
                                    



Ilona sedang berada di ruangannya. Ia baru saja tiba ke ruangannya, setelah meeting siang ini. Ia merasa lelah, terlebih ia belum sarapan sama sekali. Ia mengecek Ponselnya, dan tak lama ponsel itu berdering.

"Dia sudah kembali, kemarin sore.. apa kau ingin membuat janji bertemu?" Tanya seseorang dalam sambungan telepon. Ilona tersenyum, ia kemudian menolak.

"Tidak perlu, dia akan menemuiku. pasti dia akan menemuiku." Ucap Ilona dengan percaya diri.

"Baiklah, semoga beruntung." Ucap seseorang di sebrang sambungan telepon. Ilona menutup sambungannya, tak lama sekretarisnya datang dan membawa satu bucket besar bunga mawar merah yang cantik.

"Ini nona, ada yang mengirim bunga.." ucap sekretaris yang terlihat kewalahan, Ilona bangkit dan menghampiri sekretarisnya ia memegang bunga berukuran besar itu.

" ucap sekretaris yang terlihat kewalahan, Ilona bangkit dan menghampiri sekretarisnya ia memegang bunga berukuran besar itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ilona tahu siapa pengirimnya.
"Wow," ucap Ilona takjub. "Sungguh aku ingin bersumpah, aku tidak merindukan kirimannya, tetapi aku rindukan pengirimnya." Ucap Ilona. Dessy sekretarisnya hanya tersenyum. Lama sekali ia tak lihat Ilona tersenyum ceria.

Ponselnya berdering kembali. Dalam layar ia melihat fotonya dan foto pria yang ia cintai.
"Maukah makan siang denganku?" Tanya seseorang dalam sambungan teleponnya.

"Ummm, aku sedang berpikir. Mau tidak ya?" Tanya Ilona. Sikap itu yang sangat di rindukan kekasihnya.

"Segera ke lobby, aku sudah hampir sampai." Ucapnya. Ilona semakin bersemangat dan sangat senang. Sambungan tersebut di putus sepihak, dan tanpa menunggu lama-lama, Ilona segera berkemas.

"Dessy, aku akan keluar kantor. Mungkin tidak kembali kemari lagi, handle semua oke?" Dessy mengangguk siap. Ilona berjalan tergesa-gesa. Ia turun memakai lift dan berjalan menuju lobby. Ilona terlihat sibuk memasukan ponselnya ke tas tentengnya.

Dari kejauhan, seorang pria berdiri rapi dengan kemeja hitam yang di lipat setengah lengannya, ia masih memakai celana bahan berwarna abu-abu. Dia terlihat tampan, dan menjadi pusat perhatian di kantor Hazley. Pria itu menatap lurus pada wanita yang sedang sibuk dengan tasnya, terlihat Ilona merapikan pakaiannya dan saat mulai berjalan lurus, ia mendapati prianya yang sedang tersenyum padanya.

"Oscar....!" Panggilnya dengan penuh kebahagiaan. Oscar tersenyum, ia menyimpan tangannya di saku, terlihat tampan dan mempesona. Ilona datang dan memeluk pria itu erat. Setelah 6bulan tak bertemu akhirnya kekasihnya datang padanya.

"Aku Merindukanmu, sangat sangat merindu." Mendapat pelukan hangat, Oscar begitu tenang. Oscar mendapatkan kembali hidupnya, hidupnya hanya Ilona.

"Bukan kau saja, ingat aku sangat tersiksa jauh darimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukan kau saja, ingat aku sangat tersiksa jauh darimu." Ucap Oscar. Ilona mendekap erat. "Ilona, kau tidak malu di lihat karyawan mu?" Tanya Oscar. Ilona menggelengkan kepalanya. Oscar tersenyum, ia tahu kekasihnya pasti menangis di bahunya.

"Baiklah, jangan buat kemeja ku basah Ilona," ucap Oscar lagi. Ilona menggelengkan kepalanya manja.

"Biarkan aku di pelukanmu beberapa saat, Oscar. Ini kenyamanan yang selama ini aku rindukan." Ucap Ilona. Oscar menarik napasnya, walaupun ia merasa tak nyaman dengan tatapan para karyawan, namun ia berusaha memberikan yang terbaik untuk perasaan kekasihnya itu.

"Silahkan bekerja seperti biasanya, jangan hiraukan kami. Terima kasih." Ucap Oscar. Dalam pelukan Oscar, Ilona tersenyum. Ia suka sekali membuat kekasihnya malu. Ia tahu Oscar bukan pria yang ingin terang-terangan mengungkapkan rasa cintanya.

"Ilona, aku mulai pegal." Keluh Oscar. Ilona mulai melepas pelukannya, ia mengenggam tangan Oscar dan menciumnya lembut. Ilona menyesap punggung tangan Oscar, dan Oscar rasakan itu.

"Terima kasih telah kembali, Oscar." Ucap Ilona. Oscar mengelus rambut Ilona dan tersenyum.

"Maaf membuatmu menungguku lama, aku sudah selesaikan kantor cabang di Eropa. Jadi aku kembali ke sini dan berharap tidak akan ada rasa tertinggal lagi. Kita akan utuh jika bersama." Ucap Oscar. Ilona mengusap lembut rahang tegas Oscar, dan kemudian mengecupnya dengan lembut.

"Aku percaya kau tak akan pergi lagi." Ucap Ilona. Oscar mengangguk, ia benar-benar mencintai Ilona, sangat mencintai Ilona.

Mereka pun berjalan pergi dari lobby. Ilona dan Oscar akan bersantap siang bersama. Tak ada hal yang indah selain bersama Ilona, itulah yang sering di katakan Oscar.

"Terima kasih, untuk bunganya." Ucap Ilona. Oscar mengerutkan dahinya. Ia merasa bukan dia yang memberikan bunga. Ia datang tidak membawa apapun, selain tubuhnya yang di rindukan Ilona.

"Aku tidak mengirimkan bunga untukmu sayang," ucap Oscar. Ilona menjadi bingung.

"Bukan kau, Lalu siapa...?" Tanya Ilona. Oscar menaikan bahunya.

"Mungkin pria yang menginginkanmu, Hey.. seorang Ilona tidak mungkin tidak disukai banyak orang." Ucap Oscar yang mulai mengendalikan dirinya, padahal ia ingin tahu siapa pengirim bunga itu.

Beraninya dia mengirim bunga untuk kekasihku... batin Oscar.

"Hmmm, aku hanya ingin di inginkan olehmu, tidak ingin yang lain." Ucap Ilona. Ilona bersandar di bahu Oscar, Oscar mengecup puncak kepala kekasihnya itu.

Sampailah mereka di restoran.
"Ingat restoran ini?" Tanya Oscar. Ilona mengangguk. Ilona keluar dari
Mobil Oscar, kemudian berjalan menghampiri Oscar dan menggenggam tangannya erat.

"Aku perlu memegangi dirimu, sebab disini banyak wanita yang pastinya akan melirikmu, aku benci dengan mata-mata mereka seolah menginginkanmu!" Ucap Ilona. Oscar terkekeh,

"Meskipun begitu, aku hanya menginginkanmu." Jawab Oscar.

"Ya, aku tahu." Jawab Ilona. Mereka masuk kedalam dan duduk di tempat yang masih kosong. Mereka memesan makanan, dan tangan itu tak pernah terlepas dari pemiliknya.

"Daddy menanyakan mu, katanya kapan kau akan resmikan hubungan ini, Oscar?" Tanya Ilona.

"Kau sudah siap menikah denganku?" Tanya Oscar. Ilona mengangguk. "Aku ingin kau tidak bekerja lagi setelah menikah, apakah kau sanggup?" Tanya Oscar. Ilona berpikir sejenak.

"Mengapa kau membatasi aku?" Tanya Ilona.

Oscar membelai wajah kekasihnya itu. "Aku tak membatasi, aku hanya ingin kau fokus dengan tugasmu sebagai istriku, menungguku pulang dan jika ada bayi nanti, aku ingin kau merawatnya, dan kemudian membesarkannya seperti halnya ibuku." Ucap Oscar.

"Apa tidak boleh aku berkerja?" Tanya Ilona. Oscar mengangguk.

"Aku tidak mau melihat istriku kelelahan." Ucapnya dengan wajah yang manis. Ilona tersenyum,

"Jika aku tidak bekerja, siapa yang menjadi penerus di perusahaanku Oscar, kau tahu sendiri aku anak satu-satunya, jadi aku memiliki tanggung jawab yang penuh." Ucap Ilona.

"Oh Ilona, kau lupakan sesuatu? Aku tidak menyukai bantahan mu" ucap Oscar. Ilona tersenyum, kemudian ia berbisik halus.

"Aku tidak akan membantahmu, sekalipun aku terikat di ranjang dan kau mulai menyiksaku." Ucap Ilona. Oscar tersenyum, Ilona mulai nakal.

"Kau nakal, sayang." Bisik Oscar.
Tatapan Ilona begitu menggiurkan, Oscar sangat tidak sabar akan bercinta dengan Ilona yang sangat mengimbanginya.

16.44 apartement Oscar.

Oscar membawa Ilona ke apartementnya, baru saja pintu apartement tertutup, Oscar dengan ganas menyerang Ilona. Mendapat serangan dari Oscar, Ilona sangat senang. Oscar mulai melucuti pakaian Ilona satu persatu. Ilona menyukai sikap kasar Oscar.

"Aku akan memulai kembali, kau siap?" Tanya Oscar. Ilona tersenyum, dengan raut wajah bahagia dan penasaran.

"I'm Ready MR." Bisik Ilona nakal. Oscar semakin Tersulut dan memulai aksi seks gilanya.

HARD LOVE  (End Of Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang