Daniel menunggu, beberapa hari setelah kiriman bunga tak ada tanda-tanda wanita itu mengabarinya. Daniel menjadi bertanya-tanya sendiri. Siang ini ia sudah mempersiapkan pakaian untuk datang ke acara pertunangan Marcel sahabat baiknya. Dia harus terlihat tampan walau sebenarnya semua sudah lengkap menempel di tubuh Daniel. Daniel memiliki sikap konyol dan baik hati, tidak seperti Oscar yang terlihat tegas, dan cenderung dingin. Marcel sudah mengirim pesan, ia memohon agar Daniel datang lebih awal untuk berada di sampingnya, agar ia tidak merasa gugup.Daniel kacau, ia tak mau kalah dengan kenyataan. Daniel mencoba meminta Nadya untuk menyambungkan teleponnya ke perusahaan Hazley. Ia tak peduli apa kata Nadya yang jelas ia tak terima di perlakukan begini.
"Hallo?" Suara jawaban dari sebrang telepon. Daniel tersenyum, nyata itu adalah suara wanita cantik yang tidur dengannya.
"Ingat aku?" Tanya Daniel dengan percaya diri.
"Tidak, aku tidak suka dengan penelepon main-main, lagi pula aku tak hapal suaramu, terima kasih!" Sambungan telepon pun terputus sepihak, benar-benar di luar dugaan. Daniel merasa jiwanya mendidih bagaimana bisa dirinya di campakan seorang wanita.
Ini tidak bisa di biarkan!
Mengapa dia campakan aku begitu saja? Biasanya aku yang mencampakkan para wanita di luar sana...
Batin Daniel bergejolak, rasanya ia kesal dan sulit di percaya.Hingga sore hari menjelang malam Daniel sudah siap dengan pakaiannya yang rapi.
Daniel siap, Marcel pun demikian, Daniel bisa melihat betapa tampannya sahabatnya itu. Ia terlihat gagah, dan gugup juga.
"Jangan gugup, ada aku di sampingmu, Marcel." Marcel menepuk bahu Daniel. Marcel berjalan, keluar kamar hotel bersamaan dengan Daniel. Sesampainya di aula mereka pun bergabung dengan keluarga Marcel, mereka menunggu kedatangan Alexa."Daniel, kau begitu tampan sekali sayang." Ucap Tante Marini, ibu dari Marcel. Daniel tersenyum dan memeluk tante Marini, sedangkan Marcel mendelik sebal.
"Aku yang menjadi mempelai pria disini Mom, kenapa tak puji diriku? Padahal aku anakmu!" Ucapnya dengan bibir yang cemberut. Marini terkekeh, begitupun dengan Daniel.
"Kau memang mempelai pria disini tapi tidak menuntut kau lebih tampan dariku, Marcel." Marcel mendelik sebal, Mommy Marcel atau Marini membelai putranya itu.
"Kau sangat tampan, siapa yang tidak memuji putranya sayang, kau putra tertampanku." Ucap Marini. Marcel tersenyum,
"Yes mom, aku putra tertampan karena kakak dan adikku wanita semua." Marini tersenyum gemas.
"Anak pintar!" Ucapnya. Daniel menggelengkan kepalanya, dan tepuk tangan meriah membuat semua berbalik menuju dari mana datangnya suara. Mempelai wanita datang, calon istri Marcel sudah datang, berjalan dengan anggunnya memakai gaun berwarna biru yang indah. Disisinya berjalan seorang gadis cantik, samar Daniel memperhatikannya, hingga sang wajah cantik itu nampak berseri, tersenyum dengan mengembang dan hati terasa senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARD LOVE (End Of Love)
RomansaPeringkat 1 kategori akhir #1 Akhir Ikatan yang terjadi bukan perkara yang mudah, keduanya berharap akan akhir hubungan yang indah, namun kenyataannya adalah... semua berakhir dengan pengkhianatan yang membuat luka cukup dalam. Akankah perasaan y...