HARD LOVE

792 37 0
                                    


Oscar pulang ke rumah dengan keadaan frustasi, tak ia dapatkan kabar dari Ilona, ponselnya tersambung namun tak ada jawaban sama sekali, ke rumahnya pun ia tak ada, bahkan keluarganya mengatakan bahwa Ilona pergi berlibur. Tidak mungkin sekali Ilona pergi berlibur setelah kesakitan yang ia dapatkan.

Viona terlihat sedang berada di taman belakang, dia sedang memberi makan ikan koi yang berukuran besar. Oscar memperhatikannya sebelum akhirnya ia melangkah ke kamarnya. Dikamar ia membuka lemari es kecilnya yang berisi alkohol, ia ingin mabuk hari ini. Ia mengunci kamarnya, dan menenggak minuman itu langsung dari botolnya.

Viona berjalan menuju kamarnya, terlihat dari jendela rumah, mobil Oscar sudah terparkir rapi.

Apa Oscar sudah pulang? Pikirnya.

Viona memastikan keberadaan Oscar, ia berjalan keluar rumah, ia bertanya pada penjaga rumah, dan benar saja, Oscar sudah kembali. Ilona berjalan kembali menuju kamarnya. Ia mengirim pesan pada Oscar.

Kau sudah pulang? Mengapa tak menemuiku, maaf aku tak tahu kau akan pulang secepat ini, jadi aku tak menyambutmu...

Pesan terkirim!!

Di kamar Oscar sedang duduk dan minum, ia melihat ponselnya berdering, terlihat dari layar nama Viona. Ia membuka pesan tersebut.

Ya, aku di kamar... aku merasa lelah, Istirahatlah Viona..

Pesan terkirim!!

Viona tersenyum dengan sedikit perhatian dari Oscar. Ia pun membaringkan tubuhnya dan memejamkan matanya perlahan.

Oscar semakin tidak karuan, ia menenggak habis minumannya, ia sudah mabuk berat, ia rasakan pusing di kepalanya.

"Ilona, dimana kau?!! Aku hanya mencintaimu....." teriak Oscar. Oscar tertawa, ia menangis ia hilang kendali.

"Kesalahan bukan Padamu, Ilona... tapi pada keluarga kita, keluarga kita yang mempersulit hubungan ini!! Ilona, kuharap kau mengerti!!!" Teriak Oscar di balkon kamarnya. Balkon yang terhubung ke taman belakang, otomatis teriakan itu terdengar di kamar Viona. Viona yang baru saja memejamkan mata kini membukanya kembali.

Oscar...? Batinnya. Viona keluar kamarnya, ia mendengar Oscar berbicara tak jelas.

"Ilona... dengar ini!! Dengar yang ku katakan sayang, aku akan tetap mencintaimu, sampai kapanpun.. tak akan ada yang mampu merubah cinta ini, Ilona......! Dengar itu baik-baik...! Aku mencintaimu, Ilona.... kembalilah, dimana kau bersembunyi..." teriakan itu semakin jelas. Viona diam, dia merasakan sakit di hatinya kenyataannya begitu sulit.

"Betapa terlukanya kau Oscar dengan kejadian ini, kau--,"

"Ilona...?!!!!! Kau tak tahu aku sama terluka dan hancurnya, seperti dirimu.." teriak Oscar lagi dan lagi.

Viona kembali masuk ke dalam kamarnya, di rumah itu sepi, Mommy dan Daddy sedang pergi mengurusi pernikahannya nanti. Oscar semakin gila semakin menjadi-jadi, ia terus mengoceh.

Seorang Oscar kini berteman baik dengan alkohol, seorang Oscar kini lebih senang mengurung diri di kamarnya, seorang Oscar kini jauh dari kata ramah, sikap dinginnya menjadi-jadi.

Hingga satu minggu telah berlalu, Oscar semakin dekat dengan alkohol. Semua orang di rumahnya tak bisa mencegahnya, sehingga membuat Adam menyita semua minuman di kamar Oscar. Oscar harus normal saat pernikahannya tiba. Oscar diam di kamarnya, sedangkan Viona merasa kecewa, Oscar hilang kendali, dan ia tak tahu harus bagaimana.

Daniel pergi mengurusi pekerjaan di luar kota, padahal ia sedang memulihkan hati seorang wanita. Daniel dan Ilona siap, Ilona sudah dalam tahap normal, dia sudah memiliki semangat hidupnya kembali. Ilona dan Daniel semakin dekat.

"Aku ingin tanyakan sesuatu Padamu Ilona, apakah kau siap datang ke pernikahan Oscar?" Tanya Daniel. Ilona mengangguk perlahan.

"Kau bilang aku harus menjadi wanita yang tangguh dan kuat tentu aku akan datang. Memberinya selamat." Daniel tersenyum.

Ilona memiliki rencana sendiri sembuhkan luka hatinya, Daniel ada di deket nya, dan ia bisa memanfaatkan Daniel, ia tahu Oscar tak akan mampu melihatnya dekat dengan pria lain sekalipun itu adiknya sendiri.

"Makan lagi dagingnya..." titah Daniel. Ilona menggelengkan kepalanya.

"Sudah, kau tak tahu aku menimbang berat badanku selama di sini, karena udara disini dingin aku jadi suka makan, Daniel! Berat badanku naik 2kg! Ya Tuhan, apa aku gemuk??" Tanya Ilona mengkhawatirkan dirinya sendiri.

Daniel terkekeh, kekhawatiran Ilona begitu lucu.
"Kau tidak gemuk, kau pas dengan tubuhku! Maksudku.. pas saat di peluk." Ucap Daniel.

"Kapan aku memelukmu?" Tanya Ilona.

"Tidak pernah, tapi aku yang suka memelukmu." Daniel mendekat dan mendekap erat Ilona. Ilona diam, mendapat pelukan Daniel ia tak menampik rasa nyaman itu, hanya saja Ilona harus tahu batasan.

"Aku tahu Daniel, kau memeluku karena kau iba padaku, kau kasihan padaku, dan kau merasa bersalah atas perbuatan kakakmu, benar begitu?" Tanya Ilona.

"Hmmm, bisa jadi." Jawab Daniel.

"Aku tidak mau merasa nyaman di dekatmu, bisa-bisa aku jatuh cinta Padamu, bagaimana?" Tanya Ilona. Daniel tersenyum. Ia tahu, Ilona sedang berusaha mempermainkannya, wanita nakal itu tak bisa bohongi dirinya.

"Jika kau jatuh cinta, aku tak akan menolaknya." Ucap Daniel, Daniel melepas dekapannya. Ia menatap Ilona lekat-lekat. Daniel membelai wajah Ilona dengan lembut.

"Apa yang kau lihat?" Tanya Ilona ketika ia bertemu pandang dengan Daniel.

"Sesuatu yang aku cari." Ucap Daniel. Daniel menarik dagu Ilona hingga Ilona menengadahkan wajahnya.

Jantung Ilona berpacu, tak ia pungkiri tatapan Daniel sama tajamnya dengan Oscar. Hanya saja Daniel memperlakukannya begitu berbeda, namun rasanya tetap sama.

"Apa?" Tanya Ilona seraya menahan napasnya yang semakin menderu. Daniel melingkarkan tangan kanannya di pinggang Ilona sedangkan tangan kirinya mengelus indah lekuk wajah cantik Ilona.

"Entahlah, aku hanya merasa...." tangan Ilona melingkar di tengkuk Daniel, mereka saling memberi tatapan tajam dan terkesan erotis.
Ilona memejamkan matanya, memberi akses Daniel mengecup dagunya, kemudian turun ke lehernya dan Ilona terbakar!!!

Ilona menarik wajah Daniel, ia mulai melumat bibir Daniel dengan gemas.
"Kau mulai mempermainkan aku, Daniel?" Bisik Ilona. Daniel tersenyum nakal.

"Kau tetap nakal, Ilona." Daniel memperdalam ciumannya. Ilona mendapat serangan yang begitu menuntutnya. Ciuman Daniel begitu meracuni pikirannya, Real! Daniel, ia tak membayangkan bahwa ciuman ini dari Oscar, Real Daniel! Apakah ia mulai terbiasa? Mereka berciuman di taman belakang, sore hari Nan indah ini di nikmatinya dengan ciuman yang panas, mereka tidak menyadari ada orang yang datang, hingga ciuman itu terlepas ketika seseorang mengatakan...

"WHAT?!!!"

Ciuman itu terlepas, keduanya saling melempar wajah berlawanan, terlihat gugup, dan ya!!! Namun beberapa detik setelah mereka kembali dan sadar dengan orang yang datang, keduanya terkejut bersamaan.

HARD LOVE  (End Of Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang